Jika ditanya siapakah presiden Indonesia yang paling mengagumi
Amerika? Jawabannya bisa jadi Soekarno. 

Soekarno pernah berkata “Masa mudaku kupergunakan untuk memuja
pahlawan-pahlawan Amerika.” Dia juga pernah berkata “Aku merasa dekat dan
bersahabat dengan Thomas Jefferson,” dan ia buktikan kedekatannya itu dengan
memajang foto presiden Amerika Abraham Lincoln di ruang tamu Istana Kepresidenan
di Yogyakarta.

Abraham Lincoln memang sosok yang dikagumi Soekarno. Presiden Amerika yang tewas ditembak itu, bagi Soekarno adalah sosok yang bisa menginspirasi semua orang.

Lincoln  amat berjasa ketika membawa Amerika keluar dari perang saudara. Lincoln jualah yang mengakhiri masa buram perbudakan di Amerika melalui Proclamation Of Emancipation tahun 1863.

Saat terjadi perpecahan blok dunia antara blok barat dan blok timur,
Soekarno sempat didekati oleh masing-masing pemimpin blok, Amerika  dan
Uni Soviet.   Tapi Soekarno malah mengumpulkan negara-negara
Asia-Afrika untuk bersatu dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Konferensi
itu kemudian melahirkan sebuah gerakan yang terkenal,  gerakan non blok.
 

Terlepas dari kharisma dan rasa percaya diri Soekarno sebagai pemimpin
negara ‘bukan apa-apa’ pada masa itu, jelas membuat negara sekelas Amerika
kagum. Mereka sadar bahwa yang sedang mereka hadapi adalah ‘orang besar’.

Konferensi Asia-Afrika

Sebaliknya kekaguman Soekarno terhadap Amerika pun tidak berkurang,
gagasan-gagasan orisinil dari Amerika, dipraktekkan Soekarno ketika dia memimpin
Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955. Sebagaimana ditulis Iwan Kamah dalam
artikel lepas dalam rangka peringatan 100 tahun Soekarno,  Soekarno
memilih tanggal 18 April 1955 sebagai hari pembukaan Konferensi Asia Afrika
(KAA) karena ingin memperingati sebuah peristiwa ‘kecil’ 180 tahun lalu, yang
kemudian mengubah wajah Amerika.  

Malam itu 180 tahun lalu, seorang pria mengendarai kuda dengan kencang pada
di pedesaan New Hampshire.
Pria bernama Paul Revere dengan sigap membangunkan kaum pejuang revolusioner
Amerika yang sedang tidur dalam tenda, karena pasukan kolonial Inggris sudah
mendekat. 

Tindakan Revere tersebut menjadi begitu dikenang bagi bangsa Amerika.
 Karena peperangan yang terjadi pada pagi harinya di medanLexington,
menjadi awal perlawanan kaum revolusioner menuju kemerdekaan Amerika.

Dalam pidato pembukaan KAA, dengan tenang dan berwibawa dia memimpin
mengheningkan cipta untuk Albert Einstein, ilmuwan yahudi yang kemudian menjadi
warga negara Amerika yang wafat pada hari itu.  Dia juga menyebut
dalam pidatonya bahwa perang yang dibangunkan oleh Revere itu, sebagai perang anti-kolonialisme
pertama yang berhasil dalam sejarah manusia. Tak lupa dia membaca sajak dari
penyair AS Henry Wadsworth Longfellow tentang Revere. Padahal, notabene tamu yang hadir
kebanyakan anti-Amerika. Soekarno tetap percaya diri.

Kunjungan Soekarno ke Amerika  

Soekarno pertama kali mengunjungi Amerika pada dasarwarsa 50-an ketika
Amerika dipimpin Presiden David Dwight Eisenhower. Pada dasawarsa itu, meski
politik luar negeri Indonesia tidak
memihak blok barat maupun timur, kemesraan Indonesia-barat (baca: Amerika)
jelas terjalin.

Pada masa itu berbagai rombongan misi budaya, seni, sosial, olahraga dari
Amerika berdatangan ke Indonesia.
 Mereka menganggap negeri ini tempat nyaman yang dipimpin oleh seorang
yang cinta Amerika.

