Sumber: : U.S. Embassy , Jakarta, Indonesia & Voice of America.

Rekan-rekan
sebangsa dan setanah air:

 

Saya
berdiri di sini hari ini terenyak oleh tugas di depan kita, berterima kasih
atas kepercayaan yang Anda berikan, dan teringat akan pengorbanan oleh leluhur kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush
atas jasanya pada bangsa kita, dan juga atas kemurahan hati dan kerjasama yang
ditunjukkannya pada masa transisi ini.

Sudah 44 warga Amerika yang diambil sumpahnya sebagai presiden. Kata-kata
dalam sumpah jabatan itu telah diucapkan dimasa kemakmuran dan dimasa damai.
Namun, ada kalanya sumpah jabatan kepresidenan itu diambil di
tengah-tengah situasi gawat dan badai yang berkecamuk. Pada saat-saat
demikian, Amerika terus melaksanakan tugasnya bukan hanya karena
ketrampilan atau visi mereka yang memegang jabatan tinggi, tetapi karena kita
rakyat Amerika tetap setia pada cita-cita leluhur kita dan setia pada
dokumen-dokumen yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita.

Demikianlah adanya, dan memang selalu demikianlah yang harus dilakukan oleh
generasi orang Amerika yang sekarang ini.

Memang sudah dipahami bahwa kita sedang berada di tengah krisis. Bangsa
kita kini sedang terlibat perang, melawan jaringan kekerasan dan kebencian
yang jauh jangkauannya. Ekonomi kita sangat lemah, akibat ketamakan dan
tindakan tidak bertanggung jawab oleh sebagian pihak, tetapi juga karena
kegagalan kita secara kolektif untuk membuat pilihan-pilihan sulit, dan
kegagalan kita mempersiapkan bangsa bagi abad baru. Banyak rumah yang disita,
lapangan kerja menurun drastis, bisnis gulung tikar. Asuransi kesehatan
kita terlalu mahal, murid-murid sekolah kita banyak yang gagal, dan setiap
hari terlihat bukti bahwa cara-cara kita menggunakan energi justru
memperkuat musuh-musuh kita dan mengancam planet kita.

Semua itu merupakan indikator krisis, yang didasarkan pada data dan
statistik. Yang kurang bisa diukur tetapi tidak kurang pentingnya adalah
melemahnya keyakinan di seluruh pelosok Amerika – kekhawatiran terus-menerus
bahwa kemerosotan Amerika tak terelakkan lagi, dan bahwa generasi berikutnya
harus mengurangi harapannya.

Hari ini saya katakan kepada kalian bahwa tantangan-tantangan yang kita
hadapi adalah nyata.  Tantangan ini serius dan banyak. Tidak akan mudah
diatasi dan tidak bisa diatasi dalam jangka pendek. Tetapi ketahuilah ini,
Amerika, semua tantangan ini akan kita hadapi.

Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan
daripada ketakutan, kesatuan tujuan daripada konflik dan pertentangan.

Pada hari ini, kita berkumpul untuk menyatakan berakhirnya keluhan-keluhan
kecil dan janji-janji palsu, saling-tuduh dan berbagai dogma lusuh yang sudah
terlalu lama mencekik politik kita.

Negara kita masih muda, dengan meminjam kata-kata dalam Kitab Suci, saatnya
sudah tiba kita menepiskan sifat ke kanak-kanakan. Saatnya sudah tiba untuk
menandaskan lagi semangat kita yang tegar, memilih jalan sejarah yang lebih
baik, melanjutkan pemberian berharga, gagasan mulia yang diteruskan dari
generasi ke generasi: yaitu janji yang diberikan Tuhan bahwa semua kita setara,
kita semua bebas, dan semua layak memperoleh kesempatan untuk mengejar
kebahagiaan sepenuhnya.

