KabariNews – Lele identik dengan makanan pinggir jalan yang biasanya warungnya mulai buka menjelang sore. Menu yang sudah merakyat ini hampir ada di setiap pinggiran kaki lima, dengan harga yang relatif murah dan
mengeyangkan.

Di warung pinggir jalan pada umunya, sajian ini disebut pecel lele, yang berisi lele goreng dengan tambahan sambal, lalapan sayur dan nasi uduk atau nasi putih biasa. Biasanya pecel lele jarang ditemui pada pagi maupun siang hari. Jika berminat pun hanya bisa ditemui malam hari.

Tapi di tangan Rangga Umara (31), lele dikelola secara istimewa. Tidak hanya dibuatkan warung khusus, tapi dibuat menu yang bervariasi dan menggugah selera. Rangga mencoba usaha warung lele dan mempopulerkan Lele Lela, bahkan dapat mengangkat makanan kaki lima ini menjadi makanan setaraf restoran dan bisa masuk mal. Ditangannya warung Lele Lala sudah berdiri 23 outlet, yang tersebar di Jabodetabek, atau sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangetang dan Bekasi. Dalam waktu dekat ini, akan dibuka di Yogyakarta, Purwokerto, Bandung dan Medan.

Kenapa namanya Lele Lela? Mungkin banyak orang yang mengira, nama Lela yang dipakai sebagai trade mark diambil dari nama istri, nama anak atau nama orangtua. Dugaan itu ternyata salah, Lela diambil dari singkatan ‘lebih laku’, “Alhamdulillah singkatan itu jadi doa, yang akhirnya mengembangkan bisnis saya,” ungkap Rangga saat ditemui di outlet yang baru dibuka di bilangan Taman Mini, Jakarta.

Tidak hanya itu, restoran yang menawarkan olahan bervariasi serba lele ini juga mengusung optimisme yang mencoba mengangkat ikan air tawar berkulit licin ini ke taraf internasional “Bersama kami pecel lele sudah mendunia!”. Terbukti dari usaha yang dibangun sejak 2006 ini mendapat penghargaan sebagai Restoran Terkreatif dan Inovatif dalam Memasarkan dan Menguatkan Citra Lele di Mata Masyarakat 2010 dari Menteri Perikanan dan Kelauatan Fadel Muhamad pada 19 Juli 2010.

Pada bulan Ramadhan yl, secara khusus restoran asuhan Rangga ini diundang ke Istana Negara untuk menyediakan menu buka puasa pada 10 Agustus 2010 untuk menyambut para tamu undangan negara. Ini kebanggaan yang sangat luar biasa bagi Rangga. “Saya bangga lele kami bisa masuk Istana, dan mendapat respon positif dari kepala negara dan Ibu,” ungkapnya bangga.

Siapa yang mengira usaha yang dirintis dengan modal awal Rp 3 juta ini bisa sukses dan berkembang sampai dengan saat ini. Ini semua berkat kreativitas si pemilik yang inovatif menciptakan suasana dalam restoran dan sajian makanannya yang bervariasi.

“Saya pribadi hobi makan, jadi saya mencoba menghadirkan suasana senyaman mungkin saat saya jadi pembeli. Kebutuhuan apa yang biasanya dianggap sepele, di Lele Lala saya hadirkan, tidak hanya makanannya yang dibuat enak tapi suasana di restoran sebisa mungkin dibuat nyaman dan bersahabat,” kata Rangga.

Selalu pagi di Lele Lela

Semangat pagi yang diusung di restoran ini selalu diucapkan setiap ada penggunjung datang. Yel “Selamat pagi, selamat datang di Lele Lela” selalu diucapkan karyawan dengan serempak, bahkan sampai koki yang bertugas di dalam pun wajib memberikan salam untuk para pelanggan. “Kata ‘pagi’ identik dengan semangat yang selalu baru. Bisa juga bermakna kesegaran yang merujuk pada bahan makanan yang selalu fresh” jelas ayah dua putra ini.

Jika ada sambutan pasti ada yel pengatar pulangnya, disini setiap pengunjung yang sudah selesai menikmati sajian akan dipersilakan dengan yel “Terimakasih, selamat jalan”. Ucapan terima kasih itu pun diserukan salah satu karyawan dan disusul kompak seluruh karyawan.

