Namanya menjadi sorotan tatkala dirinya mundur sebagai
Menteri Keuangan Kabinet Indonesia II. Wanita lulusan University Of
Illinois ini memilih bergabung dengan Bank Dunia memegang jabatan yang
sangat prestisius, Managing Director, atau hanya satu tingkat di bawah
Presiden Bank Dunia Robert Bruce Zoellick.

Sri Mulyani Indrawati dikenal cerdas, tegas dan berintegitas.
Bakatnya sebagai ekonom tangguh sudah terlihat kala dirinya sering
menjadi narasumber ekonomi oleh media, pada masa pemerintahan Soeharto.
Banyak pemikiran kritis yang dilontarkan Sri Mulyani terhadap kebijakan
ekonomi Soeharto waktu itu. Sejumlah kalangan yakin bahwa kelak Sri
Mulyani akan menjadi sosok penting bagi Indonesia.

Sri Mulyani Indrawati yang akrab dipanggil Mbak Ani, lahir dari
kalangan terpelajar pasangan Prof. Satmoko (alm) dan Prof. Dr. Retno
Sriningsih Satmoko (alm). Pasangan ini memiliki sepuluh anak, semuanya
telah menjadi orang hebat. Empat orang menjadi dokter, empat insinyur,
dan dua orang ekonom termasuk Ani. Ani sendiri adalah anak ketujuh.
Dengan bimbingan orangtua yang mengutamakan pendidikan anak-anaknya,
lulusan SMA Negeri 3 Semarang ini berhasil
masuk ke Universitas Indonesia pada tahun 1980 mengambil jurusan
ekonomi.

Setelah bergelar Sarjana Ekonomi, Ani lalu mendapatkan beasiswa untuk
studi di Amerika Serikat. Dia diterima di University Of Illinois Urbana
Champagne sebagai mahasiswi program master (S-2) bidang kebijakan
ekonomi publik selama tiga tahun. Selesai program master, Ani meneruskan
program doktoral (S-3) di universitas yang sama dan meraih gelar Ph.D.
Ekonomi. Total Ani menempuh pendidikan selama kurun waktu lima tahun di
Amerika (1988 s/d 1992).

Sepulangnya dari Amerika, Ani kembali sibuk dengan sejumlah pekerjaan
di bidang penelitian dan pengembangan ekonomi di kampusnya, Universitas
Indonesia, serta menjadi anggota ahli ekonomi sejumlah tim yang
dibentuk beberapa Kementerian.

Karena kiprahnya, nama Ani disebut-sebut bakal duduk dalam kabinet.
Namun sampai tiga pemerintahan berganti sejak Soeharto tumbang, Ani
belum juga diberi kesempatan.

Dia lalu sempat kembali ke Amerika dan menjadi konsultan USAID yang berkantor di Atlanta pada tahun 2001
selama satu tahun. Kemudian, dia terpilih menjadi Executive Director
Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12
negara Asia Tenggara (South East Asia/SEA
Group).

Jabatan Executive Director IMF ini terkait
dengan menentukan berbagai program dan keputusan (action) yang harus
diambil IMF. Jadi ia tidak hanya mewakili
kepentingan Indonesia. Namun mewakili kepentingan negara-negara anggota
di lembaga IMF maupun forum internasional yang
relevan. Posisi ini memberinya kekuasaan penuh untuk bicara dan
menyuarakan pemikiran, pertimbangan, maupun keprihatinan negara-negara
di kawasan Asia Tenggara.

Dengan demikian ia juga mempunyai kewenangan untuk melihat dan
mengevaluasi, baik kondisi perekonomian Indonesia maupun cara operasi
dan prioritas program IMF di dunia. Serta
mempunyai banyak kesempatan untuk ikut memperbaiki orientasi program IMF di banyak negara maupun mengatasi dan ikut
menyelesaikan masalah global, terutama yang berhubungan dengan
arsitektur keuangan dunia, keuangan pemerintah, serta berbagai
perkembangan dan pembangunan institusi yang diperlukan negara yang ingin
bergabung dalam sistem global yang penuh resiko dan ketidakpastian
pasar.

Di Amerika ibu Dewinta Illinia, Adwin Haryo Indrawan, dan Luqman
Indra Pambudi dari perkawinan dengan Tonny Sumartono yang bekerja
sebagai Penasehat Yayasan Bhakti Astra ini, juga banyak memberikan
saran dan nasihat mengenai bagaimana mendesain program S-2 untuk
perkuatan universitas di daerah maupun program USAID
lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia
juga pernah mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di
Georgia University serta banyak melakukan riset dan menulis buku.

Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering mengikuti
seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional daripada di
Indonesia. Sangat banyak yang mengundangnya untuk seminar, seperti dari USINDO, USAID, University
of California San Diego, IMF, World Bank Asia
Pacific Department, University of Columbia, antara lainnya.

Tiga tahun di Amerika, barulah pada pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono, nama Ani masuk dalam bursa kabinet. Ketika itu sejumlah pihak
menyangsikan kredibilitas Ani karena latar belakang IMF-nya.
Tapi Ani menjawab tegas, bahwa kehadirannya di kabinet bukan sebagai
kepanjangan tangan IMF, tetapi amanah negara
yang diembankan kepadanya.

Jabatan menteri adalah jabatan fungsional sekaligus politik. Maka
ketika dia masuk kabinet sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada
Oktober 2004 menggantikan Kwik Kian Gie yang berasal dari Partai
Demokrasi Perjuangan (PDI-P), Ani menjadi satu
dari sedikit pejabat non partisan di Kabinet Indonesia Bersatu jilid
pertama.

Ani menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional kurang
lebih satu tahun, kemudian dalam perombakan kabinet pertama, Ani
dirotasi menjadi Menteri Keuangan sejak 5 Desember 2005. Posisi ini
adalah posisi yang penting dan strategis manakala ekonomi Indonesia
masih tengah berjuang dari himpitan krisis global.

Selama menjadi Menteri Keuangan Ani termasuk berhasil menjaga
stabilitas perekonomian yang berbasis penguatan mikro ekonomi. Setiap
tahun inflasi Indonesia jarang meleset dari prediksi awal Ani yang telah
membuat desain kebijakan yang tepat sasaran.

Sebuah pidato Ani di sidang tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Singapura juga cukup
menghentak peserta sidang. Dia mengkritik pola kerja kedua lembaga
tersebut. Baginya, kedua lembaga itu hanya bisa mengirimkan tim besar
dari Washington dengan kerja hanya mendiagnosis dan memberi resep dalam
waktu dua pekan.

Dia menginginkan kedua lembaga itu lebih bersikap sebagai rekan kerja
ketimbang tukang ceramah. Menariknya, kritik itu disampaikan oleh orang
berkantor di lantai 13 gedung markas pusat IMF
di 19th Street, N.W, Washington DC, dan dikenal cukup akrab dengan dua
lembaga tersebut. Tapi Sri Mulyani menolak tegas semua pandangan yang
menganggapnya perpanjangan tangan IMF.

Karena kredibilitas dan kapabilitasnya itu, Ani dianugrahi
penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia tahun 2006 oleh
Emerging Markets pada 18 September 2006. Ia juga terpilih sebagai wanita
paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan
wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia
bulan Oktober 2007.

13 Juni 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani dipercaya
memegang jabatan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Koordinator Perekonomian
menggantikan Boediono yang diangkat menjadi Gubernur BI. Sejak itu
hingga masa kerja kabinet Indonesia Bersatu habis, praktis Ani merangkap
jabatan.

Di masa Kabinet Indonesia bersatu jilid II, posisi Ani tak
tergoyahkan. Dia tetap menjabat Menteri Keuangan, sementara jabatan
Menteri Koordinator Perekonomian diberikan kepada Hatta Radjasa.

Di periode keduanya sebagai Menteri Keuangan, Ani membuat sejumlah
gebrakan. Salah satunya mereformasi Kementerian Keuangan (dulu disebut
Departemen). Dia menginginkan lembaga tersebut menjadi lembaga yang
akuntabel dan profesional. Ani juga yang membuat sistem punish and
reward
sehingga akhirnya muncul kebijakan remunerasi di Kementerian
Keuangan terutama di lingkungan Direktorat Pajak dan Bea Cukai.
Remunerasi ini berupa tunjangan uang kepada pegawai yang berprestasi.

Namun apa daya, sederet prestasi gemilang Ani seolah terlupakan
ketika dirinya dibidik oleh DPR karena
dianggap bertanggung jawab dalam kasus penalangan dana ke Bank Century
yang terjadi pada periode 2008-2009.

Sejumlah kalangan memang tidak meragukan kapasitas dan integritas
Ani, namun posisinya sebagai Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) saat
pengucuran dana Century berlangsung, menyulitkan dirinya. Seperti
diketahui, opsi bailout Bank Century diputuskan dalam rapat KSSK yang dipimpin Ani.

