KabariNews – Kasus penembakan membabi buta di ruang publik di AS selama lima tahun terakhir telah mengakibatkan korban sedikitnya 213 orang, dengan 82 orang di antaranya meninggal dunia. Peristiwa penembakan di San Bernardino pada tanggal 3 Desember 2015 lalu merupakan contoh terkini yang menelan korban 14 jiwa meninggal dan 17 orang luka-luka.
Menyadari adanya potensi ancaman ini, KJRI Los Angeles bekerja sama dengan kepolisian Los Angeles (Los Angeles Police Department/LAPD) mengadakan workshop “Kesiapan KJRI Los Angeles Menghadapi Active Shooter Situation”, yang diikuti seluruh jajaran KJRI Los Angeles, Rabu (20/4).
Menurut Konsul Jenderal RI Los Angeles, Umar Hadi, sebagai Perwakilan RI yang bertugas memberi pelayanan dan perlindungan kepada warga Indonesia, Konsulat Jenderal RI Los Angeles harus siap dan mampu mengantisipasi segala ancaman dan potensi gangguan terhadap warga Indonesia. “Kami merasa sangat perlu untuk membekali seluruh staf bagaimana untuk mengantisipasi dan bereaksi terhadap situasi yang sangat membahayakan ini,” kata Umar.
KJRI Los Angeles terus berbenah diri dan berupaya meningkatkan prosedur keamanan dan keselamatan bagi seluruh jajaran dan seluruh pihak yang datang berkunjung, baik tamu maupun warga yang ingin mendapatkan pelayanan. Dari sisi prosedur, KJRI Los Angeles telah memiliki SOP Tanggap Bencana untuk mengantiipasi keadaan darurat, termasuk situasi darurat penembak aktif. Workshop ini juga dimanfaatkan untuk sekaligus mengevaluasi pembenahan yang telah dilakukan dan SOP yang telah disusun tersebut.