Jakarta, KabariNews.com – Pemerintah akan menurunkan tim verifikasi pasca terjadinya kebocoran kilang minyak milik perusahaan The Montara Well Head Platform asal Australia pada 21 Agustus 2009 silam.

Akibat kebocoran kilang minyak tersebut, kawasan Laut Timur, NTT, turut tercemar minyak yang berdampak pada ekosistem laut dan hasil tangkapan nelayan.

Hal ini disampaikan Staf Khusus Kepresidenan Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai.

Velix menjelaskan bahwa pemerintah akan menurunkan tim yang akan mengumpulkan data kerusakan akibat pencemaran laut tersebut.

“Akan segera dikirimkan tim verifikasi untuk mendata kerugian akibat kebocoran minyak. Data tersebut akan diserahkan kepada Presiden dan Kementerian serta lembaga terkait. Bila diperlukan, pemerintah akan menjadikan data tersebut sebagai bahan penyusunan klaim kerugian kepada perusahaan terkait,” kata Velix dalam press release yang diterima redaksi, Senin (19/7).

Berdasarkan data yang dikumpulkan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning, tumpahan minyak ini telah mencemari sekitar 16.420 km2 wilayah Laut Timor.

Akibatnya, beragam biodata laut mati dan menyebabkan para petani rumput laut dan nelayan mengalami kerugian akibat minimnya tangkapan mereka.

Sebelumnya, dalam satu tahun petani rumput laut di wilayah ini dapat menghasilkan 7.334 ton rumput laut kering. Namun setelah kejadian tersebut, hasil panen rumput laut mereka  menurun drastis menjadi 1.512 ton.

Kabupaten Rote Ndao merupakan salah satu wilayah Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Australia.

Minimnya lapangan kerja membuat banyak warga sekitar berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35191

Untuk

melihat Berita Indonesia
/ Khusus
lainnya, Klik

di sini

Klik di sini
untuk Forum
Tanya
Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah
artikel ini

______________________________________________________

Supported
by :