Sepanjang Januari hingga Mei 2010, bersama wakil Presiden Boediono
praktis Ani menjadi sorotan media akibat kasus Century ini. Tapi Ani
bukan perempuan yang lembek, dia membuktikan integritasnya dengan tetap
mengikuti proses penyelidikan.

Pada awal Mei datanglah kabar mengejutkan. Ani ditunjuk oleh bank
Dunia menjadi Managing Director. Surat penunjukan ini dikirim secara
resmi oleh Presiden Bank dunia Robert Bruce Zoellick kepada Presiden SBY tertanggal 25 April 2010 dan diterima Presiden
pada 30 April 2010.

Sebelumnya Ani sempat memberikan keterangan kepada KPK
soal kasus Century di gedung Kementerian Keuangan. Sehari setelah
pemeriksaan itu, entah berasal dari sumber mana, bocorlah informasi Ani
akan bekerja di Bank Dunia. Tapi berita itu ternyata benar, karena Ani
mengkonfirmasinya pada 5 Mei 2010.

Ani resmi mengajukan surat pengunduran diri sebagai Menteri Keuangan
kepada Presiden pada tanggal 7 Mei 2010. Hari itu juga, pada malam
harinya Presiden SBY menggelar jumpa pers dan
menyatakan menerima pengunduran diri Ani.

“Respons saya adalah saya menyetujui setelah juga mendengarkan
permohonan dari Ibu Sri Mulyani Indrawati untuk menjabat sebagai
managing director di Bank Dunia. Dengan catatan, sebelum menempati
posisi yang baru, saya berharap Ibu Sri Mulyani merampungkan tugas-tugas
dan urusannya di dalam negeri,” tutur SBY
dalam pernyataan resminya di Kantor Presiden, Jakarta pada 7 Mei 2010.

Presiden SBY juga mengatakan, Indonesia
telah kehilangan salah seorang menteri terbaiknya. “Kita mengetahui,
bahwa selaku menkeu, Ibu Sri Mulyani telah bekerja keras untuk
mengembangkan kebijakan fiskal yang tepat,” tutur presiden sembari
menyatakan akan segera menetapkan pengganti Ani sebelum 1 Juni 2010.

Sri Mulyani bakal berkantor di Washington DC, AS. markas Bank Dunia
pada 1 Juni mendatang. Posisi Ani menggantikan Juan Jose Dubaob yang
telah menyelesaikan masa tugasnya.

Dia akan berfungsi sebagai penasihat utama Presiden Bank Dunia Robert
Bruce Zoellick, dan akan bertanggung jawab atas tiga wilayah Bank Dunia:
Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Timur
dan Pasifik, serta mengawasi Information Systems Group.

Dua Direksi lainnya adalah Graeme Wheeler dari Selandia Baru dan Ngozi
Okonjo-Iweala dari Nigeria.

Di Bank Dunia, Managing Director merupakan jabatan tertinggi kedua
setelah presiden yang kini diduduki Robert Bruce Zoellick, mantan wakil
menlu AS. Zoellick bertugas sejak 1 Juli 2007 menggantikan Paul D.
Wolfowitz.

Akhirnya, dengan posisinya itu maka menjadikan Ani sebagai orang
Indonesia pertama yang menjabat Managing Director di Bank Dunia.

Biografi singkat,
Nama:
Dr. Sri Mulyani Indrawati
Lahir:
Tanjung Karang, 26 Agustus 1962

Jabatan utama :
– Menteri Keuangan Desember 2009-Mei 2010
– Plt menko Perekonomian KIB, Juni 2008-2009
– Menteri Keuangan KIB, Desember 2005-2009
– Menneg PPB/Kepala Bappenas, Oktober
2004-Desember 2005
– Executive Director IMF mewakili 12 negara
Asia Tenggara (2002-2004).
– Konsultan USAID di Atlanta, Georgia, Amerika
Serikat (2001-2002)
– Dewan Ekonomi Nasional (1999-2001)

Suami:
Tonny Sumartono

Anak:
Dewinta Illinia, Adwin Haryo Indrawan, dan Luqman Indra Pambudi

Pendidikan:
1981 – 1986 Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Sarjana Ekonomi
1988 – 1990 University of lllinois Urbana Champaign, USA.
M.Sc. of Public Policy Economics
1990 – 1992 University of lllinois Urbana-Champaign, USA.
Ph.D. of Economics

Spesialisasi Penelitian
• Ekonomi Makro
• Ekonomi Keuangan Negara/Publik
• Ekonomi Moneter dan Perbankan
• Ekonomi Tenaga Kerja

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?34916

Untuk
melihat Berita Indonesia / Profil lainnya, Klik
disini

Klik
disini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon
beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported
by :