Tahun
ajaran ini, sistem sekolah negeri di Fairfax County telah bergeser dari buku
kertas ke buku elektronik untuk studi sosial di SMP dan SMA. Wakil Inspektur
sistem ini, Petrus Noonan, mengatakan perubahan itu dilakukan setelah buku-buku
digital digunakan di 15 sekolah tahun lalu. Noonan merujuk pada manfaat buku
elektronik, seperti kemampuan untuk memperbarui isi buku.

Ia mengatakan, “Dunia terus berubah. Buku-buku teks online bisa berubah
sejalan dengan peristiwa yang terjadi.” Para guru setiap hari akan menarik
keranjang beroda yang penuh dengan laptop ke sebuah kelas di SMA Falls Church
di Virginia, seperti diberitakan VOA News.

“Biasanya di daerah ini perlu 50 sampai 70 dolar untuk membeli sebuah buku
bagi setiap siswa, yang berarti mencapai sekitar delapan juta dolar untuk semua
siswa kami di Fairfax County. Sedangkan kami membeli semua buku pelajaran
online untuk siswa kami kurang dari enam juta dolar,” paparnya lebih
lanjut.

Para siswa menanggapinya dengan beragam, tetapi sebagian besar, termasuk
Melanie Reuter, menyukainya. Ia mengatakan, “Saya tidak perlu
membawa buku kemana-mana, jadi itu hal yang bagus.”

Namun,
untuk menjamin agar semua siswa memiliki akses internet di luar sekolah
merupakan tantangan. Sekitar 10 persen siswa di Fairfax County tidak memiliki
komputer atau akses internet di rumah. Stephen Castillo adalah salah satunya.
Ia mengatakan, “Sepertinya saya harus sering-sering pergi ke perpustakaan
atau pergi ke rumah teman.”

County lain
di sekitarnya juga mempertimbangkan menggunakan buku online. Gladys Whitehead,
Direktur Kurikulum Sekolah Negeri di Prince George County, mengatakan survei
menunjukkan 60 persen siswa memiliki akses komputer di rumah.

“Tahun depan kami akan mencobanya dengan satu kelas dan satu mata pelajaran
terlebih dahulu, jadi kami dapat melihat apa saja masalah yang muncul,”
ujarnya.

Noonan menambahkan, “Saya membayangkan masa depan di mana anak saya yang duduk
di kelas tiga SD tidak akan membawa lima buku teks pulang pergi dari sekolah ke
rumah. Tetapi dia akan membawa entah komputer tablet atau sejenis perangkat
yang bisa digunakan untuk mengakses informasi.” Sekolah-sekolah, kata
Peter Noonan, sedang mengambil langkah pertama menuju arah itu sekarang.

Sebenarnya
negara seperti Korea Selatan dan Jepang sudah memulai program seperti ini
sebelumnya. Selama setahun ini beberapa sekolah di Korea Selatan sudah membagikan computer
tablet kepada siswanya sebagai pengganti buku di sekolah.

Di
Indonesia, program ini masih jauh dari yang diharapkan. Pemerintah sudah
membeli beberapa konten mata pelajaran yang bisa diakses oleh siswa secara
digital, namun terkendala akses internet dan kepemilikan computer yang minim di
Indonesia. Sehingga proses belajar mengajar masih memakai buku.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37869

Untuk melihat artikel Amerika / Education lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :