Norma Khouri: Penulis Berjasa atau Seorang Kriminal?

Di
sekitar tahun 2003, saya tertarik oleh sebuah buku berjudul “Forbidden
Love” karya penulis Norma Khouri asal Yordania. Buku ini menceritakan
tentang memori sahabat Norma bernama Dalia seorang muslimah berusia 25
tahun dan tinggal di ibukota Amman, yang jatuh cinta dengan seorang
pria Katolik bernama Michael. Diam-diam Dalia bertemu dengan Michael
tanpa sepengetahuan keluarganya dan menyimpan rahasia ini kepada semua
orang kecuali Norma. Akan tetapi pada akhirnya pertemuan rahasia Dalia
dan Michael ketahuan juga oleh keluarganya. Karena hubungan kasih
antara seorang wanita Muslim dengan pria Katolik tidak diizinkan oleh
hukum Yordania, tentu saja seluruh keluarga Dalia pun ikut menentang
Dalia untuk jatuh cinta dengan Michael. Akibat “perbuatan dosa” Dalia,
keluarga wanita yang berjilbab dan hanya bertemu dengan Michael
beberapa kali di sebuah kafe ini memutuskan untuk membunuh Dalia demi
menyelamatkan jiwanya ke surga. Dua bulan setelah ulang tahun Dalia
yang ke-26, di malam hari di kamarnya, Dalia yang sedang tidur lehernya
digorok serta dada dan perutnya ditikam dengan pisau oleh ayah dan
kakak laki-lakinya. Kejahatan seperti ini disebut honor killing,
dimana peristiwa pembunuhan dilakukan oleh keluarganya sendiri demi
“menyelamatkan” harga diri dan martabat keluarga tersebut. Kebanyakan
korban kejahatan honor killing adalah wanita di negara-negara
Timur Tengah yang telah mencemarkan nama keluarga, contohnya dengan
tidak menikahi pasangan yang dijodohkan orang-tua, atau jatuh cinta
dengan seorang pria yang tidak dipilih oleh keluarga atau dari agama
yang berbeda. Melalui buku ini saya mengenal tentang kejahatan honor killing
dan tertarik untuk mempelajari lebih dalam. Bukan saya saja yang
terkesima oleh “Forbidden Love”, seluruh dunia pun salut dengan
keberanian Norma menceritakan kisah tragis Dalia dan isu honor killing terhadap wanita di negara-negara Arab.

Namun
pada bulan Juli tahun 2004, seorang wartawan asal Australia bernama
Malcolm Knox, mengumumkan kepada dunia bahwa Norma adalah seorang
pembohong dan Dalia tidak eksis. Malcolm Knox mengungkapkan identitas
Norma sebenernya, bahwa nama aslinya adalah Norma Bagain Touliopoulos,
seorang wanita berusia 34 tahun asal Chicago yang berprofesi sebagai
agen properti dan memiliki suami serta dua anak. Norma bukanlah seorang
perawan wanita Yordania yang dikejar-kejar oleh grup ekstrimis Muslim
Arab akibat ulahnya mengeksploitasi isu honor killing seperti yang ia
akui. Bahkan sebenarnya Norma adalah seorang buron yang sedang dicari FBI
sejak tahun 1999 atas kriminal penipuan uang sebanya satu juta dollar
US. Akan tetapi Norma bersikeras menentang tuduhan Malcolm dan berujar
bahwa Dalia adalah seorang korban yang benar-benar terjadi. Fakta ini
didukung oleh ayah Norma. Tuduhan Malcolm membuat Norma untuk
membuktikan kebenarannya kepada dunia dengan cara mengikuti lie
detector test.

Nah, dokumenter “Forbidden Lies” arahan
sutradara wanita asal Australia bernama Anna Broinowski memberi
kesempatan Norma untuk menceritakan kepada publik fakta yang
sesungguhnya dari sudut pandang wanita yang berwarga negara Amerika
ini. Dari sini penonton bisa melihat Norma yang asli serta menyaksikan
korban dan saksi mata kehidupan Norma yang sebenarnya. Bertubi-tubi
tuduhan menyerang Norma. Dari mulai tetangganya yang sudah tua bernama
Mary Baravikas di Chicago yang meninggal di rumah sakit karena
kekurangan biaya, akibat tabungan yang dicuri oleh Norma melalui
pemalsuan tanda-tangan dokumen. Selain itu, Norma yang akhirnya kabur
ke Australia dan bersahabat dengan tetangganya yang baik hati bernama
Rachel Richardson. Rachel pun akhirnya ditipu juga, sekitar $15,000
dollar Australia lenyap dari kantong Rachel. Norma juga meninggalkan
kedua anaknya kepada Rachel yang rela mengurusi dan pasrah. Norma juga
mengaku bahwa alasannya untuk meninggalkan Amerika adalah demi
menyelamatkan anak-anaknya dari sang suami John Toliopoulos yang konon
menurut Norma seorang anggota mafia Chicago dan suami pemukul. Ketika
ditanya oleh sang produser Anna, John hanya tersenyum dan berkata bahwa
semua tuduhan terhadapnya tidak benar.

Dan yang paling
murka terhadap Norma adalah seorang wartawan aktifis honor crime
terhadap wanita asal Yordania bernama Rana Husseini. Rana bertentang
keras bahwa Norma adalah pembohong dan menjelekkan kaum Arab Muslim.
Rana menjelaskan bahwa ada sekitar 73 fakta eror didalam buku tersebut
dan ia juga menunjukkan kehidupan masyarakat di ibukota Amman, bahwa
tidak semua rakyat Yordania terutama wanita, memakai jilbab dan hidup
dalam tekanan keluarga ekstrimis Muslim serta bertentangan untuk hidup
harmonis dengan warga Katolik. Ia juga menekankan bahwa isu honor killing
bukan hanya terjadi di kalangan Muslim saja, karena akarnya dari
budaya, bukan agama. Rana juga sempat meminta permohonan kepada pihak
penerbit buku “Forbidden Love” di London untuk merubah kategori buku
ini menjadi fiksi dari non-fiksi. Selain itu, Rana mengutarakan bahwa
janji Norma untuk menyumbangkan uang hasil untung penjualan hasil buku
“Forbidden Love” tidak pernah sampai di tangan organisasi Human Rights
Groups.

Filem dokumenter “Forbidden Lies” menjadi saksi
ulah dan peristiwa kehidupan Norma Khouri dimana anda bisa menilainya
sendiri, bahwa ia seorang penulis berjasa atau seorang kriminal. Secara
pribadi saya kecewa dengan Norma dan segala perbuatannya yang banyak
mengorbankan kepercayaan keluarga dan kerabatnya sendiri demi uang dan
popularitas. Namun, terus terang saya puas bahwa melalui filem ini,
masyarakat dunia akan sadar terhadap keseriusan isu honor killing
di negara-negara Arab dan Asia Selatan. Saksikan Forbidden Lies di
teater independen dekat rumah anda atau lihat dahulu
www.forbiddenlies.com.au. Jika anda ingin mempelajari tentang isu honor killing lebih dalam, kunjungi www.honorcrimes.org (Inna)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?32050

Mohon Beri Nilai dan Komenter di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket