Dr. Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA)

Para ilmuwan dewasa ini telah membuktikan, bahwa autisme disebabkan
secara dominan oleh faktor genetik. Walaupun pada dasarnya, autisme
disebabkan oleh berbagai kemungkinan lain. Autisme sangat terkait dengan
agen atau zat yang menyebabkan cacat lahir, seperti; logam berat,
pestisida atau vaksin tertentu yang mengandung logam berat seperti
Hidrogenium. Prevalensi autisme diseluruh dunia diperkirakan sekitar 1-2
anak per 1000 kelahiran.

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang sangat bervariasi
dengan gejala awal muncul pada masa bayi atau masa kanak-kanak, dan
kemudian berkembang menjadi autisme yang sulit dikendalikan.

Orang-orang dengan autisme memiliki gangguan sosial dan sering
mengalami kehilangan intuisi tentang orang lain dan lingkungannya.
Gangguan autisme hampir selalu berkembang sebelum usia tiga tahun dan
ditandai dengan komunikasi verbal dan non-verbal, serta interaksi sosial
yang terganggu.

Secara umum, anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan ekstrem dalam mengembangkan hubungan yang normal dengan orang lain.
Mereka cenderung untuk tidak berbagi dengan kepentingan rekan-rekan
mereka.

Dalam banyak kasus anak-anak ini tidak mampu menafsirkan isyarat
komunikasi non-verbal, seperti ekspresi wajah. Kebanyakan orang dengan
autisme memiliki beberapa gangguan dalam perkembangan kemampuan
berbahasa dan bahkan tidak pernah berbicara sama sekali. (Gambar 1:
Ilustrasi Anak Autisme)

Penyebab Autisme


Telah lama diprediksikan, bahwa penyebab umum autisme adalah faktor
genetik, kognitif, dan gangguan saraf. Gangguan perkembangan saraf
merupakan degradasi pertumbuhan dan perkembangan otak atau sistem saraf
pusat, yang berarti; gangguan fungsi otak yang mempengaruhi emosi,
kemampuan belajar, dan memori. Hal tersebut berawal pada masa bayi dan
masa kanak-kanak baik berupa gangguan perkembangan ataupun berupa cedera
otak. Demikian pula dapat disebabkan oleh mutasi genetik, seperti; Down syndrome atau Syndrome fragil lingked-X. (Gambar 2: Ilustrasi Mutasi genetik yang menimbulkan kelainan otak dan autisme)

Selain penyebab diatas, autisme juga dapat diakibatkan infeksi.
Infeksi virus termasuk rubella selama trimester pertama kehamilan, telah
dibuktikan sebagai penyebab autisme.

Gejala Autisme

Gejala autisme sangat bervariasi; pada bayi dapat terlihat relatif
normal selama beberapa bulan pertama kehidupan sebelum menjadi kurang
responsif terhadap orang tua mereka dan rangsangan lainnya. Mereka
mungkin mengalami kesulitan dengan makan atau pelatihan toilet, tidak
bisa tersenyum sebagai respon atas wajah orangtua mereka, dan bahkan
melakukan perlawanan untuk didekap.

Ketika mereka memasuki masa balita, menjadi semakin jelas bahwa anak
autisme ini, memiliki dunia sendiri. Mereka tidak bermain dengan anak
lain atau mainan dengan cara normal, melainkan tetap menyendiri dan
lebih memilih untuk bermain sendiri.

Keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal, seperti berbicara dan
ekspresi wajah, tidak mengalami perkembangan. Gejalanya mulai dari sifat
tidak peduli dan bisu terhadap respon sekitar.

Bahkan dalam kondisi yang ekstrem, anak autisme mengalami kelainan perilaku, berupa: menatap, mengepakkan tangan atau lengan dan tangan,
berjalan berjingkat-jingkat, bergoyang, mengamuk dengan postur yang
aneh, serta perilaku yang hiperaktif. (Gambar 3: Bagian Struktur otak
yang dapat mengalami kerusakan dan berefek sebagai Autisme)

Pengobatan dan Penanganan Autisme


Dengan melihat faktor pencetus atau penyebab autisme, serta
memperhatikan perkembangan gangguan autisme ini, sehingga dibutuhkan
intervensi dini yang tepat dan cepat. Tujuan utama saat merawat
anak-anak dengan autisme adalah untuk mengurangi defisit yang terkait
dan kesusahan keluarga, dan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kemandirian fungsional anak tersebut. (Gambar 4: contoh penanganan
autisme)

Dalam pengobatan ataupun penatalaksanaan autisme, dibutuhkan
kerjasama orang tua, keluarga dan dokter, dalam memberikan penanganan
yang terbaik bagi anak tersebut. Bahkan dalam kebanyakan kasus, orang
tua didorong untuk merawat anak tersebut di rumah.

Demikian pula dalam pendidikannya, dibutuhkan kelas atau program
khusus, sehingga perilaku anak autisme tersebut, dapat berkembang dalam
mengikuti perkembangan kemampuannya yang lebih baik. Karena kompleksitas
perilaku anak autisme ini, sehingga orang tua harus dididik dalam
teknik perilaku supaya mereka dapat berpartisipasi dalam semua aspek
perawatan anak dan pengobatannya.

Selain terapi perilaku, obat juga dapat direkomendasikan untuk
mengobati gejala-gejala tertentu seperti kejang, hiperaktif, perubahan mood yang ekstrem, atau perilaku yang merugikan diri sendiri. Obat yang dapat digunakan, misalnya antipsikotik; luminal, valium, dan amitriptamin.
Dimana obat-obat ini, tentunya harus dengan resep dan pengawasan
dokter. Sedangkan bagi autisme yang tercetus akibat mutasi genetik,
selain pengobatan gejalanya yang akut, dipersiapkan dimasa depan dengan
teknik pengobatan gene therapy.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36432

Untuk

melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya,
Klik

disini

Mohon
beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported

by :