Sekitar 4 ribu orang terdiri atas anggota masyarakat, TNI dan pelajar membentangkan bendera merah putih sepanjang 3 ribu kilometer pada Selasa (16/8). Bendera mulai terbentang di patok 215 A Desa Sekaduyan Taka Kecamatan Seimanggaris, Nunukan untuk menyambut HUT RI ke 66 sepanjang jalur konfrontasi RI-MalaysiaBendera panjang itu dibuat oleh mantan Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) saat konfrontasi RI-Malaysia pada tahun 1960-an. .

Bendera yang dibuat dengan menghabiskan dana hingga Rp 42 juta itu, Sabtu lalu diberangkatkan ke Desa Sekaduyan Taka setelah dilakukan pelepasan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Nunukan melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan dengan menggunakan kapal laut.

Mulai hari Minggu, puluhan panitia beserta Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan personil marching Band Gita Swara Sempadan dari SMU Negeri I Nunukan diberangkatkan ke lokasi, untuk mempersiapkan teknis kegiatan pembentangan bendera.

Menurut ketua LSM Panjiku, Nunukan Masyur Rincing yang menjadi panitia kegiatan tersebut mengatakan bahwa ide aksi tersebut berasal dari masyarakat perbatasan yang tak ingin perbatasan negara dijajah secara ekonomi oleh negara tetangga, Malaysia. “Sebagai warga perbatasan, kami tak ingin dikuasai secara ekonomi oleh Malaysia,” kata Rincing. Dia mengatakan bahwa mereka harus tetap menjunjung kedaulatan Indonesia.

Aksi ini juga bertujuan untuk mengimbau pemerintah untuk memperhatikan daerah perbatasan yang selama ini terisolasi. “Selama ini perhatian pemerintah amat minim pada daerah perbatasan. Kami juga menghimbau bapak presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono agar meninjau langsung keadaan perbatasan,” ungkapnya.

Nunukan, sebagai daerah perbatasan memang sangat penting bagi Indonesia. Sebab dari situ keluar masuk warga Indonesia ke Malaysia. Tak sedikit perdagangan manusia terjadi di daerah itu. Kebanyakan dari mereka berniat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Meski jadi daerah perbatasan penting bagi Indonesia, infrastruktur Nunukan jauh dari memadai. Jalan, jembatan, pasar dan sekolah tidak dibangun pemerintah dengan baik. Akibatnya jalur transport lebih mudah ke Malaysia dibanding Indonesia. “Sehingga tak heran bila banyak kebutuhan masyarakat dicukupi oleh barang-barang dari Malaysia, “ kata Rincing. Inilah yang dia maksud dengan penjajahan secara eskonomi oleh Malaysia. Karena bila mendatangkan barang dari Indoensia, jauh lebih mahal dibanding barang-barang dari Malaysia.

Setelah itu bendera dibentangkan, tanggal 18 Agustus akan kembali digulung dan ditempatkan kemudian akan diserahkan ke Pemda Nunukan untuk dimuseumkan. Upacara HUT RI tanggal 17 Agustus hari ini, upacara dipimpin Inspektur Upacara oleh Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani dan komandan upacara dari Dandramil Nunukan Martono.


Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37179

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :