KabariNews – Pada hari Selasa (4/5), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon kembali berkunjung ke Los Angeles (LA). Dalam kunjungan kerja terakhirnya ke LA sebagai pimpinan tertinggi PBB, Ban menyampaikan pidatonya yang berkenaan dengan perkembangan situasi dunia terkini berikut tantangannya serta pentingnya Sustainable Development Goals (SDG) yang dibidaninya. Bertempat di Hotel Beverly Wilshire, acara tersebut dihadiri oleh lebih kurang 400 hadirin yang terdiri dari Konsul Jenderal dari 19 negara, para pelaku bisnis, dan juga kalangan mahasiswa.

Mengawali pidatonya, Sekjen PBB ke-8 tersebut mengatakan bahwa Persetujuan Paris merupakan langkah awal untuk mengatasi isu-isu lingkungan yang berdampak sistemik pada perubahan iklim. Ia memandang penting adanya partisipasi aktif para pemimpin dunia dalam forum yang membahas masa depan kesepakatan tersebut serta komitmen untuk menandatanganinya pada tanggal 22 April mendatang.

Ban juga melihat peran negara bagian California sebagai salah satu garda terdepan dalam revolusi perubahan iklim di bawah kepemimpinan Gubernur California Jerry Brown, yang juga memegang peranan penting dalam forum diskusi global COP 21 di Paris beberapa saat lalu.

Permasalahan lain yang dibahas mencakup tragedi kemanusiaan dan isu pengungsi asal Suriah. Sang Sekjen mengaku ia pernah merasakan sendiri pahit getirnya hidup sebagai pengungsi ketika perang berkecamuk di Korea Selatan. Ia pun teringat perjuangan orang tuanya yang berusaha mencari makan untuknya dan kelima saudara kandungnya. Bagi Ban yang masih berusia 6 tahun pada saat itu, PBB dengan bendera birunya merupakan lambang harapan.

Melalui PBB lah, ia dan keluarganya mendapatkan santunan berupa sandang, pangan, dan buku. Berdasarkan pengalaman tersebut, ia mendorong para pemimpin dunia di manapun berada agar mau membuka mata dan mengulurkan tangan bagi 4.8 juta pengungsi Suriah. Pihak PBB sendiri telah berhasil menyalurkan bantuan untuk 800.000 pengungsi Suriah dan berharap untuk mencapai angka 1.000.000 warga pada akhir bulan ini.

Ia menambahkan bahwa Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, telah merampungkan pertemuan pertama dengan beberapa pihak di Suriah sebulan yang lalu. Untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan krisis pengungsi Suriah, pihaknya akan melakukan pertemuan kedua minggu depan.

Di samping itu, mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan mengajak hadirin untuk menyukseskan Sustainable Development Goals (SDG) di tengah kondisi dunia yang tidak menentu. Program pembangunan berkelanjutan ini telah diadopsi oleh seluruh negara anggota pada September 2015. Adapun SDG yang terdiri dari 17 butir tersebut diharapkan dapat menjadi cetak biru (blueprint) untuk mengatasi persoalan perubahan iklim, kemiskinan, dan kesetaraan gender.

Menurutnya, negara yang paling makmur di dunia sekalipun tidak kebal terhadap permasalahan mendasar dunia (kemiskinan, penyakit, dan perubahan iklim) and tidak dapat menyelesaikan isu-isu dunia sendiri. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya keterlibatan dan kerja sama antar seluruh negara anggota PBB.

Dalam penutup pidatonya, ia mengapresiasi dukungan dari pihak Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Obama dalam menyukseskan misi-misi PBB untuk mengatasi berbagai permasalahan kemanusiaan di dunia. (1014)