Dalam menandaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa
kebesaran tak pernah diberikan begitu saja. Mencapai kebesaran harus
dengan kerja-keras. Perjalanan yang kita tempuh  tak pernah mengambil
jalan pintas. Perjalanan kita bukan bagi mereka yang tidak-tabah, bukan bagi
mereka yang suka bermalas-malas daripada bekerja, atau bagi yang hanya mengejar
kekayaan dan menjadi terkenal. Perjalanan kita adalah bagi mereka yang berani
mengambil risiko, mereka yang melakukan hal-hal baru dan membuat barang-barang
baru. Sebagian mereka menjadi terkenal, tetapi acap kali laki-laki dan
perempuan tak dikenal dalam pekerjaan mereka, yang telah mengusung kita di atas
jalan berbatu-batu menuju kemakmuran dan kebebasan.

Demi kita, mereka mengemas harta milik mereka yang tak seberapa dan
menyeberangi samudera untuk mencari kehidupan baru.

Demi kita, mereka banting-tulang dengan upah minim dan menetap di Pantai
Barat, menahankan pukulan cambuk dan mencangkul tanah yang keras.

Demi kita, mereka bertempur dan mati, di tempat-tempat seperti Concord dan
Gettysburg, Normandy dan Khe San.

Lelaki dan perempuan ini terus menerus berjuang dan berkorban dan bekerja
hingga kulit tangan mereka mengelupas, agar kita bisa mengecap kehidupan yang
lebih baik. Mereka melihat Amerika lebih besar dari jumlah ambisi kita secara
perorangan, lebih besar daripada perbedaan status keluarga, atau kekayaan
ataupun partai atau kelompok.

Perjalanan inilah yang kita teruskan hari ini. Kita masih merupakan
negara paling makmur dan paling berpengaruh di Bumi. Para pekerja kita tidak
kurang produktifnya dibandingkan dengan waktu ketika krisis ini dimulai. Otak
kita masih seinventif seperti pada awal krisis ini, barang dan jasa kita masih
diperlukan seperti pada minggu lalu atau bulan lalu, atau tahun lalu. Kapasitas
kita tetap tak berkurang. Tetapi masa kita untuk berdiam diri, melindungi
kepentingan sempit dan menunda keputusan-keputusan yang tak menyenangkan, sudah
harus berlalu. Mulai hari ini, kita harus bangkit sendiri, membersihkan debu
yang menempel, dan mulai lagi bekerja memperbaharui Amerika.

Karena kemana saja kita melihat, ada yang harus kita lakukan. Keadaan
ekonomi mengharuskan tindakan yang berani dan segera, dan kita akan bertindak
bukan hanya untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi untuk meletakkan
dasar bagi pertumbuhan. Kita akan membangun jalan dan jembatan, jaringan
listrik dan jaringan digital yang menyuburkan perdagangan dan mengikat kita
bersama. Kita akan memulihkan sains ke tempat yang selayaknya, dan menggunakan
kehebatan teknologi untuk meningkatkan mutu perawatan kesehatan dan menurunkan
biayanya. Kita akan memanfaatkan tenaga matahari, tenaga angin dan lainnya
untuk menjalankan mobil-mobil dan pabrik-pabrik kita. Dan kita akan mengubah
sekolah dan perguruan tinggi dan universitas untuk memenuhi tuntutan era baru.
Semua ini bisa kita lakukan. Dan semua ini akan kita lakukan.

Tentu, ada orang yang meragukan skala ambisi kita – dengan mengatakan
sistem ekonomi kita tidak bisa mentolerir terlalu banyak rencana besar. Daya
ingat mereka tidak cukup lama. Mereka telah melupakan apa yang dilakukan negara
ini, apa yang bisa dicapai oleh laki-laki dan perempuan yang hidup bebas,
apabila imajinasi digabung demi tujuan bersama, dan kebutuhan digabung dengan
ketabahan.

