Pada tahun 2005, Jakarta
dinobatkan sebagai kota ketiga penghasil polusi terbanyak di dunia.
Semakin hari polusi di dunia semakin meningkat seiring bertambahnya
minat untuk menggunakan kendaraan bermotor. Toto Sugito, pria kelahiran
7 Desember 1963 ini prihatin dengan keadaan Jakarta dan bertekad untuk
mengurangi polusi di Indonesia dengan bersepeda. Ya, ia menggunakan
sepeda untuk kesehariannya.

Ketika Kabari mengunjungi
kantornya di daerah Tebet, terlihat beberapa sepeda parkir di sana.
Rupanya kebiasaan bersepeda menular ke beberapa staf di tempat
kerjanya. Toto adalah pelopor komunitas Bike To Work, komunitas pekerja bersepeda di Indonesia. Semula berawal dari komunitas jalur pipa gas, penggemar mountain biking dan mtbindonesia.com
yang sedang melakukan lintas alam dengan sepedanya. Setiap hari Sabtu
atau Minggu mereka bersepeda ke tempat yang udaranya bersih, sejuk dan
bebas polusi, seperti Puncak dan Sukabumi.

Tiba-tiba
terbesit pikiran, kenapa tidak memakai sepeda untuk mengurangi polusi
karena saat ini Jakarta sudah sangat berpolusi. Maka sejak itu ia dan
beberapa temannya menggunakan sepeda untuk ke kantor. Ia pun menggalang
teman-teman yang memiliki kesamaan minat dan terbentuklah komunitas
Bike To Work (B2W). Bersama para anggota B2W, ia mencoba kampanye pertama B2W yang dihadiri oleh 150 pesepeda pada tanggal 6 Agustus 2004. Setelah itu setiap bulan B2W aktif mengadakan kampanye rutin. “Dalam kampanye itu kita memakai jargon ’Bintaro-Kuningan Satu Jam Saja’ agar menarik perhatian. Kita mencoba menginspirasi mereka agar ikut memakai sepeda ke kantor,” tutur Toto.

Kemudian Toto bersama Taufik dan Tekad membuat mendeklarasikan Bike To Work
di Balai Kota, tepatnya pada tanggal 27 Agustus 2005. Acaranya yang
didukung oleh Fauzi Bowo itu sukses dan dihadiri oleh lebih dari 700
pesepeda. Akhirnya deklarasi itu dicanangkan sebagai hari ulang tahun
Bike To Work.

Di tahun 2006, B2W membentuk organisasi yang lebih terstruktur. Lalu pada ulang tahun pertama B2W yang diadakan pada Jumat sore tanggal 27 agustus 2006 di Monas dihadiri oleh lebih dari 1400 orang. “Padahal itu hari Jumat lho!, ” kata Toto. “Saya bisa membuktikan bahwa akhirnya B2W makin diakui.”

Setelah ulang tahun B2W, Toto menulis surat untuk Andi Mallarangeng—yang kini menjabat sebagai Juru Bicara Kepresidenan. Ia ingin berdiskusi mengenai B2W. Ternyata Andi sangat antusias mengenai komunitas B2W dan Toto sukses membuat Andi hijrah dari mobil ke sepeda.

Awalnya banyak yang meng-underestimate komunitas ini. Namun tekad Toto yang tinggi membuktikan bahwa manfaat BTW ini banyak sekali. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Toto juga menggaet Kementrian Lingkungan Hidup yang mendukung kegiatan B2W.

Tujuan B2W
adalah untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia
dengan harapan polusi akan berkurang. Toto ingin menjadikan bersepeda
menjadi lifestyle. Ia ingin harapannya mengurangi polusi di
Indonesia tercapai. Siapa yang menyangka ide kecil dapat menjadi besar.
Komunitas ini telah meluas dan menjadi besar. Total anggota B2W saat ini telah mencapai 11.000 member dari Aceh sampai Papua. B2W
juga telah memberikan sumbangan berupa sepeda ke salah satu sekolah,
yang kemudian akan dipinjamkan ke murid-murid tidak mampu agar dapat
menggunakan sepeda sebagai alat transportasi untuk ke sekolah. Selain
membantu mereka agar tidak putus sekolah, pemberian sepeda juga
mengajari anak-anak sejak dini agar hemat dan mencintai lingkungan
mereka.

Toto sangat peduli sekali terhadap lingkungan.
Menurutnya, apabila hal ini tidak dimulai dari sekarang, bagaimana
dengan anak cucu di masa yang akan datang. Mereka akan menghirup udara
yang tidak bersih. Karena ide inilah hingga Toto memperoleh penghargaan
Indonesia Berprestasi Award yang diadakan oleh salah satu vendor komunikasi Indonesia. B2W telah berhasil menginspirasi banyak orang agar menggunakan sepeda.

Kegiatan sehari-hari Toto adalah pergi ke kantor, rapat dengan klien, dan kadang mengunjungi sekretariat B2W.
Toto adalah lulusan Universitas Indonesia jurusan Teknik Mesin. Bersama
kakaknya ia mengelola sebuah kantor dan ia sendiri bekerja sebagai
konsultan arsitek di kantor itu. Tentu saja ia mengendarai sepeda ke
kantornya. Bahkan sebisa mungkin ia naik sepeda untuk bepergian.
“Kecuali kalau bawa istri atau anak-anak. Mau gak mau harus naik
mobil,” ujarnya sambil tertawa. Kebetulan rumah Toto di daerah Tebet,
tidak begitu jauh dari kantornya. Ia pun mengaku lebih suka naik
sepeda. “Apalagi kalau pagi-pagi, udaranya masih sejuk dan segar. Belum
terkontaminasi oleh polusi”. Dengan menggunakan sepeda, otomatis ia
mengurangi polusi dan menghemat bahan bakar. Selain itu ia bisa
memprediksi durasi perjalanan karena naik sepeda tidak perlu takut
terjebak macet.

Ayah dari tiga anak ini juga berusaha
menularkan kebiasaan bersepeda ke sang istri dan anak-anaknya. “Anak
saya yang pertama sekarang kuliah di Bandung dan dia biasanya memakai
sepeda untuk ke kampus dan jalan-jalan”. Toto terlihat bangga dengan
hal ini. “Kalau istri saya, memakai sepeda untuk olah raga.”

Ketika
ditanyakan mengenai harapan ke depan, Toto menjawab, “Saya harus bisa
merubah bangsa ini agar bisa lebih sehat, lebih hemat dan peduli
terhadap lingkungan”. Semoga berhasil, Toto! (chika)

Untuk yang ingin tahu tentang Bike To Work, bisa mengunjungi situs http://b2w-indonesia.or.id/

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32735

Untuk melihat Berita Indonesia / Profil lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket