Khairunnisa Mentari SemestaBisa sekolah dan tinggal di Amerika Serikat tentunya jadi impian dari banyak pelajar Indonesia. Sama seperti Khairunnisa Mentari Semesta, yang bangga karena terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa pelajar ke Amerika dan menetap selama 1 tahun.

Siswi SMA 3 Yogyakarta ini mengaku sebelumnya tidak pernah menyangka namanya akan masuk dalam daftar penerima beasiswa.  Pada acara perayaan satu dekade program pertukaran pelajar Indonesia dengan AS, Youth Exchange Student (YES) yang digelar di kediaman Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel (1/7), Nisa sedikit menceritakan pengalamannya selama tinggal dan belajar di Negeri Paman Sam.

Gadis manis berjilbab ini pertama kalinya menginjakkan kaki di AS pada Agustus 2012, dan selama 11 bulan ia tinggal bersama keluarga Bloomgarden di Minnesota, Amerika Serikat. Hampir setahun Nisa cuti sekolahnya di SMA 3, Yogyakarta, demi menjalani kegiatan (beasiswa) di SMA Pipestone, Minnesota. Tak hanya sekolah, kegiatan Nisa selama di AS juga diisi dengan hal positif, salah satunya mengikuti lomba.

Ia bersyukur bisa lolos bersama 80 peserta lainnya, pasalnya dari seluruh Indonesia ada 8.000 peserta yang mengajukan program tersebut. “Dari 8.000 peserta, saya berhasil masuk dalam 80 orang yang dikirim dan didanai oleh Departemen Luar Negeri AS” paparnya bangga.

Punya kesempatan emas bisa belajar dan menginjakkan kaki di AS tidak disia-siakannya, terbukti dengan prestasi yang berhasil ia raih saat tinggal AS. Nisa berhasil menjuarai lomba pidato di Universitas Negeri Minnesota pada 2012 lalu.

Sejak bersekolah di SMA Pipestone Nisa bergabung dengan tim pidato sekolah. Kebetulan ada kompetisi pidato, ia tertarik dan ikut berpartisipasi. Kompetisi mewajibkan peserta mengangkat salah satu topik, dan Nisa pun mengangkat topik yang cukup menarik, yaitu pembelajaran bahasa asing sejak dini. Berbekal pengalamannya yang sejak usia enam tahun telah mempelajari Bahasa Inggris, Nisa menyampaikan pidato dengan baik.

Nisa berhasil meraih posisi empat terbaik sampai kompetisi terakhir yang digelar di Southwest Minnesota State University. Dalam kompetisi pidato itu Nisa harus bersaing dengan 500 peserta untuk 13 kategori. Membanggakan, Nisa terus melaju ke tingkat selanjutnya dan akhirnya berhasil menyabet juara pertama dalam kompetisi pidato.

“Penyelenggara acara adalah Bina Antar Budaya yang tidak melihat kemampuan Bahasa Inggris yang fasih dari tiap kandidat. Melainkan mereka ingin mencari anak muda Indonesia yang bersedia menjadi Duta bagi negaranya,” papar Nisa.

Selain cerdas yang terlihat menonjol dari Nisa adalah, ia berjilbab. Meskipun berbeda penampilan ia mengaku selama di AS dirinya mendapat perlakuan sangat baik. Tidak ada diskriminatif terhadapnya pasca serangan teror bom Boston. Bahkan Nisa merasa, melalui kegiatan inilah ia merasa wajib mengenalkan Indonesia kepada warga AS. Ia pun menyadari banyak warga Indonesia yang anti AS, untuk itu ia ingin berperan untuk menjelaskan bahwa tidak semua warga AS seperti yang dibayangkan masyarakat Indonesia yang anti AS.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?56936

Untuk melihat artikel Pendidikan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

Pacific-States