Yang tidak dipahami oleh mereka yang sinis adalah tanah tempat mereka
berpijak telah bergeser, bahwa argumen basi dalam politik yang
telah begitu lama menyita waktu kita – tidak lagi berlaku. Pertanyaan yang
kita ajukan sekarang bukan apakah pemerintah kita terlalu besar atau terlalu
kecil, tetapi apakah pemerintah kita bisa berfungsi, apakah pemerintah bisa
menolong para keluarga mencari pekerjaan dengan upah yang layak, asuransi
kesehatan yang terjangkau, dan pensiun yang berarti. Apabila  jawabannya –
ya, kita berniat untuk terus bergerak maju.  Apabila jawabannya tidak,
programnya akan dihentikan. Dan mereka yang mengatur uang rakyat akan dimintai
pertanggung-jawabannya – supaya mengeluarkan uang secara bijaksana, mengubah
kebiasaan buruk, dan melakukan bisnis kita dengan jujur – karena hanya dengan
demikian kita bisa memulihkan kepercayaan penting antara rakyat dan pemerintah.

Kita juga tidak mempertanyakan apakah kekuatan pasar bebas itu baik atau
buruk. Kekuatan pasar bisa membina kekayaan dan memperluas kebebasan kita.
Tetapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan yang ketat,
kekuatan pasar bebas itu bisa terlepas dari kontrol, dan suatu bangsa tidak
bisa makmur untuk waktu lama apabila hanya mementingkan orang kaya.
Keberhasilan ekonomi kita tidak hanya tergantung pada besarnya Produk Domestik
Bruto, tapi seberapa jauh meluasnya kemakmuran itu, pada kemampuan kita
memberikan kesempatan kepada tiap orang yang mau bekerja, dan bukan karena
belas kasihan karena itulah jalan yang paling pasti guna mencapai
kemakmuran bersama.

Mengenai pertahanan kita bersama, kita menolak dan menganggap palsu
pilihan antara keselamatan dan idaman atau cita-cita kita. Para Pendiri Negara
ini dihadapkan pada bahaya yang tak terbayangkan, menyusun sebuah piagam untuk
menjamin supremasi hukum dan hak setiap orang, sebuah piagam yang diperkuat
oleh perjuangan generasi demi generasi. Semua cita-cita ini masih menerangi
dunia, dan kita tidak akan meninggalkannya demi mencapai penyelesaian yang
cepat. Karena itu, bagi semua orang dan pemerintahan yang menyaksikan
pelantikan hari ini, mulai dari kota-kota yang termegah sampai ke desa kecil di
mana ayah saya dilahirkan, ketahuilah bahwa Amerika adalah sahabat setia negara
dan sahabat setiap lelaki, setiap perempuan, dan setiap anak yang menghendaki
masa depan  yang damai dan bermartabat, dan bahwa kita siap untuk memimpin
lagi.

Ingatlah bahwa generasi-generasi sebelumnya menundukkan fasisme dan
komunisme bukan hanya dengan misil dan tank, tetapi dengan aliansi yang kokoh
dan keyakinan besar. Mereka memahami bahwa kekuatan saja tidak bisa melindungi
kita, dan bahwa kekuatan itu  tidak memberi kita hak berbuat sekehendak
hati kita. Sebaliknya mereka tahu bahwa kekuatan kita tumbuh melalui penggunaan
yang bijaksana, keamanan kita berasal dari adilnya tujuan kita, kekuatan contoh
yang kita berikan, dan kerendahan hati serta kesanggupan menahan diri.

