“Mike, ayo Mike, hurry ! Buruan masuk mobil, ” seru Felicia Buasan di depan rumahnya, pinggiran Sacramento.

Tujuh tahun terakhir ini Felicia dan Bakri Buasan sibuk mondar-mandir 132 mil Rocklin – Milpitas 4 kali seminggu mengantar anaknya, Michael latihan badminton. “Aduuuh … setengah mati. Pinggang bisa patah. Untung kita bisa tinggal di rumah adik di San Mateo, ” ujar ibu gesit ini.

Michael Buasan adalah remaja 13 tahun, kelahiran Amerika. Main badminton sejak umur 7. Orang tuanya asli Indonesia. Meski pendiam. Mike langsung menjawab, “Go for Olympics !” ketika ditanya tentang cita-citanya.

“Come on Mike, Smash, Smash” teriak Felicia Buasan sambil berdiri di ujung lapangan dalam berbagai kejuaraan badminton di Amerika. Dari jauh, papanya mengamati dengan tenang.

Untuk peringkat Badminton Yunior Amerika Serikat, Michael Buasan selalu masuk tiga besar. Ia juara ganda Kejuaaraan Bulutangkis Yunior Nasional sejak 2002, saat usianya belum genap 9 tahun. Malahan, dalam Kejuaraan Bulutangkis Yunior Bay Area Terbuka, dia dan pasangannya selalu menjadi nomor satu untuk ganda.

“Yah kita berharap Michael lebih gampang masuk College nantinya. UC Irvine punya klub badminton, kan? Lagian, selalu ada Kejuaraan Badminton antar kampus di AS, kan?, “ungkap Felicia tanpa menanti jawaban.

“Di Amerika, sekolah dan main badminton musti jalan sama-sama. Tidak ada sekolah khusus buat pemain badminton kayak di Indo,” ujar perempuan yang sering dipanggil Feiling ini. “Tapi, mending lah sekarang. Tahun lalu tim kita latihan ke Surabaya” tambahnya.

“Mike, Mike, Michael” demikian panggil Felicia di dalam mobil saat hendak pulang ke Rocklin.

Dalam sekejap, sang anak sudah terlelap di kursi belakang, bermimpi kelak menjadi Juara Badminton di Olimpiade. Siapa tahu?

(peter phwan)