”Saya sudah larang supaya jangan ikut-ikutan, tapi sambil mengambil sandal jepit dia bilang ‘Cuma mau nonton doang kok mak’. Ya sudah saya biarkan dia pergi sama dua temannya itu”

Demikian kata Mariana, (57 th) Ibunda dari Arifin yang tewas terbakar di Yogya Plaza Klender Jakarta Timur. Pagi itu, 13 Mei 1998, seperti biasa Mariana membuka kios dagangannya. Ia mendengar kabar akan terjadi kerusuhan besar, menyusul tewasnya empat mahasiswa Trisakti. Meski sedikit kuatir, Mariana tak acuh dengan tetap berdagang.

Untuk melihat artikel selengkapnya Klik http://Aksisolidaritas.com/292