Kita adalah penjaga warisan ini. Dibimbing oleh prinsip-prinsip ini, sekali
lagi kita bisa menghadapi ancaman-ancaman baru itu yang menuntut upaya
lebih besar, bahkan kerja-sama dan pemahaman lebih besar antar-negara. Kita
akan mulai secara bertanggung jawab meninggalkan Irak kepada bangsa Irak,
dan menempa perdamaian di Afghanistan. Bersama teman-teman lama dan bekas
saingan kita, Amerika akan bekerja tanpa lelah untuk mengurangi ancaman nuklir,
dan mengurangi bahaya pemanasan bumi. Kita tidak akan minta maaf atas cara kehidupan
Amerika, tidak akan goyah dalam mempertahankannya, dan  bagi  mereka
yang hendak mendorong tujuan mereka dengan terror dan membantai orang-orang tak
bersalah, kami katakan kepada mereka, semangat kita lebih kuat dan tidak
terpatahkan, kalian tidak akan unggul dari kami, dan kalian akan kami
kalahkan. 

Kami sadar bahwa warisan bangsa yang beraneka warna adalah suatu kekuatan,
dan bukannya sebuah kelemahan. Bangsa kita terdiri dari orang Kristen dan
Islam, Yahudi dan Hindu, dan bahkan orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan.
Kita telah dibentuk oleh campuran berbagai bahasa dan kebudayaan, yang berasal
dari segala pelosok dunia. Dan karena kita telah merasakan pahitnya perang
saudara dan segregasi rasial, dan keluar dari masa kegelapan menjadi sebuah
bangsa yang lebih kuat dan lebih bersatu, kita yakin bahwa pada suatu hari
nanti semua rasa kebencian akan hilang, bahwa semua garis-garis pembatas antar
suku bangsa akan luluh, dan bahwa dunia ini akan menjadi semakin kecil.
Kerendahan hati kita akan tampak dengan sendirinya, dan Amerika harus memainkan
perannya dalam menyongsong era perdamaian yang baru.

Bagi dunia Muslim, kami akan mencari cara baru ke depan berdasarkan pada
kepentingan bersama dan saling menghormati. Bagi para pemimpin dunia yang berusaha
menanam bibit konflik, atau menyalahkan dunia Barat atas kesulitan-kesulitan
yang dialami masyarakatnya, ketahuilah bahwa rakyat Anda akan menilai Anda
pada apa yang Anda bangun, bukan pada apa yang Anda musnahkan. Bagi mereka yang
hendak menggenggam kekuasaan melalui korupsi dan kekejian dan membungkam orang
yang tidak setuju pada kebijakan mereka, yakinlah bahwa kalian berada pada sisi
yang keliru, tapi kami akan mengulurkan tangan jika kalian tidak lagi
mengepalkan tinju.

Bagi rakyat negara-negara miskin, kami berjanji akan bekerja bersama kalian
untuk membuat ladang kalian subur dan membuat air bersih mengalir, untuk
memberi makan tubuh yang kelaparan, dan memenuhi kebutuhan mental. Dan kepada
negara-negara seperti negara kita yang relatif menikmati kemakmuran, kita tidak
bisa lagi bersikap tidak peduli pada kesengsaraan di luar perbatasan kita, dan
kita tidak bisa menghabiskan sumber-sumber dunia tanpa mempedulikan dampaknya.
Karena dunia sudah berubah dan kita harus berubah dengannya.

Sambil kita mempertimbangkan jalan yang terbentang di depan kita, kita
mengingat dengan rasa terima kasih orang-orang Amerika yang gagah berani, yang
pada saat ini, berpatroli di gurun dan gunung yang sangat jauh. Ada
sesuatu yang hendak mereka katakan pada kita hari ini, seperti yang dibisikkan
sepanjang masa oleh para pahlawan kita yang  kini dimakamkan di
Arlington. Kita menghormati mereka bukan hanya karena mereka menjaga kebebasan
kita tetapi karena mereka menunjukkan arti pengorbanan, kesediaan untuk mencari
arti yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Dan pada saat ini, saat yang
akan tercatat dalam sejarah generasi – semangat inilah yang harus ada pada kita
semua.

