KabariNews – Setiap manusia lahir dibekali dengan potensi dan kelebihan diri, mengimbangi hakekat manusia yang lemah dan penuh kekurangan. Karenanya salut kepada para pelatih yang berhasil menggali ‘mutiara’ dalam diri para putra Bangsa ini sehingga menjadi atlet andal dan berprestasi dunia di Special Olympics World Games di Los Angeles baru lalu. KABARI merekam detik-detik bersejarah itu untuk Anda.

36 Medali Untuk Ibu Pertiwi

Beberapa Medali Soina

Beberapa Medali Soina

Tim Special Olympics Indonesia (SOIna) kembali berpartisipasi dalam Special Olympics World Games yang kali ini digelar di Los Angeles. Dalam ajang olahraga internasional empat tahunan ini, delegasi Merah Putih yang dipimpin oleh Mustara Musa tersebut mengirimkan 40 atlet berkebutuhan khusus yang berbakat berikut para pelatih dan Tim Medis SOIna. Atlet-atlet tersebut berkompetisi di 7 cabang olahraga, yakni akuatik, atletik, basket, bocce, bulu tangkis, sepak bola, dan tenis meja. Setelah bertanding secara ketat dengan atlet-atlet dari 164 negara lainnya, kontingen Indonesia berhasil memboyong 19 medali emas, 12 medali perak, dan 5 medali perunggu. Perolehan tersebut melampaui target awal 15 medali emas yang bertolak ukur pada prestasi tim SOIna di World Games 2011 Yunani. Asisten Deputi Pengembangan Penghargaan dan Promosi Kemenpora Chandra Bhakti yang turut hadir di Los Angeles mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah ada kesetaraan bonus untuk para atlet SOIna yang berhasil membawa pulang medali. Kesetaraan bonus atlet SOIna dengan atlet-atlet Nusantara lainnya merupakan instruksi langsung dari Presiden Jokowi. Adapun nominal netto yang akan diterima oleh atlet SOIna peraih medali emas, perak, dan perunggu berturut-turut adalah 200 juta, 50 juta, dan 30 juta rupiah.

Atlet SOIna Pecahkan Rekor Dunia

Anggi Afriansyah, Atlet akuatik SOIna dan pemecah rekor

Anggi Afriansyah, Atlet akuatik SOIna dan pemecah rekor

Di samping merebut 36 medali, kontingen Indonesia juga berhasil memecahkan rekor dunia di ajang World Games kali ini. Berdasarkan keterangan yang dirilis oleh pihak panitia kepada perwakilan media, atlet akuatik Anggi Afriansyah berhasil memecahkan rekor untuk kategori renang gaya dada 50 meter dengan rekor waktu 36.57 detik. Selain memecahkan rekor dunia, atlet asal Jambi tersebut juga merupakan anggota kontingen Merah Putih yang menyumbangkan medal emas pertama untuk Indonesia.

Bincang Atlet & Pelatih SOIna

Berikut adalah ringkasan hasil wawancara Stanley Chandra dari Kabari News dengan beberapa anggota kontingen Merah Putih dari berbagai cabang olahraga.

Atletik

Tim Atletik SOina

Tim Atletik SOina

Kontingen Indonesia untuk cabang atletik terdiri dari 4 atlet putra (Fadli Amirullah, Oristo Asbanu, Kristanto, Neldi), 3 atlet putri (Verni Natonis, Ni Made Semiati, Putri Wulandari), dan 2 pelatih (Fauzan dan Marini).
Dalam World Games kali ini, mereka mengikuti 15 nomor lomba. Sebelum benar-benar berkompetisi, mereka terlebih dahulu menjalani divisioning guna menempatkan masing-masing atlet di kategori yang tepat. Besar harapan tim atletik untuk kembali menelurkan medali emas lantaran tidak berhasil memboyongnya di ajang World Games Yunani 2011. Mimpi itupun menjadi kenyataan saat Fadli Amirullah berhasil meraih medali emas di final lompat jauh.
Selamat ya!, terus berprestasi!

