Seorang
pria Inggris, Tony Nicklinson (56), telah mengirim surat ke Direktur Penuntutan
Umum Pengadilan Tinggi Inggris,
Kier Starmer, untuk menerbitkan panduan agar
“Pembunuhan manusiawi” terhadap dirinya tak dituntut secara hukum.

Permintaan Tony terkait kondisi dirinya yang sangat memprihatinkan. Insinyur dan
mantan pemain rugby ini, terserang penyakit Casthatropic Stroke, sejenis penyakit stroke yang langka atau sering
disebut sindrom “Locked In”. Penderita penyakit ini nyaris mengalami kelumpuhan
total. Pada kasus Tony, ia hanya hanya dapat
berkedip dan menganggukan kepala. Selebihnya lumpuh total.

Saat
diwawancarai BBC News, Jane (54) istri Tony, mengatakan bahwa Tony telah memintanya
untuk membunuh Tony secara manusiawi. Namun Tony tak ingin Jane nanti terjerat kasus hukum. Hukum Inggris menyatakan pembunuhan diri atau
eutanasia dilarang dan pelakunya dapat dijerat hukum.

Karenanya
Tony berupaya mencari celah hukum agar pembunuhan secara ‘manusiawi’ lewat suntik mati atas
dirinya dapat dilegalkan. Menurut Jane, seperti mengikuti kemauan Tony, hal itu
untuk mengakhiri penderitaan hidupnya.

Seperti
dilansir telegraph, ayah dari Chippenham dan Wiltshire ini mengalami stroke saat bekerja di
Yunani pada tahun 2005 yang merusak sebagian besar fungsi otaknya. Sejak
bencana itu, hidup Tony benar-benar tergantung pada Jane. Dia hidup seperti
bayi, tubuhnya tak sanggup lagi melakukan aktifitas yang sederhana sekalipun,
seperti menulis atau menggaruk kepala.


“Saya memerlukan bantuan
dalam hampir setiap aspek kehidupan Saya. Saya tidak bisa menggaruk jika Saya gatal.
Aku makan seperti bayi. Saya tidak punya
lagi privasi atau martabat, berpakaian dan ditidurkan oleh penjaga,” tulis Tony
dalam suratnya kepada Pengadilan Tinggi Inggris. “Saya bosan dengan kehidupan Saya
dan tidak ingin menghabiskan 20 tahun ke depan
seperti
ini,”

Tim Pengacara Tony mengatakan
bahwa kliennya tidak merasa tertekan saat mengajukan permohonan ini, dan juga
tidak membutuhkan konseling.

“Dia sudah hampir empat
tahun untuk memikirkan masa depannya dan dia tidak menikmati prospek,” ujar
salah satu pengacara.

Sementara, Sarah
Wootton, salah satu penggiat organisasi kemanusian menyebutkan situasi Tony sangat
langka dan tragis. “Permintaannya untuk mati tidak dapat dijawab dengan mudah, baik oleh hukum maupun masyarakat,” kata Sarah. “Tapi satu hal yang jelas, hukum saat
ini gagal buat Tony dan keluarganya,”



Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35194

Untuk

melihat Berita Indonesia / Kisah lainnya, Klik
di sini

Klik

di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :