Bom bunuh diri terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di kawasan Kepunton, Solo, Minggu (25/9) sekitar pukul 10.55. Dua  tewas dan 14 jemaat yang usai beribadah, terluka. Presiden meminta jajaran kepolisian mengusut tuntas bom bunuh diri itu.

Polisi telah mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi. Korban tewas yang diduga pelaku masih tergeletak telentang memakai celana dan kemeja putih keabuan.

Suharto, petugas keamanan Gereja, menuturkan kejadian tersebut terjadi pada saat kebaktian selesai, sekitar pukul 10.55 WIB. Saat itu para jemaat gereja sedang keluar dari gedung dan berada di halaman gereja. “Pelaku menunggu di luar pintu gereja dekat jemaat gereja yang akan keluar,” katanya melalui kantor berita Antara.

Dia mengaku tidak sempat memperhatikan pelaku sebelumnya. Namun dia menduga bom tersebut disimpan di tubuh bagian depan. “Perutnya terurai,” kata Suharto. “Warga Kepunton tak mengenali korban,” kata Bambang Sriwijadi, pendeta di Gereja Nusukan Solo, yang sempat datang sebelum polisi memberi garis polisi.
“Kami menduga dia bukan warga Gereja Kepunton karena kami tidak kenal,” kata Suharto. “Biasanya kalau jemaat gereja ini kami kenal semua.” Katanya.

Ledakan bom bunuh diri itu ternyata terdengar hingga satu kilometer. Eko, salah seorang warga Solo yang berada di Pasar Ledoksari, sekitar 1 kilometer arah timur dari lokasi kejadian, mengaku terkaget dengan bunyi ledakan itu. “Ledakannya cukup kuat, sehingga saya merapat ke lokasi,“ kata Eko.

Gereja itu tak jauh dari SPBU di kawasan Jebres menuju arah Kampus Universitas Negeri Sebelas Maret. Di sekitar gereja itu terletak deretan rumah-toko.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37342

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :