KabariNews, Sebagai upaya untuk melestarikan budaya tradisional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) menggelar lomba kontes Sape (sapi-red) Sonok.

Kontes Sapi sonok merupakan strategi pemerintah Kabupaten Sumenep dalam upaya peningkatan ekonomi yang di ikuti 60 pasang sapi ini, berlangsung di lapangan Karapan Sape Giling desa Bangkal Kecamatan Kota, Sabtu (13/10).

Dalam sambutannya Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengatakan, Sapi Sonok merupakan budaya khas Madura khususnya Kabupaten Sumenep yang perlu dilestarikan dan tingkatkan. Selain patut untuk kenalkan secara luas, Sapi Sonok menjadi salah satu peningkatan perekonomian masyarakat.

“Hal itu tentu menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama, utamanya Disparbudpora untuk terus mempromosikan Sape Sonok, terlebih saat ini kita hidup di era digital, karena dengan begitu tamu-tamu dari mancanegara akan mengenal Sape Sonok,” ujar Bupati.

Sebagaimana di ketahui bahwa selain Karapan Sapi, Sapi Sonok juga salah satu budaya Madura yang hingga kini terus dilestarikan sekaligus diperkenalkan di dalam negeri hingga mancanegara.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, Sofiyanto menuturkan, bahwa kontestasi Sapi Sonok merupakan corak yang khas dan unik dari pulau Madura. Budaya Madura yang unik, karena semua sapi yang konteskan adalah sapi betina dengan menonjolkan kecantikan sapi, postur tubuh, dan lain-lain sebagai penilaian dalam kontes Sapi Sonok.

“Yang terpenting dalam lomba Sape Sonok adalah bagaimana kehadiran Sapi Sonok berdampak ekonomi kepada masyarakat,” kata Sofiyanto.

Tentu kata Sofiyanto kembali, Sapi Sonok ini tidak hanya menjadi modal sensasi saja, tapi kita arahkan dampaknya pada peningkatan ekonomi masyarakat. Karena dengan adanya hasil kegiatan kontes-kontes Sapi Sonok ini akan berdampak pada penggemar, penjual sapi, pemilik, dan masyarakat sekitar.

“Dampak lainnya akan terlihat pada pelestarian kesenian lain saperti Saronen yang menjadi sarana pelengkap atau penghibur dalam setiap kontestasi Sapi Sonok,” tutur Sofiyanto.

Dari hasil seleksi, 6 pasang Sapi Sonok akan dikirim ke Kabupaten Pamekasan untuk mengikuti kontestasi Sapi Sonok yang berlangsung pada tanggal 20 Oktober 2018 mendatang.

Pihaknya berharap, pagelaran Sapi Sonok benar-benar dapat memberi manfaat bagi peningkatan tambahan pendapatan ekonomi masyarakat sehingga berujung kepada kesejahteraan masyarakat.