Siang itu, di samping sebuah rumah pinggiran jalan Utan Panjang, Kemayoran nampak kesibukan anak-anak muda dengan ondel-ondel besar yang letaknya tak jauh dari mereka. Sibuk dari yang membawa gong sampai mengetes alat sound yang diletakkan di atas gerobak kecil. Mereka berdiri disamping sebuah sanggar betawi yang bernama Sanggar Seni Betawi Utan Panjang, Kemayoran.
“Nah ini mereka lagi pada persiapan mau keliling dengan ondel-ondelnya di sekitaran sini” kata Supandi pendiri sekaligus pimpinan Sanggar Seni Betawi Utan Panjang kepada Kabarinews.com. “Kebetulan mereka lagi pada kumpul semuanya jadi ya bisa jalan” sambungnya.
Ondel-ondel menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Sanggar yang puluhan tahun didirikan olehnya. Dibentuk dari insiatif Supandi melihat banyaknya anak-anak muda di daerahnya, maka dia mendirikan grup seni ini di tahun 1983.” Ya buat anak-anak muda disini biar ada kegiatannya saja daripada begadang melulu” kata pria asli Jakarta ini. Awalnya bukanlah sanggar seperti yang dia bilang, tetapi lebih ke grup anak-anak muda yang dia rekrut untuk memeriahkan acara di kampung.
Dengan dana seadanya, pun ketiadaan fasilitas dan tempat, kesulitan dirasakan Supandi pada awal pembentukan grup ondel-ondelnya ini. Tempat latihan menjadi semacam barang mahal. Tapi tak urung membuat Supandi patah arang, dia lantas membuat ondel-ondelnya di tempat mana saja dia dapat merangkai ondel-ondelnya sendiri dan latihan.
Dengan bahan dari kayu bambu untuk kerangka ondel-ondelnya dan tabuhan iringan musik dengan bahan apa adanya menggunakan apa saja yang ada di kampung, Supandi beserta grupnya pun beraksi di jalanan kampung rumahnya.
Tak hanya minim tempat latihan, tapi juga tempat menaruh ondel-ondelnya waktu itu tidak ada tempat untuk meletakkan kerangka ondel-ondel sehabis pentas. “Pohon-pohon disini sering dipakai buat tempatnya ondel-ondelnya” katanya. Bang Pandi pun hanya bisa pasrah melihat ondel-ondel banyak yang rusak karena sinar matahari dan hujan.” Ya habis mau gimana lagi tempat gak ada” tuturnya
Lambat laun seiring waktu berjalan, lantas grup inri berubah menjadi sanggar di tahun 1990. Dan resminya menjadi Sanggar Utan Panjang di tahun 1995. Supandi pun tak lagi resah akan tempat latihannya. Rumah nganggur yang letaknya di depan jalan Utan Panjang ini pun dapat dibelinya.
Kini, tak hanya Ondel-ondel saja, Sanggar seni betawi Bang Pandi semacam wadah bagi mereka yang berkecimpung dalam kesenian Betawi seperti Gambang Kromong, Tanjidor, Lenong dan yang lainnya. Tawaran pentas untuk sanggar seninya pun berdatangan, terlebih lagi saat sanggar seninya ini terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta. “ Job-job buat sanggar banyak yang berasal dari dinas” kata Pandi. Bayarannya pun , Bang Pandi berkata cukup untuk semua anggota yang terlibat di dalamnya.
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?61927
Untuk melihat artikel Seni lainnya,Klik disini
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________
Supported by :