Palembang, Ibukota Sumatera Selatan ini memang terkenal dengan
pempeknya. Ketika menginjakkan kaki di Palembang, suhu udaranya tak
berbeda jauh dengan Jakarta. Kondisi lalu lintas Palembang cukup
lancar. Bahkan beberapa warga Palembang sendiri mengaku di sini jarang
macet. Sehingga pergi kemana-mana tidak banyak makan waktu.

Bangunan
atau gedung-gedung di kota Palembang sudah modern, namun masih ada
beberapa tempat yang merupakan peninggalan jaman dahulu dan terawat
baik. Seperti Benteng Kuto Besak, Monumen Ampera (Amanat Penderitaan
Rakyat), Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, serta Kantor
Walikota yang biasa disebut Kantor Ledeng, karena dahulunya adalah
kantor sebuah perusahaan air minum.

Jembatan Ampera, Golden Gatenya Indonesia

Bila
Amerika punya Golden Gate, Indonesia punya Jembatan Ampera. Jembatan
ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia yang menghubungkan
Kecamatan Seberang Ulu dan Kecamatan Seberang Ilir yang terpisah oleh
Sungai Musi. Panjang jembatan ini 1.117 meter dengan lebar 22 meter.
Sekilas bentuknya mirip Golden Gate, namun lebih pendek.

Pembangunan
jembatan ini dilakukan pada tahun 1962 dan saat itu dinamakan Jembatan
Bung Karno. Pada tahun 1966, berubah menjadi Ampera karena peristiwa
yang terjadi saat itu.

Awalnya jembatan ini bisa dibuka
dan ditutup jika ada kapal besar yang lewat. Setidaknya memakan waktu
30 menit untuk menaikan jembatan dan menurunkannya kembali. Karena
dianggap mengganggu lalu lintas, tahun 1970 jembatan itu diturunkan
permanen hingga kini.

Sekarang, Jembatan Ampera telah
mengalami banyak perubahan. Warna Jembatan itu dicat warna terakota dan
ditambahkan lampu-lampu yang akan menyala indah pada malam hari. Belum
lagi di pinggiran Sungai Musi terdapat restoran yang membuat pengunjung
bisa menikmati santapan berlatar belakang Jembatan Ampera.

Di dekat Jembatan Ampera terdapat Benteng Kuto Besak (BKB) yang menjadi tempat meeting point para turis. Bagi yang ingin menyusuri sungai Musi, tak jauh dari BKB
ada tempat rental jetski dan ketek (perahu kecil dengan mesin tempel).
Biasanya tujuan naik ketek adalah mengunjungi Pulau Kemaro.

nusantara-palembang

nusantara-palembang

Makanan khas Palembang

Pempek
atau empek-empek merupakan makanan khas Palembang yang terbuat dari
daging ikan dan sagu. Daging ikan yang digunakan biasanya daging ikan
Belida. Dulu ikan Belida masih gampang dicari di Sungai Musi, tapi
sekarang sudah jarang dan susah, sehingga harganya menjadi mahal.
Sebagai penggantinya, biasanya menggunakan daging ikan Gabus, Tenggiri,
atau Kakap Merah.

Pempek menjadi makanan wajib beli
apabila berkunjung ke Palembang. Tiap sudut kota ini, pasti ada
restoran, warung, gerobak, sampai dengan penjual keliling yang
menjajakan pempek.

Teman makan pempek adalah cuka (dalam bahasa Palembang disebut cuko). Cuko
terbuat dari air, gula merah, cabe rawit, bawang putih dan garam. Cuko
ini rasanya pedas bercampur asam dan manis. Penduduk Palembang selalu
memakan pempek dengan cuko. Orang Palembang biasa menyebutnya
“dihirup”, yaitu dinikmati bersamaan ketika mengunyah pempek.

Makanan
yang terkenal lainnya adalah Mie Celor. Mie Celor adalah mie yang
direbus dan dengan kuah yang unik, yaitu campuran kaldu udang dan otak
udang disertai irisan telur. Rasanya uenaaak!

kabari nusantara

kabari nusantara

Di Palembang saat ini ada program Visit Musi yang dicanangkan pemerintahan Palembang untuk menarik turis asing. Sayangnya, Visit Musi yang bertepatan dengan Visit Indonesia Year 2008
terasa kurang digarap maksimal oleh Pemda setempat, sehingga sepanjang
tahun ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Palembang tidak terlalu
signifikan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.(chika)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31844

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari September 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Photobucket