KabariNews – Literasi tidak sekadar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan kemampuan yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

Menurut Prof. Dr. Djoko Suryono, Guru Besar Universitas Negeri Malang (UNM) mengatakan bahwa setiap orang harus membentengi diri dengan kesadaran berliterasi.

Lanjut Djoko, kesadaran yang dimaksud adalah kemampuan menyaring informasi untuk menentukan, mana yang baik dan mana yang buruk. Djoko juga mengistilahkan era digitalisasi sebagai era tsunami informasi.  Tsunami informasi diartikan sebagai gelombang besar yang mampu membawa segala hal, entah itu sampah atau bukan, sehingga tsunami informasi mengarah pada berbagai macam bentuk informasi. Entah itu bermanfaat atau pun hoax.

“Pada dasarnya literasi harus disertai kesadaran kritis, kreatif dan bermakna,” kata Djoko, dalam pematerian terbuka di Universitas Negeri Malang, Sabtu (10/12).

buku-bukuinformasi terus membanjiri, mau tak mau memaksa kita untuk menemukan sisi positifnya. “Otak manusia ibarat kendi, bagian depan berlubang kecil, tapi dalamnya luas. Otak dengan tanpa batas data menjadikan informasi berjajar didalamnya. Informasi yang masuk perlu disaring keabsahannya dan kebenarannya. Tidak lain untuk menjadikan otak kita tetap dalam koridor pemikiran yang baik,” ujar Djoko.

Ditanya soal literasi di jalan raya, Djoko menyinggung perilaku orang Indonesia ketika berada di jalan raya. Ketika di jalan raya, banyak orang yang menjadi buta huruf. Buta huruf yang dimaksud Djoko, adalah perilaku masyarakat yang tak mengindahkan peraturan, seperti melanggar rambu-rambu lalu-lintas.

Kemudian Djoko memberi contoh nyata ketika berada di jalan raya, seperti saat lampu kuning di trafic light, bukannya mengurangi kecepatan kendaraan, namun justru tancap gas untuk menambah kecepatan kendaraan. Padahal lampu kuning diartikan sebagai peringatan kepada pengendara untuk mengurangi kecepatan kendaraannya.

Prof Djoko“Kita akui bersama dan tidak usah kita tutup-tutupi perilaku masyarakat dan tidak usah malu kita ungkap, walau dunia akan tahu. Hal ini tidak hanya di Indonesia, di negara-negara maju juga ada yang melakukan demikian. Nah ini menjadikan literasi di jalan raya menjadi penting, agar terjaga ketertiban berlalu-lintas,” terang Djoko.

Djoko juga menekankan, literasi itu kunci utama untuk menjadikan hidup lebih baik. Dengan literasi akan menyadarkan kita betapa pentingnya memfilter sebuah informasi. Dan tak kalah pentingnya, adalah sadar dalam membudayakan literasi untuk digalakan dalam diri kita masing-masing. (Yanuar/foto:Yanuar-DS)