Umar Patek, dia pernah menjadi orang yang paling dicari oleh Pemerintah Amerika Serikat, Australia dan Indonesia karena keterlibatanya dalam aksi terorisme. Bahkan Amerika pernah menjanjikan hadiah sebesar 1 juta dolar kepada siapa saja yang bisa menangkapnya atau memberi informasi untuk menangkapnya.

Mantan anggota Jemaah Islamiyah ini terlibat dalam sejumlah aksi teror di Indonesia. Ia buronan Bom Bali I tahun 2002. Ia juga terlibat dalam bom natal tahun 2000. Lama menghilang, Patek diketahui kembali terlibat dalam pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar. Ia menyembunyikan keberadaan pelaku teroris, Dulmatin pada Juni 2009 sampai Maret 2010.

Patek juga dijerat karena membawa empat senjata api masuk ke Indonesia pada Juni 2009. Kasus lain, Patek menjadi tersangka dalam pemalsuan paspor. Dalam paspor yang diterbitkan Kantor Imigrasi Jakarta Timur, Patek
memakai nama Anis Alwai Jafar. Setelah itu ia sempat melarikan diri ke Pakistan dan Filipina. Patek ditangkap polisi Pakistan awal Maret 2011 dan dipulangkan ke Indonesia.

Kini terdakwa terorisme itu sedang menjalani proses hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pada perisdangan di Pengadilan Negeri, Jakarta Barat, Senin (7/5). Pria bernama asli Hisyam bin Ali Zein itu memohon maaf kepada seluruh korban yang pernah dirugikan, terutama kepada korban Bom Bali 2002.

Dengan mata berkaca-kaca, Umar memohon maaf. “Saya Hisyam bin Ali Zein mengungkapkan rasa penyesalan saya karena ikut andil dalam bom Bali meskipun sedikit” ujarnya.

Dengan rasa penyesalan ia mengaku bersalah karena telah menghilangkan nyawa orang banyak. Ada sedikit pembelaan, bahwa perbuatannya bukan karena keinginannya, melainkan karena diperintah. “Saya lakukan itu bukan atas kemauan saya sendiri, tapi saya disuruh” paparnya.

Atas segala perbuatannya, ia memohon maaf kepada keluarga korban, pemerintah Indonesia khususnya pemerintah Bali karena perbuatannya telah merugikan sampai menghilangkan banyak nyawa orang tidak berdosa. “Akibat kejadian itu menimbulkan korban dalam jumlah besar, saya minta maaf kepada keluarga korban dan korban,” ucapnya.

Tak hanya itu, Umar pun memohon maaf kepada korban warga negara asing. Ia memohon ampun atas segala perbuatannya. “ Kepada keluarga korban baik korban warga Indonesia maupun warga negara asing saya minta maaf kepada mereka semua. Semoga ini jadi penebusan dosa saya, semoga saya bisa dimaafkan. Permintaan maaf ini keluar dari hati saya” ungkapnya sambil berkaca-kaca.