Lele sangat diistimewakan di sini, dari semua jenis masakan menu lele lah yang banyak divariasi. Dengan harga yang dibandrol hampir sama yaitu Rp 12.000, lele disajikan dengan berbagai bumbu masakan yang mampu
menggoyang lidah.

Lele saus Padang, kuahnya kental dengan rasa tomat yang dominan. Tambahan irisan bawang Bombay dan cabai merah, terasa nikmat di lidah. Menu ini cocok bagi penggemar rasa manis dan pedas. Ukurannya lele sekitar 250 gram cukup mengenyangkan dengan tambahan satu porsi nasi putih.

Menu ini jarang ditemui di restoran serba lele mana pun, menu Lele fillet kuah tom yum ini merupakan andalan di restoran ini. Seperti fillet pada umumnya, daging lele dipisahkan dari tulangnya, lalu dilumuri tepung dan digoreng. Campuran rasa asam dan pedas khas kuah tom yum terasa segar.

Ada lele goreng original yang biasa ditemui di warung pecel lele pada umumnya, disajikan dengan tambahan sambal, lalap dan nasi putih. Untuk lele goreng tepung, menu ini terlihat menarik karena balutan telur dan tepungnya nampak seperti lele berselimut, ukurannya pun lumayan besar, digoreng garing, dagingnya lembut, dan bumbunya meresap gurih. Sambal pedas khas Lele Lela pun melengkapi sensasi gurihnya lele goreng tepung.

Selain itu juga ada lele fillet goreng tepung dan lele fillet lada hitam sangat menggugah selera. Untuk menu selingan disediakan juga ayam bakar madu, tumis toge dan cah kangkung agar pelanggan tidak bosan. Minumannya pun bervariasi, mulai dari aneka jus sampai minuman sehat andalan. Disini minuman favorit khas Lele Lela adalah yogurt buah yang berisiskan buah-buahan segar dengan kuah yogurt rasa stoberi, isiannya yaitu stroberi, jambu biji, alpukat, apel, anggur, melon, dan mangga.

Setiap harinya setiap outlet bisa menghabiskan sekitar 200 ikan lele, jumlah ini tidak sedikit untuk restoran yang belum lama dirintis. Dari 23 outlet, Rangga sudah punya 300 karyawan yang tersebar diseluruh outletnya di Jabodetabek.

Sebagai pelopor lele goreng modern Rangga berhasil mempopulerkan lele, Ia mengaku saat ini penggemar lele sudah semakin banyak ini terbukti dari pengunjung yang datang. Menurutnya banyak pelanggan bermobil bagus, anak muda yang modis dan keluarga jadi sering mampir ke Lele Lela.

Bahan dasar lele yang disajikan di sini bukanlah lele biasa, pasalnya lele diambil berdasarkan berat standar yang sudah ditentukan yaitu sekitar 200 -250 gram per ekor. Tidak hanya itu, kualitasnya pun diperhatikan, Rangga bekerja sama dengan Biotrop Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangbiakan lele-lele berkualitas. “ Selama ini banyak anggapan miring tentang ternak lele yang sembarangan dan tradisional. Makanya kita ingin buat peternakan yang lebih profesional” ungkap pria kelahiran Jakarta 30 Januari 1979 itu.

Dari semua menu sajian disini divariasi sedemikian rupa sehingga lebih menarik, disamping itu ada yang lebih unik lagi. Jika biasanya restoran atau café menawarkan promosi pada bulan tertentu, di restoran serba lele ini justru menawarkan promosi yang jangka waktunya sampai seumur hidup. Promosi makan gratis seumur hidup bagi pembeli yang bernama asli Lela dapat menikmati sajian menu disini dengan cuma-cuma atau gratis seumur hidup. Begitu juga dengan pelanggan yang berulang tahun pada saat kunjungan. Dengan bukti kartu tanda penduduk (KTP) pelanggan bisa menikmati sajian sepuasnya.

“Ini merupakan service seumur hidup dari restoran kami, yaitu memberikan hadiah spesial bagi mereka yang berulang tahun dan memiliki nama asli Lela sesuai kartu identitas, dijamin langsung gratis. Sudah ada sekitar 200 orang dengan nama Lela yang makan gratis di Lele Lela, cukup tunjukan KTP saja. “ ungkapnya meyakinkan.

Restoran ini tidak pernah sepi pelanggan, dibuka mulai pukul 11.00 – 22.00 WIB.(pipit)