KabariNews – Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya peningkatan kualitas dalam dunia pendidikan. Namun seiring dengan itu, perlu suatu konsep perubahan yang tersusun dan sistematis sehingga peningkatan kualitas dalam dunia pendidikan bisa tercapai.

Salah satu sebagai tolak ukur kemampuan anak sekolah Indonesia adalah kemampuan membaca. Tidak hanya sekadar bisa membaca, namun juga mampu memahami kosa kata. Tidak hanya anak sekolah, pengajar pun demikian. Disini dituntut untuk meningkatkan efektivitas pengajaran membaca dan pemahamannya.

Sebagai langkah untuk membantu kemampuan membaca anak sekolah di Indonesia, USAID (United State Agency for International Development), Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika, suatu lembaga independen pemerintah Amerika Serikat (AS), telah memberikan bantuan berupa 600.000 buku berjenjang dari program PRIORITAS USAID kepada Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Bantuan ini bertujuan, untuk membantu kemampuan mambaca anak sekolah Indonesia dan pengajar untuk membantu meningkatkan efektivitas pengajaran membaca, pemahaman dan kosa kata.

BUKUBantuan tersebut diserahkan oleh Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Brian McFeeters kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Diretorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, pada bulan Mei yang lalu yang dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Amerika dan Konsulat di Indonesia. Kemudian buku-buku tersebut akan diserahkan kepada Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provensi Banten untuk didistribusikan ke 986 sekolah dan madrasah di 7 wilayah di Provensi Banten. Dan membantu sekitar 105.000 siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Dalam skala nasional, buku-buku ini diharapkan mampu diserap untuk 3,75 juta siswa. Buku-buku ini adalah buku-buku pertama di Indonesia yang dikatagorikan berdasarkan kemampuan membaca siswa, bukan tingkat sekolah siswa.

Selain menyusun dan mendistribusikan buku-buku tersebut, PRIORITAS USAID juga menyediakan loka karya bagi pengajar tentang cara menggunakan buku-buku tersebut sebagai cara atau alat pembelajaran yang efektif di ruang kelas, sehingga tercipta cara belajar dan mengajar yang tepat.

Dalam Kesempatan lain, pemerhati di dunia pendidikan Indonesia Dra. Thea Susetia Kusumo, saat ditemui KabariNews mengatakan, kita tahu bahwa pendidikan sangat penting, bahkan lebih penting dari yang lainnya. Kualitas pendidikan di Indonesia menjadi perhatian khusus para pelaku dan pemerhati pendidikan. Dan banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia dipengaruhi faktor-faktor, antara faktor Indogen, faktor Psikologis, dan faktor Exogin.

THEAMantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Seni dan Sastra di Unversitas Negeri Surabaya ini, selanjutnya menjelaskan secara singkat, faktor Indogen yaitu faktor yang datang dari diri pelajar atau mahasiswa itu sendiri, faktor ini meliputi faktor biologis atau yang bersifat jasmani. Kemudian faktor Psikologis yakni faktor yang bersifat rohaniah. Selanjutnya adalah faktor Exogin, faktor ini merupakan faktor yang datang dari luar diri pelajar atau mahasiswa yang meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat atau bahkan lingkungan dari dunia luar.

Saat diminta tanggapannya tentang bantuan buku dari USAID, wanita berusia 78 tahun ini memiliki pandangannya.

“Itu kabar yang baik untuk Indonesia, memang seharusnya dunia pendidikan di Indonesia sudah mengalami suatu perubahan yang lebih baik. Terkait USAID memberikan bantuan buku berjenjang, kita harus berterima kasih dan itu termasuk faktor Exogin dan mudah-mudahan dunia pendidikan di Indonesia akan lebih baik”, ujar Thea.

Thea juga menegaskan, kita harus mengakui dan berbesar hati jika kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibelakang dari negara-negara di kawasan Asia, seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, China, India, dan Malaysia. Jika ingin kualitas pendidikan di Indonesia maju, faktor-faktornya harus terintregrasi dengan baik dan merubah pola pikir ke arah positif serta diakomodir oleh pemerintah.

“Sebut saja, sarana dan prasarana sekolah yang saat ini masih harus dibenahi. Kemudian tenaga pengajar yang harus berkualitas dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan kita bersama dan bukan hanya pemerintah” kata Thea.

Mari kita duduk bersama untuk menyelesaikan tentang kualitas pendidikan, tegasnya dan Thea mengakui, sebenarnya banyak orang-orang Indonesia di luar negeri yang memiliki kualitas luar biasa. Dan mereka menjadi tenaga pengajar disana. Sudah selayaknya kita bergandengan tangan, ajak mereka untuk menyelesaikan persoalan ini. (Yanuar/Foto :ist)