KabariNews – Film bersudut padang perempuan kembali dilahirkan cerpenis Djenar Maesa Ayu. Mengangkat soal perempuan lewat karakter Nay, film ini mengajak penonton untuk berimajinasi lewat monolog. Sepanjang film berdurasi 80 menit, penonton diajak berputar-putar di jalanan Jakarta sambil mencari solusi dari masalah yang dihadapi Nay.

Hampir keseluruhan adegan film dilakukan dalam mobil dan hanya diperankan oleh satu pemain. Sesuai dengan tagline filmnya, ‘Hidup bukan untuk mencari perhentian, namun untuk melakukan perjalanan’, tokoh Nay ingin mengungkapkan tentang kehidupannya yang pelik dalam sebuah perjalanan. Nay bermonolog tentang beragam macam fakta dan ragam sifat manusia.

Sha Ine Febriyanti adalah satu-satunya pemeran dalam film ini. Sementara pemeran lain seperti Joko Anwar, Paul Agusta, Farishad Latjuba, Cinta Ramlan dan Niniek L Karim hanya muncul lewat monolog.

Film yang diadaptasi dari novel Djenar Maesa Ayu berjudul sama ini cukup menarik untuk disaksikan. Harus diakui bahwa ekspresi Nay (Ine Febriyanti) sangat menghidupkan film ini. Terutama saat dia melakukan obrolan imajiner dengan ibunya sembari mengungkap masa lalunya yang kelam.

Secara estetika, gambar-gambar jalanan yang disajikan cukup bagus. Hanya saja, Nay terlihat hanya berputar-putar di Jakarta tanpa arah. Kemana sebenarnya Nay berkendara atau di mana sebenarnya rumah Ben, penonton tidak mendapat petunjuk.

Nay berkisah tentang Nayla Kirana. Ia seorang artis yang di tengah usahanya meniti karier diterpa masalah pribadi yang serius dalam urusan percintaannya. Semakin rumit lagi, Nay juga dihadapkan dengan bayang-bayang masa lalunya yang kelam, dan terus menghantuinya.

Film Nay diklaim menjadi film monolog dengan satu pemeran yang pertama dibuat Indonesia. (1001)