Terkait dengan rencana PHK 1.300 karyawan Merpati Nusantara Airlines,
Maskapai Penerbangan Nasional yang konsentrasi rutenya menuju kawasan Indonesia
Timur, seorang pegawai Merpati sebut saja namanya Soemarsono, mengaku
ketar-ketir.

Soemarsono sudah bekerja di Merpati sebagai supir selama
enam tahun. Selama ia bekerja, ia sama sekali tidak tahu kondisi keuangan
perusahaannya yang ternyata sedang kolaps. “Yang saya dengar dari teman-teman,
Merpati punya utang cukup banyak kepada pihak ketiga.” katanya singkat.

Pekan kemarin usai rapat terbatas dengan Wakil Presiden Jusuf
Kalla, Meneg BUMN, Sofyan Jalil, mengungkapkan pemerintah akan menyuntikkan dana
Rp 300 miliar kepada Merpati. Suntikan dana adalah bagian restrukturisasi
Merpati yang keuangannya sungguh morat-marit. Saat ini Merpati menanggung utang
sebesar Rp 2,3 triliun, padahal asetnya hanya sekitar Rp 1,4 triliun saja.

Dana sebesar Rp 300 miliar tersebut akan digunakan untuk
membayar pesangon 1.300 karyawan Merpati. Sisanya akan digunakan untuk
melakukan perawatan teknis armada, pemindahan armada ke Makassar
dan untuk modal kerja.

Sebelum disuntikan dana segar, pemerintah melalui Menteri
Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Merpati akan diaudit dulu baik. Sempat
terlontar juga opsi pemberian dana ini akan melalui PT. Perusahaan Pengelola
Aset (PPA).

Keputusan pemberhentian 1.300 karyawan merpati inilah yang
membuat Soemarsono ketar-ketir. Meski ia belum tahu siapa-siapa saja yang di
PHK, Soemarsono terlanjur merasa gelisah. “Soalnya dimana-mana yang kena PHK
pasti karyawan kecil seperti saya.” Soemarsono saat ini masih bekerja seperti
biasa, tapi di kantornya, gonjang-ganjing tentang pemutusan hubungan kerja ini
sudah tersebar luas dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan karyawan.

Pemerintah dan Merpati sendiri memang sudah mengisyaratkan
akan memebrhentikan 1.300 karyawan Merpati demi efisiensi dan restrukturisasi
Merpati.

Sebetulnya bukan karyawan kecil macam Soemarsono saja yang
mungkin bakal dipecat, tetapi juga para tenaga profesional seperti pilot dan co
pilot. Tetapi untu untuk PHK Pilot, Merpati akan berkoordinasi dengan pihak
Garuda.

Rasa gelisah Soemarsono pasti juga dialami oleh ribuan
karyawan Merpati yang lain. Mereka hanya pasrah akan keputusan ini. “Asal
pesangonnya dibayar layak dan sesuai, saya rela di pecat dari Merpati, pokoknya
jangan sampai seperti karyawan PT Dirgantara Indonesia yang terkatung-katung itu
deh.” ujar Soemarsono lirih membandingkan karyawan PT. DI yang sampai sekarang
masih memperjuangkan nasib mereka setelah dipecat.

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31795

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

MedicIns

Lebih dari 10 Program Asuransi Kesehatan

Klik www.TryApril.com         Email : Info@ThinkApril.com

Telp. 1-800 281 6175