Tidak takut mencoba, itulah moto yang tercermin pada diri Natasya Evelyn Alamsyah, mahasiswi program English for Business Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jawa Timur, yang berhasil mengalahkan 562 delegasi pada ajang Kompetisi Global Goals Model United Nation yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 14 Januari 2019 yang lalu.

Natasya sapaan akrabnya, berhasil meraih Favorite Video Challenge di Kuala Lumpur, Malaysia yang diselenggarakan oleh PBB.

“Kemenangan ini menjadi suatu berkah yang luar biasa bagi saya dan saya bisa melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan,” tutur Natasya saat ditemui Kabari di Kampus UK Petra, Sabtu (26/01).

Dalam kompetisi yang bertajuk Global Goals Model ini, awalnya diikuti sekitar 6000 peserta delegasi dari seluruh dunia yang terdiri dari dua babak dan mengambil topik Lets Realize 17 Goals for a Brighter World, untuk mengajak anak muda yang berusia antara 18 hingga 23 tahun untuk membuat paper sekaligus menjawab beberapa pertanyaan yang sesuai dengan topik sebagai bagian dari tahap pertama dan membuat video mengenai topik yang telah dipilih, setelah dinyatakan lulus pada tahap pertama.

Kemudian ada 17 sub tema dan dapat dipilih salah satu oleh peserta. Kompetisi, Dalam hal ini, Natasya mengambil sub tema air bersih dan sanitasi. Dan kebetulan, Natasya mendapat soal mengenai air bersih dan sanitasi negara Singapura. Selama 1 bulan, ia mencari data dan informasi mengenai air bersih data dan informasi mengenai air bersih dan sanitasi negara Singapura.

Natasya menceritakan pengalamannya, semula dirinya sempat tidak yakin bisa menyelesaikan paper ini oleh karena minim informasi. Hingga pada suatu hari, ia melihat debat salah satu Menteri di Singapura yang membahas air bersih dan sanitasi. Maka, itu menjadi bahan yang dalam untuk menggali informasi bagi Natasya.

Anak pertama dari dua saudara ini, akhirnya dapat menyelesaikan paper-nya dan mengirimkan hasil hak karyanya pada pihak penyelenggara. Setelah mendapat pengumuman bahwa dirinya lolos ke babak berikutnya, selanjutnya Natasya diminta untuk membuat video yang berkaitan dengan paper-nya.

“Kemudian saya membuat konsep video di Kediri daerah asal saya dengan durasi satu menit hanya dalam waktu satu hari saja”, kata Natasya.

Setelah dirasa cukup, Natasya kemudian mengirimkan video karyanya untuk berlaga dengan 562 delegasi dari 53 negara.

Menurut Natasya bahwa cara mengatasi masalah air bersih dan sanitasi, itu dimulai dari diri sendiri. Bukan dari orang lain.

Dalam videonya sebagai pembuka, gadis yang hobi menyanyi ini mempertanyakan, apakah benar sebagai anak muda merupakan agen perubahan?

Video yang dibuat Natasya mengisahkan sebuah kebiasaan anak muda yang notabenenya agen perubahan, tetapi masih sering membuang-buang air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bisa berubah setelah mengetahui bahwa air bersih itu ternyata itu penting untuk seluruh umat manusia di dunia.

“Jika kita sudah dengan sadar diri bahwa perlu menghemat air bersih dari kebiasaan kita sehari-hari dari mulai bangun tidur, maka kita secara otomatis membantu orang lain dari negara lain untuk tidak kekurangan air,” ucapnya

Konsep video yang sangat kuat inilah, akhirnya membawa Natasya meraih Favorite Challenge dan mendapatkan medali serta piagam penghargaan.