Ada beragam cara penjual kuliner untuk menarik perhatian pembeli, salah satunya adalah pemberian nama kuliner yang di jual. Semua itu dilakukan semata-mata itu tidak hanya sebagai upaya untuk menarik perhatian tapi juga agar laku terjual.

Seperti yang dilakukan Yati warga Jl. Dr. Wahidin, Penjagalan Sumenep, Jawa Timur yang memberikan nama dagangan kulinernya dengan nama yang unik. Namun Yati, tidak hanya sekedar memberikan nama begitu saja. Soal rasa jangan ditanya. Rujak selingkuhnya dan soto daging sapi yang ia jual di warungnya yang juga sebagai tempat tinggalnya menjadi terkenal berkat nama dan rasa yang ia sajikan. Setiap harinya ratusan orang datang ke warungnya untuk membeli dan merasakan kenikmatan selingkuh dari rujak dan soto daging sapinya.

“Saya berjualan sejak sebelas tahun yang lalu. Mulai dari awal buka hingga sekarang, saya tetap berjualan di rumah”, tutur Yati saat ditemui Kabari di warungnya. Selasa (27/11). Yati menceritakan, awalnya dirinya berkerja sebagai juru masak saat ada hajatan. Berkat keahliannya, setiap masakannya mempunyai cita rasa yang membuat lidah orang ingin terus menikmatinya. Tak pelak Yati, selalu menuai pujian dari orang-orang yang pernah menikmati masakannya.

Dari situlah, Yati mencoba membuka warung kuliner rujak dan Soto daging sapi. Bumbu-bumbunya pun sangat sederhana seperti bawang putih, cabe, garam, petis, jahe, dan kunyit. Tak disangka-sangka, dagangannya laris manis terjual. “Warung saya buka mulai pagi hingga sore hari. Malam saya tidak jualan”, kata Yati dengan dialek khas orang Madura pada umumnya.

Dalam satu hari, Yati memasak daging sapi sebanyak 35 kilogram untuk membuat soto, sop kikil, dan soto babat yang bisa disajikan dengan nasi maupun lontong. Saat ditanya, mengapa ia memberi nama rujak selingkuh? Yati menjawab, selain untuk menarik perhatian dan gampang diingat, pemberian nama itu juga ada alasannya, karena rujaknya berselingkuh dengan soto daging sapi. Maksudnya, rujak yang ia buat sebetulnya sama dengan rujak khas Jawa Timur-an pada umumnya yang kemudian ia campur dengan soto daging sapi. Jadilah kuliner rujak selingkuh.

Berkat berjualan rujak dan soto, Ibu dari tiga orang anak ini, dalam sehari mendapat keuntungan bersih Rp. 600 ribu hingga Rp, 1 juta. Selain suaminya sendiri kini, Yati memiliki 3 orang karyawan yang membantu  usahanya. “Ada keinginan saya untuk membuka cabang di tempat lain. Namun, masih terkendala dengan tenaga kerja. Karena harus tau cara yang pas menyajikannya”,ungkap Yati.

Sementara itu, Jodhi Yudono salah seorang pembeli dari Jakarta mengatakan, tiga tahun yang lalu dirinya sudah pernah ke Warung Soto Sumenep dan ini yang kedua kalinya. “Tidak bisa terlupakan dan menjadi wajib jika saya ke Sumenep harus mampir ke warung ini”, kata Jodhi. Nah, jika pembaca Kabari berjalan-jalan ke Jawa Timur,  sempatkan mampir ke Warung Soto Sumenep untuk mencoba nikmatnya selingkuh rujak dan soto daging sapi milik Yati. Harganya pun terjangkau, dari mulai Rp. 15 ribu hingga Rp. 45 ribu.