KabariNews – Merampungkan studi di Indonesia, Ranti Aryani lalu mengikuti suami yang kembali ke negara asalnya, Amerika Serikat. Ranti kemudian membangun karir sebagai Dokter Gigi di negara adi kuasa itu.

Ranti Aryani adalah wanita asal Bogor. Ia menikah dengan Richard J Bennett Jr. Pria asal Amerika Serikat yang pada tahun 1990- an sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Tak hanya studi, Rich, panggilan akrabnya juga mempelajari kesufian di Indonesia. Yakni ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.

Keduanya menikah secara Islam pada 5 Januari 1997. Pasca-menikah, keduanya memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Namun, krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, membuat pemerintah Amerika Serikat memerintahkan warga negaranya untuk kembali ke Amerika Serikat. Hal ini membuat Rich dan Ranti mengambil keputusan untuk mengadu nasib dan membina rumah tangganya di Negeri Paman Sam.

PINDAH AMERIKA

Setiba di Amerika Serikat, Ranti yang telah menyelesaikan studi dari Fakultas Kedokteran Gigi di Univesitas Prof Dr Moestopo (beragama), ingin membuka praktek. Namun, Ranti mendapatkan informasi bahwa orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi di luar Amerika, mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk memiliki izin praktek kerja sendiri. Syaratnya, mereka harus lulus TOEFL dan ujian negara.

Setelah lulus ujian negara di National Dental Board dan ujian TOEFL pada tahun 2000, Ranti melanjutkan kuliah lagi di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas New York dan lulus tahun 2003.

Pasca-kelulusan, Ranti mengikuti program praktek residensi selama beberapa tahun. Selanjutnya Ranti menjatuhkan pilihannya untuk praktek menjadi dokter gigi di Angkatan Udara Amerika Serikat, tepatnya di Pangkalan  Udara Militer Angkatan Udara Amerika Serikat di kota Maxwell, negara bagian Alabama. Dengan berbagai perjuangan, Ranti berhasil mendapatkan posisi sebagai perwira di Dental Corps USAF. Ranti menjalani masa tugasnya selama 14 bulan.

BUKA PRAKTEK

Perjalanan menuntut ilmu Ranti tidak berhenti sampai disitu saja, Ranti mengambil ujian untuk membuka izin praktek. Ranti berhasil mengantongi dua jenis perizinan untuk membuka praktek di dua negara bagian berbeda. Yakni di negara bagian Philadelphia dan negara bagian Maryland. “Klinik perawatan gigi ini, namanya Orchid Dental. Yang berlokasi di kota Bala Cynwyd, Philadelpia. Sedangkan Presidential Dental di kota Kensington, Maryland,” cerita Ranti.

Karena banyaknya masyarakat Indonesia yang bermukim di Philadelphia, klinik perawatan gigi ini disambut baik oleh masyarakat Indonesia. “50% pasien yang berkunjung merupakan warga Amerika dan sebagian besar lainnya adalah penduduk yang berasal dari Sudan dan juga negara – negara lainnya,” terang Ranti.

Jenis perawatan yang ditawarkan tidak hanya membersihkan dan mencabut gigi, menambal gigi berlubang, ataupun check up gigi biasa. Melainkan merekonstruksi mulut, kosmetik gigi agar pasien memiliki senyum yang menawan, merestorasi implan gigi, dan juga terapi pasien yang memiliki masalah dengan pusing dan keluhan tulang rahang.

“Saya pun senantiasa mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran tentang gigi,” aku Ranti.

Ranti mengaku bahwa perawatan gigi di Amerika Serikat memang cenderung mahal. Hal ini karena canggihnya fasilitas teknologi yang dipergunakan dan juga semakin majunya ilmu kedokteran.

Walaupun begitu, untuk sesama masyarakat Indonesia, biasanya Ranti memberikan diskon. “Ini karena rasa solidaritasnya sebagai sesama perantau,” katanya tersenyum.

Dikatakan Ranti, agar kesehatan gigi terpelihara dengan baik, diperlukan kesadaran untuk memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali serta rutin menggosok gigi di rumah.

Punya pengalaman bekerja di beberapa tempat, sangat membantunya dalam membuka prakteknya sendiri. “Karena dari situ saya belajar mengenai administrasi, asuransi, menangani pasien,  penerimaan pegawai dan lain–lain,” imbuhnya.

Meski telah puluhan tahun tinggal di Amerika Serikat, rasa cintanya terhadap tanah air Indonesia tidak pernah luntur. Salah satu caranya dengan mengirim tenaga-tenaga medis ke Indonesia. Sayangnya keinginan ini belum bisa terwujud karena peraturan di Indonesia yang belum bisa menerima tenaga medis asing. “Selama dua tahun terakhir, saya sudah berusaha mengirimkan surat perizinan tapi dipersulit dan bahkan ditolak. Tapi saya akan tetap mencari jalan agar bisa membagikan ilmu yang saya dan teman – teman sejawat miliki untuk masyarakat Indonesia,” sambung Ranti.

Ranti menuangkan kisah perjalanan hidupnya dalam buku yang ditulis berjudul “In God We Trust”. Ranti juga berharap agar kelak, ilmu dan keahliannya dapat dibagikan dan diterapkan untuk menjadi manfaat bagi orang–orang di tanah air, Indonesia. (Kabari1002/ Foto: dok. Pribadi)