KabariNews – Perkembangan kopi nasional semakin meningkat setiap tahunnya. Saat ini industri kopi Indonesia mampu menyerap sekitar 40 persen produksi dalam negeri serta nilai kelonjakan hingga 15 persen per tahun, baik itu kopi instan, olahan, premium, maupun kopi spesialti.

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat angka konsumsi kopi turut melonjak 36 persen dalam rentang waktu dari tahun 2010 hingga 2014. Kementerian Perindustrian pada tahun 2015 juga mencatat pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata- rata lebih dari 7 persen setiap tahunnya.

Kopi Indonesia semakin terkenal hingga unggul pada peringkat empat tingkat dunia, khususnya cita rasa kopi premium.  Dan Amerika merupakan eksportir terbesar kopi yang ada di Indonesia.  Jenis kopi yang paling menjadi favorit  adalah kopi Sumatera, meskipun ada kopi jawa, kopi Toraja, kopi Bali, dan kopi Flores.

Wakil ketua dari Asosiasi Kopi  Spesialti Indonesia( AKSI), Kasmito mengatakan  kopi memiliki nilai tambah yang produktif dan bukan hanya komoditas namun juga sebuah seni dan gaya hidup. “Ada seni mulai dari penanaman, persiapan, roasting hingga penyajian.  Barista bisa membuat nilai secangkir kopi menjadi lebih dihargai” ujar Kasmito, saat ditemui dikawasan Jakarta Pusat (25/8).

Kasmito menambahkan, kopi memang identik dengan rasa pahit, namun jika diracik oleh barista yang sudah terlatih kopi bisa menjadi cita rasa yang nikmat saat diminum. “Rasa pahit pada kopi memiliki range dari pahit sedikit hingga pahit sekali. Kopi yang bermutu tinggi atau spesailti, itu pahitnya dalam range yang sangat rendah yang merasa bahwa itu unik, mungkin seperti kita makan durian, yang pahit itu justru tidak membosankan, karena ada cita rasa selain manis, gurih, creamy juga ada pahitnya, kopi juga sama” kata Kasmito.

Untuk menghasilkan sajian kopi yang nikmat, dapat ditemui pada kopi yang bagus premium dengan cita rasa yang seimbang yang terdiri dari rasa pahit, manis dan asam, serta aroma dan rasa gurih harus seimbang, ini yang dinamakan mengisi cita rasa yang komplek. Jika mendapatkan cita rasa pahit sekali hingga getir dan rasa pahitnya menusuk, hal ini ada kerusakan pada kopi yang kurang matang. Jenis kopi seperti ini jika disajikan harus berkolaborasi dengan gula atau susu, berbeda dengan kopi premium, tanpa ada tambahan gula dan benar – benar kopi murni.

Meracik kopi yang identik pahit hingga menjadi minuman kopi murni yang nikmat juga melalui berbagai cara, Dijelaskan Kasmito, untuk memulai pilihlah kopi yang bagus dan berkualitas yang sudah disangrai dalam penyimpanan kurang lebih satu bulan karena masih memiliki cita rasa, belum pudar. Kemudian digiling dan perlu memiliki mesin penggiling untuk pribadi.

“Jika kita akan meracik untuk secangkir kopi harus diperhatikan takaran antara kopi dan air, pada umumnya 10 gram kopi dengan tambahan air sekitar 120 hingga 150 cc, maka menjadi perbandingan ideal yaitu jika satu banding lima belas dengan suhu panas yang pas. Karenanya kopi tidak bisa diseduh dengan suhu 96 derajat dan untuk idealnya adalah 90 derajat” tuturnya.

Indonesia saat ini memiliki wadah yang bertugas untuk mengawal kualitas kopi Indonesia yang bernama Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI) yang memiliki berbagai kegiatan, selain memberi penyuluhan pada para petani, uniknya, komunitas tersebut juga memberikan pelatihan meracik kopi standar dunia yang nantinya akan dikompetisikan tingkat nasional terlebih dulu kemudian berlanjut ke ajang kompetisi meracik kopi internasional. (1011).