KabariNews – Bagi Anda yang mengaku pencinta kuliner super pedas, belum lengkap rasanya jika belum menjajal panganan super pedas asal Bandung yang satu ini. Berani mencoba?

Anda pernah makan keripik singkong? Berbeda dengan keripik singkong pada umumnya, keripik Maicih punya rasa khas yang bisa membuat penikmatnya ketagihan. Cemilan super pedas yang satu ini mulai menjelma menjadi kesenangan jajanan yang sangat disukai di Kota Bandung.

Keripik ‘setan’ Maicih bukan saja luar biasa rasanya, tapi juga menjadi cemilan ‘wajib’ anak muda Bandung, pasalnya sempat beredar anggapan ‘ngga’ gaul kalau belum coba sensasi pedas keripik Maicih.

Populernya keripik Maicih bukan tanpa sebab. Keripik singkong ini rasanya gurih, renyah dan dipadu dengan racikan bumbu rahasia yang dapat ‘menggoyang’ lidah penikmatnya. Lebih spesial lagi rasa super pedasnya bisa bikin ketagihan.

Siapakah Maicih?

Sosok seorang wanita berkonde di bungkus keripik pedas Maicih menjadi misteri sejak kemunculannya. Siapakah Maicih?

Reza Nurhilman sang pengagas sekaligus pemilik keripik Maicih, awalnya hanya sekedar coba-coba, tapi siapa yang menyangka kini hasilnya bisa sampai miliaran rupiah.

Maicih adalah bentuk kerinduan Reza pada masa kecil. Mengenang masa lalu Reza yang akrab disapa Axl menceritakan awal mula ide penggunaan nama Maicih. Sosok Maicih adalah nyata, lekat dalam ingatannya, wanita
paruh baya berkebaya dan berkonde siput yang selalu menenteng dompet kecil.

“Bagi saya, Maicih adalah bagian dari kerinduan dan kenangan saya saat masih kecil. Dulu kalau minta uang, ibu sering menyuruh saya langsung mengambilnya dari dompet Maicih” ujar Axl.

Beberapa tahun kemudian, setelah lulus SMA, Axl bertemu lagi dengan sosok yang persis dengan masa lalunya. Wanita berkonde itu adalah penjual keripik pedas, dan inilah awal Axl menemukan peluang bisnis.

“Kami bekerja sama sampai akhirnya saya mendirikan usaha sendiri dan memasarkannya dengan merek dagang Maicih,” ungkap mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha itu.

Axl mulai memasarkan keripik pedasnya pada Juni 2010 lalu. Keripik diproduksi dalam beberapa tingkatan rasa pedas. Namun setelah tiga bulan dipasarkan, tingkat 3 dan tingkat 5 yang lebih disukai pembeli.

Untuk membedakan tingkatan Maicih, bisa dilihat dari warna kemasan. Maicih tingkat 3 rasanya pedas sedang, dikemas dengan logo warna abu-abu, sedangkan tingkat 5 rasa super pedas dikemas dengan logo berwarna merah.

Masih kurang pedas? Jangan khawatir, Maicih masih punya persediaan yang lebih dasyat, namun sayangnya ini hanya diproduksi pada hari-hari tertentu saja. Keripik ‘setan’ tingkat 10 jadi produk limited edition karena rasa pedasnya yang dahsyat dan diproduksi pada hari-hari tertentu saja.

Sebuah usaha perlu pengorbanan, itulah yang dilakukan Axl. Meski kini ia telah jadi ‘presiden’ yang membawahi 80 ‘jenderal’ (sebutan untuk agen penjual yang tersebar di seluruh Indonesia) tapi Axl pun memulai usahanya dari nol. Ia memasarkan produk pertamanya dari mulut ke mulut, teman-teman, dan mengantarkan sendiri setiap pesanan sampai akhirnya bisnis cemilan ini populer.

Dari bulan ke bulan pesanan keripik ‘setan’ Maicih pun terus meningkat. Barisan panjang pembeli kerap ditemui di setiap gerai Maicih. Bahkan di Bandung pemesan dibatasi, setiap pembeli hanya boleh membeli 3 kantong keripik, supaya semuanya kebagian.

“Ternyata brand Maicih yang nyeleneh dan berbeda serta rasanya yang disukai lidah Indonesia membuat orang suka,” kelakarnya.

Berani mencoba tantangan super pedas Maicih? Gerai Maicih di Heaven Book Store Jalan Raden Patah no. 12 Bandung. Satu kantong harganya Rp 11.000 untuk kawasan Bandung, sedangkan di Jakarta, Maicih dijual dengan harga Rp 19.000. (Pipit)