Saat itu, hampir 80% film yang beredar di Indonesia
berasal dari industri film Hollywood.
“Silahkan saja Anda mengekspor sebanyak judul yang Anda inginkan ke Indonesia”,
kata Soekarno suatu ketika saat menerima utusan AMPEA (American Motion
Pictures Exporters Association
), tentu saja Soekarno juga memberikan
syarat-syarat tertentu. Kalau dirunut, barangkali dari sinilah awal mula film-film Holywood
menyerbu Indonesia.

Tanda lain kekaguman Soekarno kepada Amerika adalah, dia punya helikopter
kepresidenan Hiller 360 buatan AS tahun 1951, jauh sebelum Presiden AS David
Dwight Eisenhower punya helikopter yang sama.

Mei 1956 atas undangan presiden Eisenhower yang biasa disapa Ike, Soekarno
menginjakkan kaki di Amerika untuk pertama kalinya. Dia dijemput langsung oleh
pesawat milik Ike, Columbine III,  dari Honolulu
menuju bandara Washington DC.  

Di bandara Washington DC, Soekarno disambut Wakil Presiden Richard
Nixon dan mendapat sambutan kenegaraan yang megah. Kabarnya, ini adalah salah
satu sambutan termegah pada masa itu yang diberikan pemerintah Amerika untuk
pemimpin negara dunia ketiga.  

Di Gedung Putih, Ike menyambut Soekarno dengan suka cita. Amerika saat itu
memang jelas membutuhkan sosok Soekarno untuk mendukung kebijakan luar
negerinya. Apalagi dunia saat itu baru saja pulih dari remuk redam perang dunia
kedua.

Kebetulan pula pemerintahan Ike yang memang mantan Jenderal Angkatan Darat
dalam perang dunia kedua, punya misi membawa tantanan dunia baru versi
Amerika. Tak heran dia memandang perlu menggunakan nama besar Soekarno untuk
merangkul kawasan Asia Tenggara.  

Ike jelas sangat menghargai pidato Soekarno dalam pembukaan KAA setahun
sebelumnya yang mengutip peristiwa Paul Revere. Dia bersama istrinya, Mamie,
menghadiahkannya sebuah replika piring perak Paul Revere.

Media dan politisi Amerika juga sangat menghargai Soekarno karena berhasil
menggelar pemilu paling liberal di dunia tahun 1955 untuk ukuran dunia ketiga,
tanpa darah. Sampai kini pemilu itu juga dikenang sebagai pemilu paling
demokratis dalam sejarah Indonesia.
Tak segan-segan pula Soekarna mengucap kalimat “Aku mencintai rakyat Amerika”
selama berkunjung ke Amerika.

Seperti ditulis Iwan Kamah dalam rangka memperingati 100 tahun Bung Karno di
Majalah Tempo edisi 3 Juni 2001, selama Soekarno di Amerika, dia memuaskan
hasratnya tentang Amerika. Dia mendatangi tempat-tempat yang menjadi ikon
Amerika, seperti  ke air terjun Niagara dan berkunjung ke Hollywood.

Saat mengunjungi Walt Disney bersama anak sulungnya, Guntur, Soekarno adalah presiden pertama di
dunia yang mengunjungi Walt Disney.  Padahal tuan rumahnya, Presiden Ike
Eisenhower malah belum.

Soekarno betul-betul menikmati kunjungannya ke Amerika, dia shalat di
Islamic Center Washington,
berkhotbah di Gereje Mormon di Utah, bertemu dan berpidato di hadapan anggota
Kongres.

Tak lupa sebagai ‘murid’ pahlawan-pahlawan Amerika, dia mendatangi Lincoln memorial, berziarah ke kuburan Thomas Jefferson dan George Washington.
 Seperti orang yang sudah saling kenal, Soekarno duduk sambil komat-kamit
membaca Surat Al-Fatihah di depan kuburan mereka.

Kunjungan Soekarno ke Amerika menghabiskan waktu 19 hari. Hingga kini kunjungan tersebut menjadi kunjungan Presiden RI terlama ke luar negeri.

Bersambung…

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33590

Untuk melihat Berita Indonesia / Khusus lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :