Muhamad FauziKabariNewsCerdas dan menginspirasi, inilah kisah seorang penjual jamu yang rela menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk ikut serta mencerdaskan bangsa, walaupun penghasilannya sehari hanya sekitar 50 ribu rupiah. Adalah Muhamad Fauzi yang akrab di sapa Baim, warga Jl. Sukorejo RT. 9 RW. 3 Kelurahan Sukorejo-Kecamatan Buduran-Sidoarjo, yang kesehariannya keliling dengan sepeda motor berjualan jamu sambil membawa buku bacaan betemakan edukasi. Baim, secara khusus dan sederhana menyulap sepeda motor miliknya sebagai sarana untuk berjualan jamu dan perpustakaan keliling. Dengan gratis, Baim menawarkan buku bacaan kepada setiap pembelinya maupun kepada warga yang berminat untuk membaca.

Lelaki yang hanya lulusan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) ini, sejak tahun 2008 sudah berjualan jamu. Kemudian pada tahun 2013, ia mempunyai ide untuk membuat perpustakaan keliling sambil berjualan jamu sebagai daya tarik pembeli dan menggugah minat orang untuk membaca. Ide ini terinspirasi saat Baim melihat setiap warung kopi yang menyediakan bacaan koran sebagai teman minum kopi ramai dikunjungi pembeli. Tetapi di balik itu, sebenarnya Baim menyimpan dendam. Saat ditanya oleh reporter KabariNews, kenapa dirinya menyimpan dendam? Baim menjawab, “Dulu ketika masa sekolah, saya merasakan sangat berat dan mahal untuk bersekolah. Untuk beli sepatu saja, orang tua saya tidak mampu, apa lagi untuk membiayai sekolah saya. kala itu, orang tua saya juga harus menyekolahkan sembilan adik saya. Makanya, saya hanya tamat SMP saja“ tuturnya. “Jadi saya ingin balas dendam dengan konsep saya yang sekarang, mereka (warga yang tidak mampu-red) harus lebih cerdas” ungkapnya menambahkan.

Baim, Penjual Jamu dan Perpusataan keliling gratisTak hanya menjalankan perpusatakaan keliling sambil berjualan jamu, Baim pun punya konsep unik lainnya, yaitu membuka perpustakaan di warung dan di pos kamling. Baim menyebutnya perpusataan cabang, dimana disetiap warung dan pos kamling cabang perpusataannya diisi dengan stok buku bacaan yang lebih banyak, sekitar 40 buku dan boleh dibaca secara gratis. Agar tidak bosan, setiap dua minggu sekali, ia merolling 7 buku ke setiap cabangnya.

Ide brilian seorang penjual jamu ini pernah mendapat apresiasi dari banyak pihak. Salah satunya pada 2014, Baim meraih penghargaan dari Tata Motor dan mendapat fasilitas sarana fisik untuk menunjang kegiatan PAUD, mengaji bagi anak-anak dan pelatihan komputer secara gratis di tempat tinggalnya.

“Alhamdulillah mas, penghargaan itu dan dukungan dari istri saya yang menjadi motivasi saya untuk berpikir terus untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan saya berterima kasih kepada para donatur yang telah menyumbang buku”, ujarnya.

Tak hanya itu, ketulusan Baim untuk memotivasi warga juga ditunjukkan dengan memberikan jamu gratis bagi warga yang bisa hafal Alqur’an.

Bapak dua anak yang pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren ini bertekad akan terus membuka cabang perpusatakaan baru dan berharap masih ada donatur yang tergerak dan mendukung program mencerdaskan bangsa. Saat ini Baim mempunyai inventaris buku sebanyak 7000 buku, yang sebagian besar merupakan sumbangan dari para donatur.

Saat ditanya apa cita-cita selanjutnya, Baim mengungkapkan dirinya ingin sekali merintis sekolah alam gratis yang diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang beruntung mulai dari sekolah dasar (SD) sampai SMP. “Saya punya motto, sekolah adalah tempat berpikir, berbuat dan memberikan untuk pelestarian alam dan lingkungan ( manusia,red)” pungkasnya. (Yan-Jatim)

Dibuka kesempatan bagi donatur yang ingin menyumbangkan sebagian rejekinya, dapat langsung menghubungi Baim (083856253617) atau untuk info lebih lanjut klik www.perpustim.blogspot.com