Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Republik Indonesia merencanakan, bahwa ibu kota negara Indonesia akan pindah ke Kalimantan.

Hal tersebut disampaikan Rudy Soeprihadi Prawiradinata selaku Deputi Bidang Pengembangan Regional Kemen PPN/Bappenas saat menjadi narasumber pada perkuliah umum di Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Jawa timur, Senin (29/07).

“Ibu kota akan dipindahkan ke Kalimantan dan pemidahan ini salah satunya agar Indonesia sentris dan seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia”, kata Rudy.

Mengingat lanjut Rudy, Kalimantan memiliki lahan yang luas dan relatif aman bencana. Namun yang perlu kita pahami pemindahan ibu kota negara akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta untuk mendorong perdagangan antar wilayah di Indonesia.

“Presiden ingin memastikan pembangunan itu lebih merata”, tutur Rudy.

Lebih dalam Rudy menjelaskan, sebenarnya ada tiga alternatif, yang pertama ibu kota tetap di DKI, tapi semua perkantoran pemerintahan ada disana atau jadi satu atap di masing kantor Kementerian atau lembaga. Namun, ini tidak menyelesaikan masalah pemerataan pembangunan dan pemerintah ingin Indonesia Sentris bukan Jawa Sentris lagi.

Kemudian yang kedua, ibu kota pindah ke dekat Jakarta, seperti ke Jonggol atau Maja. Tapi itu sama tidak masalah, kenapa? Karena daya dukung jawa sudah berat sekali.

“Sebagai contoh daya dukung air bersih di Jakarta dan di Jawa Timur sudah merah sekali artinya sudah memasuki krisis”, ungkapnya.

Dari sisi jumlah penduduk, 50 persen lebih penduduk Indonesia itu berada di Pulau Jawa. Sementara itu, diwilayah-wilayah lain kurang dari 20 persen. Sumatera 20 persen.

Kemudian dari sisi ekonomi, hampir 35 tahun terakhir kontribusi sumbangan ekonomi Jawa itu hampir 58 persen, sementara itu diwilayah  lain sama yaitu hampir 10 persen. Artinya, distribusi pembangunan ekonomi belum optimal, pemerintah sudah berupaya dengan pembangunan infrastrukturnya.

“Jawa kan sudah terbangun, sehingga akan dilihat investor swasta. Investor akan melihat dari sisi keuntungan dong. Ngapain akan berinvestasi jika tidak untung”, jelasnya.

Belum pertumbuhan ekonominya. Jawa itu pertumbuhan ekonominya 5,7 persen, lebih tinggi dari wilayah-wilayah lain.

“Jika tetap seperti ini, akan semakin tidak imbang. Maka itu, pemerintah mengambil alternatif yang ketiga dengan memindahkan ibu kota ke Kalimantan”, tutur Rudy kembali.

Tapi harus dipastikan memilih tempat untuk ibu kota harus memenuhi beberapa kreteria. Indonesia adalah negara maritim, salah satunya kreterianya adalah akses ke laut lebih mudah dan dampak bencana relatif kecil. Dan dari hasil penelitian, Kalimantan memiliki dampak perekonomian yang paling positif dibangdingkan daerah-daerah lain untuk di jadikan ibu kota negara.

Rudy memaparkan, Pemindahan ibu kota itu hanya salah satunya untuk pendistribusian perekonomian lebih baik lagi. Tapi pemerintah akan mendorong pembangunan kota-kota metropolitan baru di Indonesia.

“Lima tahun ke depan saja, pemerintah akan membangun empat proyek kota metropolitan di Palembang, Makasar, Banjarmasin, dan Denpasar”, ungkap Rudy.

Menurut Rudy, pembangunan kota-kota metropolitan itu juga akan mendorong perekonomian. Contohnya, Jabodetabek kontribusi terhadap perekonomian nasional mencapai 20 persen, artinya 1/5 dari perekonomian di Indoinesia tumbuh berada di Jabodetabek. Jadi, pembangunan kota-kota metropolitan akan mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

“Tapi semua disiapkan dengan bagus dalam segala hal”, pungkas Rudy.