KabariNews – Educating for Justice, LSM berbasis di Amerika Serikat (AS) memperjuangkan pembayaran lembur 4.500 buruh PT Nikomas Indonesia yang menaungi Nike Indonesia. Para buruh pemegang brand asal AS ini akan segera mendapat upah lembur sebesar US$ 1 juta.

Temuan sejumlah LSM dalam dan luar negeri menunjukkan masih banyak pabrik di Indonesia yang memperlakukan buruh mereka dengan tidak layak, kata Jim Keady, direktur LSM Educating for Justice. Nike Indonesia bukan satu-satunya pabrik yang melakukan pelecehan terhadap ribuan buruh mereka, termasuk lalai membayar lembur, menurut penelitian sejumlah LSM.

“Riset kami menemukan buruh dari sekitar 30 pabrik yang memproduksi aneka produk untuk merk-merk antara lain Converse (AS), New Balance (AS), Adidas (Jerman) dan Puma (Jerman) juga memiliki masalah serupa,” kata Keady. Educating for Justice bekerjasama dengan Serikat Pekerja Nasional memperjuangkan hak-hak buruh Nike Indonesia.

Selama penyelidikan, para aktivis menemukan masih banyak pabrik yang melakukan pelecehan baik verbal mau pun fisik terhadap buruh. “Buruh dipanggil dengan sebutan-sebutan kasar seperti ‘babi’ dan ‘anjing,” kata Keady. Tidak hanya itu, banyak pabrik yang tidak memperlakukan buruh mereka secara manusiawi. “Dalam pertemuan dengan buruh sebuah pabrik lain ada dokumentasi buruh disabet dengan rotan jika mereka terlambat masuk kerja di pagi hari,” kata Keady.

Kemenangan monumental

Dalam waktu tiga minggu ini, para buruh PT Nikomas Gemilang akan mendapat upah untuk kerja lembur selama dua tahun. “Selama 18 tahun, para buruh dipaksa bekerja satu jam ekstra setiap hari enam hari seminggu tanpa dibayar,” kata Keady.

Penyelidikan selanjutnya menemukan fakta mencengangkan bahwa 4.437 buruh bekerja lembur selama 600.000 jam tanpa dibayar. Tidak hanya itu, mereka juga mendapat pelecehan baik fisik maupun verbal.

“Kemenangan ini sangat monumental karena kini sudah ada contoh kasus yang berhasil. Kami semua senang namun, sayangnya, undang-undang Indonesia hanya mengizinkan perusahaan membayar kompensasi upah selama dua tahun terakhir, meski pun para buruh dicurangi selama 18 tahun,” kata Keady kepada beberapa media.

Sementara itu, Nike dalam pernyataan resmi berjanji akan memperbaiki kondisi buruh di pabrik mereka di Indonesia. Perbaikan itu antara lain dalam bentuk pelatihan untuk manajemen dan karyawan serta pemantauan rutin melibatkan pihak ketiga yang dapat memberikan evaluasi independen terhadap situasi di pabrik.

Nike memiliki 700 toko di seluruh dunia dan memiliki pabrik di Asia termasuk Cina, Malaysia, Thailand, India dan Indonesia.