Di Amerika,
orangtua banyak yang menyuruh anak-anaknya menguasai salah satu bahasa
asing selain bahasa Inggris dengan mengambil kelas.

Seperti
yang dilakukan Maureen Mazumder terhadap Sabrina, anaknya. Sabrina ikut kelas
bahasa Sapnyol di sebuah lembaga pendidikan.

Namun
seperti diceritakan Mazumder kepada New York Times baru-baru ini, Sabrina
ternyata mengalami kesulitan mengikuti pelajaran bahasa tersebut. Tapi Mazumder
tak kehilangan akal, dia lalu memperkerjakan seorang Baby Sitter
keturunan hispanik yang pandai bahasa Spanyol.

Si Baby
Sitter diberi tugas ganda oleh Mazumder, menjaga sekaligus mengajari Sabrina
berbahasa Spanyol. Hasilnya, dalam tempo singkat, Sabrina mulai lancar
berbahasa Spanyol.

“Bagi kami, ini adalah suatu keharusan ia berbicara bahasa Spanyol,”
kata Mazumder, yang mengatakan baik dia maupun suaminya fasih dalam bahasa itu.
Mazumder memiliki tiga perusahaan, sehingga ia tak punya waktu banyak untuk
mengajari Sabrina berbahasa Spanyol.

Saat ini,
apa yang dilakukan Mazumder ternyata banyak juga dilakukan oleh para orangtua
lain. Blog-blog milik ibu rumah tangga atau orangtua, banyak menyebut orangtua
mencari pengasuh bayi dan pengasuh anak untuk membantu anak-anak mereka belajar
bahasa kedua, yang mereka tidak dapat berbicara sendiri.

Salah satu pengasuh bayi bernama Elena Alarcon, mengatakan ia baru saja
menjalani 15 wawancara dengan orangtua yang membutuhkan pengasuh bayi yang bisa
berbahasa Spanyol. Semua dari mereka bersikeras bahwa jika mereka menggaji
Alarcon nanti, , ia hanya berbicara bahasa Spanyol dengan anak-anak mereka.

“Saya pikir saya harus berbicara bahasa Inggris dengan mereka,” kata
Alarcon. “Saya terkejut ketika mereka ingin saya berbicara hanya dalam
bahasa Spanyol.”

Alarcon sekarang bekerja untuk Yashmin Fernandes, seorang keturunan Hispanik
yang ingin anaknya fasih berbahasa Spanyol.

Orangtua menyebutkan bermacam alasan ketika mempekerjakan pengasuh bayi dan
pengasuh anak untuk berbicara bahasa kedua dengan anak-anak mereka. Antara
lain, karena ingin membuat hidup anak-anak mereka lebih mudah. Beberapa orang
percaya, belajar menguasai bahasa asing kedua dapat meningkatkan intelegensia
anak.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah ilmuwan dan para neuro-psikolog telah
melakukan penelitian hubungan bilingualisme dengan dampak perkembangan otak. “Itu
tidak membuat anak-anak pintar,” kata Ellen Bialystok, seorang profesor
psikologi di York University di Toronto dan penulis “Bilingualism dalam
Pembangunan: Language, Literacy dan Kognisi.”

Ellen
mengungkapkan, “Memang ada perkembangan kognitif si anak, tapi bila disebut
dapat meningkatkan kecerdasan, itu tidak benar,” katanya.

Penelitian Ms Bialystok menunjukkan bahwa anak-anak bilingual (fasih dua
bahasa) memiliki kosakata yang lebih sedikit. Kosa kata yang lebih sedikit
tersebut cenderung kosa kata dalam bahasa Inggris.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35409

Untuk
melihat Artikel Amerika / Parenting lainnya,
Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported
by :