KabariNews, Kekerasan pada perempuan setiap hari seakan tiada hentinya. Kasus kekerasan terhadap perempuan tiap tahun semakin bertambah. Data dari UNFP (United Nations Population Fund), kasus kekerasan perempuan di Indonesia meningkat 25 persen pada tahun 2017  dibandingkan pada tahun 2016.

Melihat hal ini, sekaligus memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang jatuh setiap tanggal 25 November, Petra Little Teatre (PLT) dan Kelas stage Production Program English for Creative Industry (ECI) Universitas Kristen Petra Surabaya menggelar pementasan bertajuk “A Story of Wounds”.

“Saya menganggap isu kekerasan dalam rumah tangga ini merupakan isu penting, akan tetapi tabu dibicarakan di masyarakat. Saya ingin berkata, jika masyarakat melihat hal ini bertindaklah dan jangan diam saja”, Urai Jessie Monica selaku penulis naskah disela-sela pementasan.

Pementasan berlangsung di Gedung pertunjukan UK Petra Surabaya, Kamis (15/11).

Dalam pementasan ini Jessie, menggandeng Cristian Xenophanes seorang komposer asal Surabaya untuk menggarap musiknya dan Stefanny Irawan yang merupakan dosen dan Sekretaris ECI sebagai sutradaranya.

Karya ini mengisahkan kekerasan dalam rumah tangga keluarga baik-baik di mata masyarakat, Dan bagaimana orang-orang disekitarnya menyikapi hal ini, termasuk akhirnya pada si korban atau penyintas itu sendiri.

Kisah yang bercerita karakter yang bernama Nina seorang pelukis yang sempat tinggal di Bali, berdurasi 105 menit terdiri dari babak dengan tujuh pemerannya. Diceritakan, Nina terpaksa kembali ke kota asalnya karena ayahnya sakit. Saat berada di kota asalnya, ia bertemu dengan seorang laki-laki dari keluarga baik-baik dan kemudian mereka menikah.

Permasalahan dimulai ketika Nina menemukan sisi gelap suaminya saat berada dibawah pengaruh alkohol sebagai biang kekerasan. Suaminya suka melakukan tindakan kekerasan terhadap Nina. Tak heran jika wajah dan tubuh Nina menjadi sasaran kekerasan suaminya.

Masih Jessie yang memaparkan hasil wawancaranya dengan para korban kekerasan yang pada umumnya merasa dirinya layak atau pasrah mendapat perlakuan tidak manusiawi dan tidak berani mencari pertolongan.

“Inilah salah satu akibat anggapan masyarakat  bahwa kekerasan di rumah tangga tabu untuk diketahui. Dan akhirnya kekerasan yang dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya dianggap wajar terjadi dalam rumah tangga”, ungkapnya.

Cerita dalam A Story of Wounds diangkat dari kisah nyata seorang penyintas yang telah sembuh dari traumanya.

Jessie berharap, dengan karyanya dirinya ingin menggugah masyarakat untuk memiliki kesadaran atas kekerasan dalam rumah tangga dan membantu para penyintas, sekaligus untuk menyampaikan bahwa kekerasan terhadap siapapun dan dengan dalih apapun, tidak dapat dibenarkan.