Prestasi membanggakan
diraih tiga kampus yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan Universitas Komputer Indonesia (Unikom) pada ajang Trinity College
Fire- Fighting Robot Contest di Hartford City, Connecticut, Amerika Serikat
(AS) pada 9-10 April lalu. Kemenangan ini membuktikan,Indonesia sebagai negara berkembang berhasil mengaplikasikan
teknologi robot di jenjang perguruan tinggi.

Robot bernama Koplak dan Iron Fire ciptaan mahasiswa UGM berhasil meraih juara
pertama dan kedua,menyisihkan pesaing dari 41 tim internasional lain. Kemenangan
tim UGM juga diikuti tim dari ITB dan Unikom Bandung dalam kategori lomba
berbeda pada kompetisi robot internasional yang digelar ke-18 kalinya tersebut.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Suryo Hapsoro Tri Utomo mengutip Antara mengatakan, tim robotika
ini memang telah melalui masa seleksi di tingkat perguruan tinggi, regional dan
nasional.

Sejak awal Kemendiknas sudah optimistis bahwa mereka akan menang di tingkat internasional.
”Kemenangan tim robotika ini sangat membanggakan. Mereka mengharumkan nama
bangsa di dunia internasional,” kata Suryo Hapsoro.

Suryo menjelaskan, Koplak dan Iron Fire yang memberikan kemenangan di AS merupakan
robot yang memanfaatkan sensor panas untuk melakukan kegiatannya. Secara fisik
robot tersebut berbentuk kotak dengan memiliki empat roda. Secara sekilas
bentuk robot tersebut mirip dengan mobil mainan anak-anak.

Meski demikian, empat roda tersebut merupakan hasil rekonstruksi terbaru.
Sebelumnya saat kompetisi tingkat nasional di Universitas Muhammadiyah Malang 2010, Koplak dan Iron Fire hanya memiliki dua
roda. Penambahan roda menjadi empat untuk menstabilkan kemampuan gerak robot.
Dalam kompetisi di AS, kedua robot diharuskan mencari lilin dan memadamkannya
dengan memanfaatkan sensor panas yang dimiliki.

Sensor panas diletakkan secara berpasangan mirip mata di bagian tengah badan
robot. Sensor tersebutlah yang akan memandu robot untuk bergerak mencari lilin
dengan mendeteksi adanya panas dari lilin yang menyala. Sementara untuk
memadamkan lilin, tim Iron Fire meletakkan sebuah pipa besi yang dihubungkan
dengan selang plastik di bagian atas badan robot. Dalam kompetisi tersebut,
penilaian dilakukan berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan
pemadaman api lilin.

”Melalui sensor, robot Iron Fire yang kami rancang mampu mencari dan memadamkan
api dalam waktu kurang lebih sepuluh detik,” tutur anggota tim Iron Fire Luiz
Rizki Ramelan sebelum berangkat untuk berkompetisi. Koplak dan Iron Fire
bersaing dengan robot lainnya di sebuah labirin. Setiap robot diharuskan untuk
mencari lilin dengan menelusuri tempat yang memiliki banyak jalan dan lorong
untuk memadamkan apinya.

Meski demikian, upaya mencari lilin tersebut tidak dapat dilakukan dengan
mudah. Selain kerumitan dari lorong dan jalan yang harus dilalui, peserta juga
tidak mengetahui dari manakah robotnya mulai berjalan. Setiap robot juga
dihadapkan pada berbagai rintangan berbentuk polisi tidur serta tabung
penghalang jenis silinder besi.

”Keduanya berhasil menjadi yang terbaik dari 41 peserta yang ikut kompetisi,”
tutur Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama,dan Penelitian Fakultas
Teknik UGM,Prof Ir Jamasri PhD yang mendampingi mahasiswanya di Amerika Serikat.

Persiapan 1 Tahun

Sementara itu, tim robotika dari Unikom Bandung berhasil menjadi juara pertama
di kelas advance serta juara pertama dan kedua di kelas standard dalam kategori
robowaiter. Pada kategori robowaiter atau robot pelayan, dilombakan kemampuan untuk
bisa membantu orang cacat. Misalnya, membawakan sepiring makanan tanpa jatuh
dan tanpa menabrak orang yang dibantu. Untuk mendapatkan hasil memuaskan,
persiapan menjadi hal yang sangat penting.

Tim robotika Unikom 2011 sebelumnya telah melakukan persiapan selama satu
tahun. ”Pembuatan robot memang butuh waktu cukup lama,mulai dari riset sampai
implementasi. Untuk pertandingan sekarang pun menghabiskan waktu sekitar satu
tahun,”ujar Ken Kinanti, salah satu anggota tim robotika Unikom 2011.

Sepulangnya di Tanah Air
nanti, seluruh tim akan disambut oleh Mendiknas Muhammad Nuh. Mereka yang menang
akan diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36612

Untuk melihat artikel Pendidikan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :