Banyak orangtua yang membebaskan anaknya memilih sendiri minat dan jurusan pendidikan sesuai keinginan anak. Itu boleh saja, namun lebih baik bila orangtua turut terlibat.

Menjelang lulus sekolah menengah, biasanya anak mulai sibuk memilih Universitas atau Jurusan yang diminati. Ada yang asal pilih karena ikut-ikutan teman, ada pula yang memilih memang berdasarkan kemampuan dan minat.

Umumnya, anak memasuki Universitas sekaligus memilih jurusan pada usia 16-18 tahun. Dan secara psikologis, di usia tersebut anak sudah mampu membuat keputusan Masa pencarian jati diri memang masih berlangsung, tapi itu bersifat personality transition, bukan pada harapan atau keinginan. Sementara memilih dan memutuskan jurusan pendidikan, lebih bersifat mengajak anak agar memiliki rasa ingin, hasrat, dan cita-cita.

PERAN ORANGTUA
Ketika anak mulai diharuskan memilih jurusan kuliah misalnya, ada baiknya orangtua aktif berperan. Bukan sebagai pengambil keputusan, tetapi sebagai fasilitator. Fungsinya bukan sekedar menyediakan dana, tetapi juga menjadi sumber informasi bagi anak terhadap pilihan yang akan diambil. Ketersediaan informasi sangatlah penting. Informasi- informasi yang tersedia biasanya lebih bersifat teknis dan prosedur. Nah disinilah orangtua harus tampil sebagai sumber informasi alternatif. Anak bisa bertanya hal lain, misal profesi apa saja yang cocok yang bisa dijalani begitu lulus kuliah. Atau bagaimana prospek jurusan tersebut dalam menghadapi dunia kerja kelak.

Orangtua sebaiknya punya pandangan alternatif terhadap pilihan anak. Artinya, ketika si anak benar-benar menentukan keputusan, dukunglah mereka dengan memberikan arahan-arahan yang positif. Atau berikanlah alternatif pilihan, bila ternyata pilihan anak tidak sesuai dengan minat dan kemampuan. Namun, jelaskan kepada mereka dengan bijak, bahwa anda sangat mengenalnya dengan baik, sehingga anda tahu juga kelebihan dan kekurangan si anak.

Yang penting,pandai-pandailah memilih cara berkomunikasi dengan anak. Berikan pandangan yang mematangkan bukan mementahkan. Meski anda yang membiayai pendidikan mereka, jauhi sifat otoriter. Sudah terbukti, anak yang didukung orangtua jauh lebih baik prestasi akademiknya.(Olva)