Sebanyak apapun yang bisa dan harus dilakukan pemerintah, pada
akhirnya kepercayaan dan tekad rakyat Amerika-lah yang diandalkan negara
ini. Misalnya kebaikan hati untuk menampung orang yang kena musibah
walaupun tidak kita kenal, atau pekerja yang tanpa pamrih rela mengurangi
jam kerja mereka daripada melihat seorang teman di-PHK, yang membuat kita
keluar dari kegelapan. Adalah keberanian para pemadam kebakaran  untuk
menerobos masuk ke rumah yang penuh asap, dan juga kesediaan orang tua
untuk membesarkan anak, yang kelak akan menentukan nasib kita.

Tantangan kita mungkin baru. Alat-alat yang kita gunakan untuk
mengatasinya mungkin baru. Tetapi pada nilai-nilai itulah keberhasilan kita
bergantung – yaitu kerja keras dan kejujuran, ketabahan dan berlaku secara
adil, toleransi dan rasa ingin tahu, kesetiaan dan patriotisme – semua itu sudah
lama ada. Semua itu memang benar. Semua itu telah menjadi
kekuatan kemajuan sepanjang sejarah. Jadi yang dituntut sekarang adalah
kembalinya kepada nilai-nilai ini. Apa yang diperlukan dari kita sekarang
ini adalah era pertanggungjawaban yang baru – suatu pengakuan, dari tiap orang
Amerika, bahwa kita mempunyai kewajiban bagi diri kita sendiri, bagi negara
kita dan bagi dunia, kewajiban yang kita lakukan dengan senang hati, bukan
dengan bersungut-sungut, karena kita tahu tidak ada yang lebih memuaskan bagi
jiwa kita, yang merupakan definisi karakter kita, daripada memberikan segalanya
untuk menyelesaikan tugas yang sulit.

Inilah pengorbanan dan janji kewarganegaraan.

Inilah yang menjadi sumber keyakinan kita – pengetahuan bahwa Tuhan meminta
kita untuk memperbaiki keadaan yang tidak pasti.

Inilah arti kebebasan dan kepercayaan kita– mengapa laki-laki dan perempuan
dan anak-anak dari tiap ras dan tiap keyakinan bisa ikut dalam perayaan di
lapangan yang indah ini, dan mengapa seorang lelaki yang ayahnya lebih 60 tahun
lalu mungkin tidak dilayani di restoran, sekarang bisa berdiri di depan anda
untuk diambil sumpahnya sebagai presiden.

Jadi marilah kita hari ini mengenang siapa kita dan sejauh mana jalan yang
kita tempuh. Pada tahun kelahiran Amerika, pada bulan yang terdingin,
sekelompok patriot berkumpul di depan api unggun yang mulai padam di bantaran
sungai yang beku. Ibukota telah ditinggalkan, musuh terus maju, salju tampak
berlumuran darah. Pada saat itu, ketika nasib revolusi kita sangat diragukan,
bapak bangsa kita memerintahkan supaya kalimat berikut dibacakan kepada semua
rakyat Amerika:

“Beritahukanlah pada dunia masa depan, bahwa di tengah musim dingin, saat
apapun tiada kecuali harapan dan kebajikan – bahwa kota dan negara, waspada
akan bahaya bersama, akhirnya bersatu untuk menghadapinya.”

Amerika; Dalam menghadapi musuh
bersama, dalam masa sulit kita ini, mari kita ingat kata-kata emas itu. Dengan
harapan dan kebajikan, mari kita hadapi bersama sekali lagi sungai beku ini,
dan bertahan dari badai apapun yang akan tiba. Biarkan cucu-cucu kita berkata
bahwa kita telah diuji dan kita menolak untuk mengakhiri perjalanan ini, bahwa
kita tidak mundur dan mata kita terpaku ke ufuk fajar dan dengan berkat Tuhan,
kita meneruskan anugerah kebebasan dan mengantarkannya dengan selamat bagi
generasi masa depan.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32532

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Exclusive lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

________________________________________________________

Supported by :

Photobucket