Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang identik dengan lumpia. Ketika mengunjungi Semarang, terlihat bangunan-bangunan bersejarah yang unik dan menjadi tujuan wisata. Rupanya kota ini masih mempertahankan bangunan-bangunan lama dari jaman dahulu. Termasuk soal banjirnya.

Bangunan-bangunan antik yang tersebar membuat kaum veteran bernostalgia ketika melewati sudut-sudut kota Semarang. Cukup banyak bangunan-bangunan tua yang masih terpelihara baik. Bahkan beberapa kantor menempati bangunan-bangunan tua yang masih kokoh.

Semarang Kota Banjir?

Semarang memiliki daerah dataran tinggi yang disebut _Kota Atas_. Suasana Kota Atas mirip seperti daerah Raya Puncak di Bogor. Sedangkan daerah dataran rendah disebut _Kota Bawah_ karena berada di sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Kota Bawah inilah yang sering kedapatan banjir. Bukan karena saluran air yang mampat atau kurangnya resapan air, melainkan karena daerah ini berada lebih rendah dari permukaan air laut. Untuk mencegah meluapnya air laut (rob) maka dibuatlah polder untuk menahan luapan.

Sayangnya polder tersebut seringkali meluap sehingga membuat Semarang mudah banjir. Jangankan pas hujan, ketika tidak hujan saja beberapa ruas jalanan tertutup oleh air. Jangan heran saat melewati beberapa kawasan Semarang, tiba-tiba ada air menggenang sekitar lima senti. Di Semarang permasalahan rob telah ada sedari dulu. Ditambah dengan pemanasan suhu bumi maka air laut pun semakin tinggi. Tidak hanya daerah perumahan saja yang tergenang, bahkan gedung-gedung tinggi bisa kebanjiran.

Lawang Sewu, Gedung Seribu Pintu

“Masa sih seribu pintu?” Itu pertanyaan yang sering terlontar ketika mengunjungi Lawang Sewu, sebuah gedung kuno peninggalan Belanda. Jumlah pintunya memang banyak, tetapi sebetulnya jumlahnya tak sampai seribu. Bisa jadi karena jendela-jendela gedung yang berukuran besar sehingga masyarakat menganggapnya sebagai pintu. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903. Tempat ini telah berganti-ganti fungsinya, mulai dari kantor Kodam hingga kantor wilayah Dephub, sampai akhirnya sekarang ditempati sebagai kantor perusahaan kereta api.

Lawang Sewu pernah menjadi lokasi pertempuran hebat antara pasukan Indonesia dengan Jepang. Sedangkan di depannya terletak Tugu Muda, yang konon di bawahnya terkubur ratusan jenazah korban perang. Tak heran tempat ini sering disebut angker dan sering dijadikan tempat uji nyali bagi banyak orang. Namun pada siang hari, Lawang Sewu tak lebih sebagai kantor dan menjadi tujuan wisata yang menarik.

Klenteng Sam Poo Kong dan Tiong Hoa

Klenteng atau Kuil Sam Poo Kong yang biasa disebut sebagai Gedong Batu terletak di daerah Simongan. Kuil ini dibuat sebagai penghormatan kepada Laksamana Ceng Ho, seorang penjelajah muslim asal Tiongkok yang singgah ke Indonesia dalam misi perdamaian.

Di dalam Klenteng terdapat Gua Batu yang dipercaya sebagai tempat awal pendaratan sekaligus markas dari Sam Poo Tay Djien, nama lain Ceng Ho, saat berkunjung ke Jawa. Ceng Ho sempat menetap agak lama di Jawa dan ketika akan melanjutkan penjelajahan, banyak dari awak kapal yang telah menikah dengan warga pribumi sehingga pada akhirnya tidak ikut dalam penjelajahan dan memilih untuk hidup di Semarang. Konon dari sinilah awal pesatnya pertumbuhan populasi Tiong Hoa di Semarang.

Berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong terasa seperti berada di China. Di dalam kuil terdapat altar dan makam dari para prajurit Ceng Ho. Selain itu juga ada lukisan dan patung yang menggambarkan perjalanan Ceng Ho ke Jawa. Sayangnya sekarang ada peraturan bahwa pengunjung dilarang mengambil foto di dalam kuil.

Semarang memiliki banyak cagar budaya yang perlu dilestarikan. Cagar budaya ini mengangkat Semarang menjadi salah satu tujuan pariwisata di Indonesia. Kota Semarang cocok menjadi tujuan wisata bagi mereka yang menyukai sejarah Indonesia. Bahkan pemerintahan Tiongkok menjadikan Klenteng Sam Poo Kong sebagai tujuan pariwisata bagi pelancong asal Tiongkok. Mampirlah ke Klenteng ini dan rasakan atmosfer negeri China.(Gambar dari wikipedia.org)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33296

Untuk melihat Berita Indonesia / Nusantara, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :