Tak banyak film Indonesia
yang masih terus diingat penontonnya selama puluhan tahun. Film
Nagabonar adalah pengecualian. Selama 21 tahun, film ini masih melekat
di hati penonton Indonesia.

Dengan setting tanah
Batak di masa awal kemerdekaan, dikisahkanlah kehidupan Nagabonar, si
tukang copet ulung. Dia punya sahabat setia bernama Bujang (Afrizal
Anoda). saking setianya, setiap kali Nagabonar tertangkap dan masuk penjara, si Bujang ikutan masuk penjara meskipun tidak ikut mencopet.
Tapi
begitu mendengar dari Bang Pohan (Piet Pagau) bahwa Indonesia sudah
merdeka, lalu Belanda berusaha merebut kembali, Naga dan teman-temannya
ikut angkat senjata melawan Belanda. Meskipun ’slenge’an’ dan
mantan pencopet, rupanya Nagabonar punya kharisma sebagai pemimpin. Ia
bahkan punya pasukan sendiri yang melakukan perang gerilya melawan
Belanda.

Suatu saat Nagabonar dan pasukannya diperintahkan
mundur karena ada perjanjian gencatan senjata dengan Belanda. Mereka
pun mundur dan menetap di satu tempat untuk beberapa saat. Dalam
rombongan mereka termasuk juga Emaknya Nagabonar (Roldiah Matulessy)
yang tetap menganggap Naga bekerja sebagai pencopet, lalu seorang
‘tawanan’ cantik bernama Kirana (Nurul Arifin) putri dokter Zulmi
(Kaharuddin Syah) yang dituduh antek Belanda.

Ketika
Belanda mengajak Nagabonar merundingkan garis demarkasi. Sebelum
perundingan, demi harga diri kelompok Nagabonar membuat pangkat
kemiliteran sendiri. Lukman (Wawan Wanisar), teman Nagabonar yang
paling terpelajar, mengusulkan Nagabonar menjadi Jendral, Murad
(Mustafa) dapat Kolonel, Jono jadi Letnan Kolonel, Lukman sendiri
menjadi Mayor. Lukman hanya menjadikan Bujang, sahabat Nagabonar,
menjadi Kopral. Bujang protes dan minta bantuan Nagabonar, tapi
Nagabonar tak bisa berbuat apa-apa karena memang Lukman
orang pintar.

Dalam
perundingan dengan Belanda yang di selingi pertandingan catur antara
Nagabonar dan seorang Mayor Belanda, Nagabonar tak mau menunjukkan
lokasi pasukannya karena ia tahu akal licik Belanda. Malahan
sempat-sempatnya Nagabonar mencopet jam tangan si mayor Belanda yang
kemudian ia hadiahkan untuk Bujang. “Meskipun kau cuma Kopral, tapi jam
tangan kau Mayor, Bujang!” kata Nagabonar.

Nagabonar
diam-diam naksir Kirana. Tapi Nagabonar harus berhadapan dengan
menghadapi Mariam, teman seprofesi Nagabonar waktu jadi pencopet, yang
kebetulan juga memimpin satu pasukan di tempat lain. Mariam ini
laki-laki tentunya, Mariam dan pasukannya datang ke tempat Naga,
bersenjata lengkap, untuk meminta Kirana. Naga mengajaknya bertanding
catur untuk menentukan siapa yang berhak atas Kirana.

Sementara
itu si Bujang juga menyimpan rasa kesal dengan Lukman. Karena
mentang-mentang pangkatnya Kopral, Bujang sering diperinntah-perintah
oleh Lukman. Bujang bertekad untuk membuktikan siapa yang lebih hebat.
Bujang lalu mengambil satu set seragamnya lengkap Nagabonar untuk
menyerang Belanda bersama beberapa temannya.
Pasukan itu kalah
dengan membawa Bujang yang sudah tak bernyawa. Bujang mengenakan
seragam dan semua atribut milik Nagabonar. Nagabonar tak mampu berkata
apa-apa. Dia lari pulang, menangis dan meneriakkan nama Bujang
berulang-ulang. Kirana menghiburnya dengan mengatakan kalau Naga tidak
sendirian. “Masih ada aku…”, kata Kirana. Besoknya Naga meminta Emaknya
untuk melamar Kirana. Tapi Emaknya malah menasehati Kirana agar tidak
percaya dengan kata-kata Nagabonar. Belanda akhirnya melanggar sendiri
perjanjian gencatan senjata. Naga pun segera menyiapkan pasukan untuk
kembali menyerang Belanda. Kirana ingin ikut serta dan bertempur di
garis depan bersama Naga. Nagabonar pun menyetujui dan memberi Kirana
pangkat Permaisuri.

Nagabonar adalah Film terbaik dalam FFI 1987
yang memperoleh enam penghargaan sekaligus. Pada tahun 2008 ini, film
Nagabonar itu dirilis ulang. Film cukup menyedot penonton dari kalangan
muda yang tak sempat merasakan jaman emasnya Nagabonar di bioskop. Kini
film Nagabonar di remake dan tengah tayang di bioskop
Indonesia. Sebentar lagi mungkin akan marak ucapan sembari menangisnya
Nagabonar yang khas, “Bujang..Bujang..sudah kubilang jangan bertempur.
Kau malah bertempur. Matilah kau..”(pipit)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31678

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Intero Real Estate

Lebih dari 1 juta rumah di Amerika

Klik www.InteroSF.com

Email  Info@InteroSF.com  atau  telpon  1-800 281 6175