Petani Tembakau Menolak Rencana Fatwa MUI

Para petanai tembakau di berbagai daerah seperti di Temanggung, Jember, Tulung Agung, sampai Pamekasan, Madura, menolak rencana MUI mengeluarkan Fatwa haram merokok.

Mereka beralasan, tembakau telah menjadi sumber penghidupan mereka. Jika merokok diharamkan, mereka khawatir akan menyebabkan matinya mata pencaharian mereka. Selama ini, dari bertani tembakaulah, mereka dapat bertahan hidup dari keadaan yang serba sulit ini. Tak terbayangkan jika fatwa haram merokok itu benar-benar dilaksanakan.

Di Jember, para petani melakukan aksi mencabut tanaman tembakau milik mereka. Secara tegas mereka mengungkapkan penolakan rancana MUI tersebut. Menurut mereka, jika fatwa haram tersebut di keluarkan, maka 150 ribu warga Jember akan miskin mendadak.

Para petani di Temanggung, juga menolak rencana MUI. Kabupaten Temanggung, akan sangat terpukul jika Fatwa haram merokok dikeluarkan, karena mayoritas petani di temanggung adalah Petani temabakau. Temanggung memang salah satu penghasil tembakau terbesar di tanah air.

Sementara dari kalangan pesantren, ada yang mendukung dan menolak rencana ini. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Temanggung, Tajudin Noor, berpendapat sebaiknya hukum rokok sebaiknay di makruhkan saja, jangan di haramkan. Jika diharamkan, tak terbayang berapa juta warga hidupnya secara sosial tergantung dari tembakau akan miskin mendadak.

Sampai wacana haram merokok telah bergulir sejauh ini, MUI sendiri sampai saat ini masih mengkaji Fatwa soal larangan merokok. MUI memang belum mnegeluarkan Fatwa haram merokok. Namun wacana ini terus bergulir seperti bola panas.

Awalnya muncul wacana ini adalah ketika ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Seta Mulyadi, atau Kak Seto datang ke kantor MUI dan meminta supaya MUI menfatwakan haram merokok bagi anak-anak.

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31828

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :