Semuanya terkesan unik dan berseni bahkan terlihat di luar kebiasaan. Jika wanita era 2000- an selalu memakai
lipstik secara merata ke bibirnya, lain dengan wanita-wanita Tionghoa
yang hidup dalam masa dinasti-dinasti lalu.

Dibanding wanita masa kini,mereka malah lebih ekstrem
dalam bereksprimen memulas bibir. Misalnya saja dinasti antara Pre-Qin (221 SM)
dan Dinasti Han (202 SM-220 M). Mereka hanya memulas bibir bawah mereka dengan
titik merah besar.

Sedangkan bibir atas malah diberi bedak. Dalam dinasti Wei, Jin, dan North and
South Dinasti (220- 589), pemakaian lipstik di bibir atas hampir menyeluruh,
sementara di bibir bawah agak dibuat kontur atau dilukis hingga hanya
separuhnya saja yang terkena lipstik. Lain lagi dengan perempuan dalam Dinasti
Sui dan Tang. Perempuan di zaman ini lebih berani dengan memberi warna yang
sangat merah di bibir mereka. Pertama, mereka akan membubuhkan bedak di bibir,
kemudian membentuk pola bibir sesuai selera masing-masing. Saat itu, pola bibir
ceri, yaitu bentuk dan warna seperti buah ceri, sedang tren, hingga banyak yang
menggunakan pola seperti itu.

Mereka juga akan menambahkan dua titik merah di sudut bibir, seolah-olah titik
tersebut adalah lesung pipit. Bentuk lainnya yang juga populer di masa itu
ialah bentuk bunga kecil.Untuk membuatnya, lipstik dipakai melebihi bentuk
bibir, dengan bentuk seperti bagian atas bunga. Sementara bagian bawah bunga
dilukis di bibir bawah. Pola bibir di akhir masa Dinasti Tang berbeda
lagi.

Berdasarkan buku Records of the Unworldly and the Strange, ada 17 pola
dalam 30 tahun masa berlaku Dinasti Tang. Sementara untuk warna lipstiknya,ada
banyak warna, mulai dari merah, merah menyala,merah campur emas, merah muda dan
lain-lain.

Yang unik ialah di masa Dinasti Song (960-1279) dan Ming (1368-1644). Wanita-wanita di zaman ini memakai lipstik malah untuk terlihat maskulin.
Pemakaian lipstik juga hanya di bagian tengah bibir atas dan bibir bawah.Meski
begitu, pola buah ceri juga masih populer. Dinasti berikutnya, yaitu Dinasti
Qing (1644-1911), punya pola yang lebih aneh lagi. Bibir atas dipenuhi dengan
lipstik, tapi bibir bawah diberi pola seperti bagian bawah buah ceri. Ada pula
beberapa wanita yang menaruh titik buah ceri itu tepat di antara bibir atas
dan bibir bawah.

Di masa akhir Dinasti Tang,muncul ikon kecantikan bernama Lin Daiyu,yang
menjadi karakter utama di novel Dream of the Red Chamber,yang menjadi panutan
dalam memulas bibir. Tapi karena Lin adalah wanita dengan karakter yang
cantik namun rapuh secara fisik maupun mental, maka pola hiasan bibirnya pun
tak biasa, yaitu bibir atas seperti bentuk bunga bagian atas,namun bagian bawah
seperti bentuk jamur.

Meski kebanyakan wanita Tionghoa menggunakan lipstik berwarna merah, tapi
ada juga tata rias yang agak sedikit bernuansa ‘gelap’ dan tidak
biasa, yang disebut “tear make-up”. Ini adalah tata rias yang menambahkan
pelembap bibir berwarna hitam di bibir, meninggalkan kesan wajah yang sedih dan
sedang menangis. Tata rias yang ada di masa Dinasti Tang ini malah sempat
populer di dunia fashion dan tata rias masa kini

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37153

Untuk melihat artikel Mode & Gaya lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

__________________________________________________

Supported by :