KabariNews – Saat pertama datang ke Amerika, hal pertama yang saya cari adalah resto Indonesia atau minimal
Asian Market. Demi memuaskan rasa kangen dengan segala macam makanan favorit saya. Beberapa kali sempat mencoba resto yang memajang nama ‘Asian’ di area Washington, D.C., tapi kok belum ‘kena’ di lidah. Sampai akhirnya saya menemukan Satay Sarinah, yang bukan hanya pas di lidah, tapi juga pas suasananya. Indonesia banget!

Berasa di Indonesia

PhotobucketSekilas melihat resto ini dari depan, terlihat biasa saja. Apalagi resto ini terletak di pojok yang berderetan dengan resto, grocery store dan toko-toko lain. Tapi tengok dalamnya, langsung berasa di Indonesia! Dengan interior berhias pajangan lukisan pemandangan alam, boneka-boneka kayu pengantin Jawa Barat, Loro Blonyo (pengantin Jawa Tengah), ukiran kayu khas dari Bali dan berbagai daerah lainnya, dan nggak ketinggalan nuansa batik untuk tempat duduknya. Satu lagi, alunan musik tradisional yang bakal nemanin kita bersantap. Bakal lupa deh, kalau kita lagi di Amerika, hehehe!

Awalnya resto ini bernama Sarinah Satay House dan berlokasi di Georgetown, sejak dibuka pertama kali di tahun 1985 oleh Ibu Sara. Setelah itu pindah ke Alexandria, Virginia, di tahun 1999. Namanya berubah, Satay Sarinah. Beruntung lokasinya nggak terlalu jauh dari rumah saya, di Maryland. Dengan 45 menit berkendara, saya bisa memuaskan kekangenan saya untuk makan nasi goreng Jawa, sate, lontong rames dan minum es campur!

PhotobucketMenunya tetap sama dengan Sarinah Satay House tapi dengan resep yang berbeda. Sentuhan khas Jawa Timur,” aku Martinus Setiantoko, pemilik sekarang, yang mengambil alih dari tahun 2006. Menurutnya, resto ini sudah dikenal dengan menunya, “kalau menu dirubah, nanti takutnya pelanggan pada kabur,” candanya. Satay Sarinah untuk Sony, panggilannya, adalah perwujudan mimpinya. Mimpi memiliki resto sendiri, menuangkan ide dan meracik masakannya sendiri, sekaligus memperkenalkan masakan Indonesia ke seluruh dunia.

“Soalnya jumlah resto indonesia sampai sekarang masih tergolong sedikit dibanding resto Thai, Korea, Japanese dan lainnya. Saya dan istri selama dua tahun ini mengelola resto bersama dan bekerja keras untuk mempopulerkan kebudayaan kita lewat makanan atau barang khas Indonesia,” lanjut pria yang berbekal pendidikan perhotelan di Malang dan berkarier dari hotel ke hotel, resto ke resto, bahkan sempat kerja di kapal pesiar ini. Soal resep, merupakan resep keluarga tiga generasi yang turun-temurun dari nenek, ibu, dan sekarang ke tangan Sony.

Menu Dadakan

PhotobucketLupa daratan’ kita bukan hanya saat duduk dan menikmati suasana interiornya, tapi juga berlanjut setelah mencicipi makanannya. Rasanya pas. Kalaupun ada yang kurang menggigit pedasnya, wajarlah, karena prosentase para pelanggan bisa dibilang lebih banyak bule ketimbang orang Indonesia. Karena memang lingkungannya yang prosentase penduduk Indonesianya tak terlalu banyak. Tapi menurut saya, sangat terjangkau untuk yang tinggal
di Washington, D.C., Maryland dan tentunya di Virginia sendiri. Bukan masalah kan, kalau kurang pedas, tinggal minta tambahan sambal atau cabe rawit. Sonia, sang istri, turun sendiri menyuguhkan sambil rajin menyapa para pelanggan. Suasana pun makin menyenangkan.

Pertama kali saya datang, saya bingung mau makan apa. Pengen pesan semua! Menunya beragam dari mulai makanan pembuka seperti lumpia, kroket, tempe mendoan, soto ayam, tahu goreng. Kemudian makanan utama, dari mulai sate, nasi goreng Jawa, Nasi rames, sampai ketoprak. Menu penutup, dan pisang goreng, es teler, es campur, es kelapa muda, serta es krim green tea. Pengen tahu favoritnya saya? Lumpia goreng atau pangsit goreng sebagai pembuka, dilanjut Lontong rames atau sate kombinasi (chicken, beef, lamb), dan ditutup pisang goreng istimewa dicampur es krim vanilla. Sedap!

Photobucket

Kalau datang berombongan atau satu keluarga, bisa juga pesan Rijsttafel. Dengan $25, sudah dapat paket komplet dari mulai menu pembuka, utama dan mixed tropical fruit untuk penutupnya. Untuk yang vegetarian, nggak usah bingung, bisa diracik khusus untuk para vegetarian. Seru, kan! Jangan lupa, tanyakan pada Sonia, ada menu dadakan apa hari ini. Kenapa dadakan, karena suka-suka Sony aja pengen ada tambahan masakan apa pada hari itu yang nggak termasuk dalam deretan menu. Kalau beruntung, bisa nikmati semur lidah, bebek betutu, nasi uduk, atau gulai kepala kambing! (Riana)

 

 

Satay Sarinah
512-A South Van Dorn St.
Alexandria, VA
Ph : 703-370-4313
www.sataysarinah.com