Kalau Inggris punya Robin Hood, si pemanah ulung dari hutan Sherwood. Betawi juga punya jagoan yang gak kalah gahar, namanya Pitung, jawara dari Rawabelong. Dua-duanya memang mirip, sering mencuri hartanya orang tajir yang serakah buat orang miskin.
Kata Bang Somad yang saban ari
nongkrong di Mesjid Al Alam, Marunda, Si Pitung lahir di Rawa Belong
dari pasangan Bang Piun dan Mpok Minah. Kemudian belajar mengaji dan
silat sama Haji Naipin.
Setelah dewasa, Pitung melihat orang Betawi sering jadi korban ketidakadilan Kumpeni. Ceritanya, begitu dia sudah jago mengaji dan silat, dia bikin
gerakan perlawanan bersama para jawara dari Tangerang, Priok, malah ada
yang dari Banten ikut bergabung ke komplotannya Pitung. Salah satunya
temannya yang juga kesohor namanya Ji’ih.
Komplotan Pitung sering merampok hartanya tuan tanah atau pembesar Kumpeni. Setelah itu uang rampokannya dibagikan ke orang miskin. Makanya, biar kate banyak yang bilang dia pencuri, buat orang miskin dia adalah pahlawan. Pitung juga tidak suka dengan ulah Kumpeni yang seenak udelnya narik pajak sama orang-orang miskin.
Ulah Pitung rupanya membuat gerah Kumpeni, Si pitung jadi buronan. Mulai dari centeng bayaran sampai marsose Belande semua nguber-nguber dia. Berkali-kali dia lolos, selain katanya dia punya ilmu ngilang dan kebal peluru, dia juga sering diumpetin
sama orang-orang kampung yang membela dia, malah si Pitung ini sering
dibantu sama Koh Ahong, pedagang keturunan Tionghoa yang anaknya cantik
dan bodinya demplon. Si Pitung sering datang ke rumah Koh Ahong sekedar silaturahmi.
Bang Somad melanjutkan cerita, setelah lama jadi buronan Kumpeni, Pitung akhirnya tertangkap Kumpeni yang pakai akal licik. Kumpeni
datang ke rumah Haji Naipin, gurunya Pitung, Haji Naipin lantas
ditodong pistol dan diancam keluarganya mau dibunuh jika tidak
memberitahukan rahasia ilmunya Pitung. Terpaksa Haji Naipin kasih tahu.
Kemudian Kumpeni segera menyusun strategi. Akhirnya di sebuah tempat yang tidak jelas persisnya, Pitung terdesak digempur pasukan Kumpeni, belum sempat dia mengeluarkan jurus ngilang, Kumpeni keburu menembak dia menggunakan peluru emas, akhirnya Pitung nyusruk
di tanah dengan dada berlumuran darah. Soal kelemahan Pitung banyak
cerita yang beredar, ada yang bilang kelemahan Pitung adalah dilempar
telur busuk baru bisa ditembak. Bang Somad sendiri tidak tahu persis
soal kelemahan Pitung, “Lha gua juga pan belon lahir. ” katanya
singkat.
Cerita Pitung memang sudah mengakar di kalangan
masyarakat Betawi, masalah benar atau tidaknya orang tidak peduli. Yang
jelas, sepak terjang Pitung dapat menjadi inspirasi buat kaum muda.
Sekarang, rumah panggung peninggalan Pitung masih berdiri, di rumah
itulah pernah tersulut gerakan heroik pemuda kampung, Pitung, si Robin
Hood Betawi (olva)

Kabari Nusantara"Si Pitung Robin Hood Betawi"

Gahar : Kuat, seram, berani
Tajir : Kaya
Bikin : Membuat
Saban ari : Setiap hari
Kumpeni : Kompeni, Belanda
Kesohor : terkenal
Naksir : Suka, menyukai
Biar kate : Biarpun, walaupun
Seenak udelnya : Seenaknya sendiri
Marsose Belande: Tentara Belanda
Demplon : Seksi
Nyerocos : Berbicara terus
Ngilang : Menghilang
Nyusruk : Jatuh tersuruk

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31467

Mohon beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Intero Real Estate

Lebih dari 1 juta rumah di Amerika

Klik www.InteroSF.com

Email : Info@InteroSF.com         Telp.  1-800 281 6175