Bulu Tangkis

Tim Badminton SOina

Tim Badminton SOina

Untuk cabang olahraga bulu tangkis, tim SOIna diwakili oleh 2 atlet putri (Ika Damayanti dan Rachma Handayani) dan 2 atlet putra (Dhimas Prasetyo dan Indra Prayudi) dengan didampingi oleh Syaiful Bachri sebagai pelatih.
Menurut sang pelatih, mereka telah mempersiapkan diri selama satu setengah bulan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta. Karena bersamaan dengan bulan puasa, pelatihan dilakukan mulai pagi sampai setengah enam sore sebelum maghrib dengan masing-masing sesi latihan selama kurang lebih 3 jam.

Selain berlatih dengan tekun, Syaiful juga menerapkan berbagai pantangan makanan dan minuman untuk para atlet binaannya. Pantangan tersebut antara lain makanan asam dan pedas, serta minuman yang tidak boleh dingin.
Saat ditanya kesan selama bertanding di Los Angeles, keempat atlet merasa bahagia dan seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Semangat selalu untuk berolahraga dan berprestasi.

Tenis Meja

Tim Pingpong SOina

Tim Pingpong SOina

Tim SOIna untuk cabang olahraga tenis meja (pingpong) terdiri dari 2 atlet putri (Anugrah Ilham dan Yuni Khasanah), 2 atlet putra (Rocky dan Muhammad Fahmi Salam), satu pelatih (Hamdillah Rasyid), beserta seorang asisten pelatih (Titania Suardika). Berdasarkan pemaparan sang pelatih, masa persiapan untuk World Games 2015 dimulai sejak Pekan Olahraga Nasional 2014 yang diikuti dengan berbagai seleksi bertahap.

Beberapa faktor yang mendasari seleksi tersebut adalah prestasi calon atlet, pemerataan daerah di lingkup NKRI, dan jenis kelamin. Teknik dan strategi merupakan bagian dari pelatihan sehari-hari, dilengkapi dengan drill-drill setiap hari, seperti bagaimana melakukan serve, forehand, backhand, spin, dan smash. Menjelang keberangkatan ke LA, atlet-atlet dimantabkan dengan berbagai latihan strategi melalui berbagai uji coba dengan pelajar DKI Jakarta.

Untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka, para atlet juga melakukan try out dengan atlet Special Olympics DKI Jakarta. Berkat usaha dan kerja keras tersebut, tim SOIna dari cabang olahraga tenis meja berhasil menyumbangkan 3 medali emas, 4 medali perak, dan 1 medali perunggu untuk Ibu Pertiwi. Ketika ditanya kesan selama berada di Los Angeles, semuanya mengaku merasa senang terutama karena mendapat kawan baru dan juga dapat berlatih berbahasa Inggris.

BELAJAR DARI SOina

Selain unjuk kebolehan melalui berbagai cabang olahraga, kerja keras dan disiplin atlet-atlet SOIna juga sangat menginspirasi. Sebut saja Fazar Noor, atlet tuna grahita asal provinsi Kalimantan Tengah dari cabang olahraga bocce. Akibat cerebral palsy yang dideritanya, ia sempat terjatuh dan mengalami kram yang disebabkan oleh tekanan dalam otaknya.

Ia pun ditanya pelatihnya, apakah masih mau melanjutkan untuk berkompetisi atau tidak. Namun, sakit itu tidak memadamkan semangat dan kegigihannya untuk terus berjuang.
Dengan menjawab “Ya, saya ingin melakukan ini untuk Indonesia”, lalu ia melanjutkan pertandingan dan akhirnya berhasil meraih medali emas.

Para atlet juga menunjukkan sportivitas yang tinggi, menghormati lawan tanding, serta menghargai berbagai pihak yang terlibat. Di setiap kemenangan ataupun kekalahan yang terjadi, para atlet selalu bersalaman, bahkan berpelukan dengan lawannya.

Tidak jarang, mereka bertukar pin Special Olympics yang unik dari masing-masing negara. Pada akhir pertandingan, mereka juga tidak lupa untuk bersalaman lagi dan berterima kasih kepada seluruh wasit dan staf yang terlibat dalam masing-masing kompetisi. (1014)

Profisiat dan maju terus tim Special Olympics Indonesia!

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/79718

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Rumah

 

 

 

 

kabari store pic 1