Murid-murid SMA di Jakarta dan Denpasar berhasil menjuarai kompetisi bergengsi bernama Kompetisi Think Quest International 2011, mengalahkan ribuan peserta dari 52 negara. Sebuah kompetisi yang menguji keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi masalah nyata di dunia. Kompetisi digelar secara online pada September 2010 hingga pertengahan 2011. Juara pertama diraih tim asal SMAN 4 Denpasar, sedangkan juara kedua diraih tim dari SMAN 48 Jakarta.

Tim SMAN 48 Jakarta beranggota enam siswi. Saat ini mereka duduk di kelas XI yaitu Vilia, Muhammad Labib Nauvaldi, Ikhsan, Tuwendy, Faisal, dan Ben Hadi. Karya mereka mengusung proyek bertema “Menjadikan Plastik dan Kertas Menjadi Teman Bumi”.

Pembuatan plastik dari kentang tersebut mirip dengan pembuatan bubur. Setelah dijadikan bubur, kentang-kentang itu diberi beberapa zat kimia hingga menjadi plastik. “Plastik buatan kami bisa terurai tiga tahun hingga lima tahun,” kata Vilia.

Selain plastik, tim itu membuat kertas dari bambu. Yakni, diambil dari pelepahnya yang dikeringkan seratnya. Lantas, dimasak dengan menggunakan cairan kimia tertentu, kemudian diblender. Setelah itu, ditambahkan perekat sebelum dicetak dengan menggunakan alat mirip mesin sablon.

Setelah jadi, kertas yang dihasilkan bakal berwarna cokelat dengan tekstur agak kasar. Namun sebenarnya mereka bisa menghasilkan kertas yang lebih halus jika menggunakan alat sablon betulan. Meski kasar, kertas yang dia hasilkan sudah bisa dijadikan media untuk menulis, meski kurang nyaman. “Kalau ini diproduksi secara masal, tidak perlu menebang tiga pohon untuk membuat 1 ton kertas,” jelasnya.

Karya terbaik pertama diraih SMAN 4 Denpasar. Mereka terdiri atas Genta Indra, Ida Ayu Anom, dan Ika Agustini. Karya mereka bertema Sumber Energi dari Ganggang (Rumput Laut): Menciptakan Nilai Tambah. “Kami tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik,” kata Genta. “Pertama ikut, kami dapat the most innovative project,” katanya dengan logat Bali yang kental.

Ide awalnya muncul dari pelajaran yang mereka dapat selama sekolah. Dia mengatakan, pernah membaca buku yang menyebut bahwa alga bisa dikonversikan menjadi bioetanol. Beberapa langkah untuk membuat bioetanol dari alga itu adalah menguapkan alga hingga menghasilkan partikel air yang ada pada alga. Ketika dingin, ditambahkan ragi yang bertujuan untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.

Kemudian menambahkan sedikit gandum untuk membantu fermentasi. Ketika fermentasi selesai, alga akan berubah menjadi cairan yang sama dengan anggur dengan kadar alkohol 5 persen. Terakhir, untuk menghasilkan bioetanol harus ditambahkan enzim alfa amilase.

Atas keberhasilan itu, tim SMAN 4 Denpasar berhak mendapatkan hadiah laptop seharga USD 1.500 dan tiket perjalanan ke markas Oracle di San Francisco, Amerika Serikat, dan uang pembinaan USD 5.000. “Penelitian ini tidak akan berhenti sampai di sini dan akan terus kami kembangkan,” ucapnya.

Di bagian lain, Country Managing Director Oracle Indonesia Uday Mathkar mengaku sangat bangga dengan hasil yang didapat oleh tim dari Indonesia. Sebab, dua tim dari Denpasar dan Jakarta ini bisa mengalahkan ribuan tim dari seluruh dunia.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37348

Untuk melihat artikel Pendidikan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :