KabariNews – Seni tari merupakan warisan budaya nusantara, untuk itu perlu dijaga serta dilestarikan, sebagai wujud kepedulian dan kesungguhan hati untuk menjaga warisan budaya Indonesia, Abisatya Sarasati  bekerja sama dengan Padnecwara sebagai promotor acara seni kreatif dengan bangga mempersembahkan pagelaran Opera Jawa Klasik bertajuk Kidung Dandaka.

Bertepatan dengan hari  jadi ke 40 Padnecwara, konsep legendarian  yang diusung dalam pertunjukan tari ini akan digelar pada tanggal 22 – 23 April mendatang di Gedung Kesenian Jakarta.

Sebagai wujud apresiasi terhadap seni tari tradisi Indonesia, pagelaran Opera Jawa Klasik Kidung Dandaka menjadi persembahan untuk melestraikan seni  tari  jawa klasik, Promotor berharap pentas ini dapat menjadi tontonan masyarakat masa kini yang bukan saja memikat, namun mampu menggerakkan hati para penontonnya untuk mengambil bagian dalam menjaga seni tradisional Indonesia.

Kidung Dandaka  adalah sebuah karya tari dari tiga maestro tari, diantaranya, Retno Maruti, Sulistiyo Tirtokusumo dan Sentot Sudiharto. dalam pagelarannya nanti akan menampilkan beberapa penari dan pengrawit dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Yogyakarta dan sanggar Padnecwara serta Institut Kesenian Jakarta (IKJ),

Karya tari yang  terinspirasi dari kisah Ramayana dan juga disadur dari buku Anak Bajang Menggiring Angin karya Rm Sindhunata, menceritakan tentang Rama dan Sinta yang harus menjalani pembuangan di hutan selama 13 tahun, semua berawal dari kemenangan Rama dalam sayembara Mantili yang membawanya pada kesengsaraan, cobaan dan penderitaan terus datang pada Rama sampai ia harus berpisah dengan Sinta.

Cinta Rama dan Sinta menjadi lambang persatuan sejati, cinta yang bisa melebur dosa-dosa manusia, untuk itulah Sinta rela menderita demi kesetiaannya dengan Rama. sinta telah berbuat segala-segalanya, karena ia percaya dari penderitaannya, suamainya akan mendapatkan kemuliaan. Ia pun dengan tegar akan terjun ke dalam api yang hendak menguji  kesuciannya. Ia tidak ingin membuktikan kesuciannya karena ia merasa tidak pernah menodai kesucian itu, Ia hanya ingin menunjukkan kepada bakti dan cintanya terhadap satria Ayodya yang dimuliakan.

“pagelaran opera jawa klasik Kidung Dandaka juga menjadi sebuah bentuk kepedulian dan kesungguhan hati untuk menjaga warisan bangsa serta mengajak masyarakat, bersama-sama mempertahankan dan melestarikan keutuhan kebudayaan tradisi nusantara agar tidak hilang ditelan perubahan jaman, ” ujar Andang W. Gunawan selaku Produser Eksekutif.

Andang berharap pertunjukan tari ini bisa menghidupkan kembali minat remaja akan tarian tradisional yang mulai ditinggalkan dan kini saatnya mereka bangga akan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia. pementasan opera jawa klasik ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah untuk melestarikan dan mempromosikan budaya nusantara. (1011)