KabariNews – Dari generasi ke generasi, jamu telah menjadi minuman kesehatan. Kendati perkembangan teknologi membuat beberapa produsen sudah mengemas secara modern dan satu paket, tapi bukan berarti jamu alami tak diminati. Hal ini dibuktikan Lasmi penjual jamu gendong asal Sukoharjo.

Lasmi, adalah satu dari banyaknya penjual jamu gendong yang masih melestarikan jamu Indonesia. Merantau ke Jakarta dengan tekad berjualan jamu, ibu tiga anak ini tekun mengolah jamu dari bahan-bahan alami. Pasang surut sebagai penjual jamu pun telah Lasmi lakoni. Rendahnya minat masyarakat terharap jamu dan tingginya persaingan antar penjual jamu membuat Lasmi berpikir keras agar dapat bertahan.

“Saya berpikir keras bagaimana bisa menumbuhkan minat minum jamu, tidak mudah tapi saya tidak pernah putus asa, sampai akhirnya bisa seperti sekarang ini” papar Lasmi pada Kabari.

Usahanya berbuah manis, setelah berjuang selama lebih dari sepuluh tahun, tepat pada 2010 Lasmi sukses menjadi pengusaha jamu di Jakarta, bahkan banyak penghargaan yang sudah diraihnya. Wanita berkerudung ini pun telah dinobatkan menjadi Duta Jamu Indonesia.

Lasmi beserta anak dan anggota Paguyuban Jamu LestariLasmi memberi label Lestari pada jamu-jamunya. Sesuai namanya, dia berharap jamu tradisional tetap lestari sampai selamanya bahkan bisa menembus pasar internasional. Dibantu mertua, anak dan karyawannya, setiap hari Lasmi memproduksi jamu, diantaranya beras kencur, kunyit asam, temulawak, dan masih banyak lagi lainnya. Sejak berjualan dulu sampai saat ini semua bahan baku dipilih langsung oleh Lasmi, karena itu dia rela ke pasar untuk memilih bahan rempah berkualitas. “Saya belanja sendiri ke pasar, karena kalo ngga terbaik saya mau” paparnya.

Setelah mampu membangun usahanya sendiri, Lasmi merasa tiba gilirannya untuk berbagi ilmu. Dia merealiasaikan keinginannya tersebut dengan menyebarkan keahliannya membuat jamu dan meregenerasi tukang jamu gendong. Lasmi mengumpulkan sesama penjual gendong lainnya dan mendirikan komunitas yang diberi nama ‘Paguyuban Jamu Gendong Lestari’. Paguyuban tersebut didirikan Lasmi tidak hanya untuk mewadahi penjual jamu dalam menciptakan jamu berkualitas dan higienis, tapi disini juga Lasmi menebarkan kasih dengan menggandeng para penjual jamu gendong untuk saling bersilaturahmi dan saling membantu ketika ada kesusahan. Berkat kerja kerasnya, kini ‘Paguyuban Jamu Gendong Lestari’ sudah memiliki ratusan anggota yang tidak hanya berasal dari Jakarta tapi juga dari berbagai kota lain di Indonesia.

Tidaklah mudah bagi wanita kelahiran 1970 ini mengajak para penjual jamu gendong bergabung karena mereka enggan meluangkan waktu dan memilih fokus berjualan saja. Namun Lasmi tak putus asa, dia terus memotivasi bahwa ilmu yang didapatkan akan sangat berguna. Lasmi menekankan pada anggota bahwa industri jamu tidak boleh punah. “Jangan sampai warisan budaya kita lenyap, kalau bukan kita siapa lagi. Jamu harus dilestarikan” katanya.

Pada awalnya mereka berminat menjadi penjual jamu memulainya dengan menjual jamu produksi Lasmi sebanyak 10-15 botol per hari. Di sela-sela berjualan, mereka juga diajari cara membuat jamu. Untuk mendukung keterampilan mereka, terutama dalam hal pemasaran, anak-anak didiknya diajak ikut seminar dan workshop dengan biaya dari Lasmi.

Lasmi ingin jamu tetap dilestarikan, karena itu ia ingin anaknya Desy tetap meneruskan perjuangannya sebagai penggiat jamu tradisional. “Ayo lestarikan budaya Indonesia ini dan kita tingkatkan kualitas produk-produk kita. Jelilah memilih produk yang dijual, jangan gunakan merek asal-asal dan tetap ada nomor BPOM” kata Lasmi semangat.

Bakatnya meracik jamu sudah tidak diragukan lagi. Sejak kecil, dia terbiasa membantu nenek dan ibunya meracik jamu. Dari pengalaman itu dia hafal betul dengan semua aneka resep jamu tradisional.

Program Minum Jamu Gratis di Kementerian

Jamu LestariJamu yang diberi label Lestari semakin tersohor, tak hanya dikenal rakyat biasa. Jamu buatan Lasmi pun pernah diminum oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo. Beberapa menteri pun ikut ambil bagian dengan mencanangkan program minum jamu gratis di kementeriannya.

Lasmi sedang melayani minum jamu gratisProgram ini awalnya hanya dilakukan saat ada permintaan, namun pada 2014 Lasmi resmi ditunjuk untuk memasok jamu di kementerian. Sejumlah menteri mengusung gerakan minum jamu yang dijadikan ‘ritual’ setiap jumat di kementerian. “Alhamdulillah, era Pak Jokowi saya mendapat pesanan dari banyak kementerian, bahkan jadwalnya tetap. Setelah kegiatan olahraga pagi, ada program minum jamu gratis” katanya senang. “Ibu Menteri juga suka pesan, sekali pesan bisa 20 botol” imbuhnya lagi.

Ingin tahu lebih lanjut bagaimana Ibu Lasmi membangun usaha jamu tradisionalnya. Saksikan video berikut :