KabariNews – Acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dengan menghadirkan Pendeta Stephen Tong sebagai pembicara terpaksa berakhir dini. Acara yang digelar di Gedung Sabuga Bandung, Jawa Barat pada 6 Desember tidak bisa berlanjut karena permintaan dari Ormas Pembela Ahlus Sunnah (PAS)

Kelompok ini memaksa panitia mengakhiri acara dengan alasan kegiatan kebaktian harus digelar di gereja, bukan gedung umum.

Peristiwa ini menarik perhatian Sosiolog Univeristas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola. Melalui akun facebooknya, ia meminta ketegasan Presiden Jokowi dan Kepolisian.  “Negara lalai dan lengah cegah penistaan agama dan pelanggaran Konstitusi oleh Ormas PAS di Bandung. Polri diam, Pak Presiden juga setali-tiga-uang. Bila Negara absen, maka aktor-aktor non-negara merajalela. Sudah saatnya Pak Jokowi, Presiden RI menggelar Rapat Terbatas Kabinet merespons aksi intolerasi ormas yang kian marak itu. Segera bertindak sebelum Indonesia, khususnya Bandung dan Jawa Barat terbenam dalam lautan intolerasi,” tulisnya pagi ini.

Masih menurut Tamrin, Presiden terlalu mengutamakan pembangunan fisik sehingga abai memperhatikan kerukunan umat beragama.  “Pak Jokowi gencar bangun infrastruktur fisik, tapi lalai bangun infrastruktur kerukunan/kedamaian antar umat beragama,” tutupnya. (Dessy/foto :ist)