Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian
(BPPTK) Yogyakarta resmi menaikkan status
Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga. Perubahan status Merapi tersebut
berlaku mulai Kamis (21/10) pukul 18.00 WIB.

Kenaikan status Gunung Merapi itu langsung diinformasikan dari kantor BPPTK
kepada petugas di pos-pos pemantauan melalui radio. Sejak tanggal 20 Oktober
kemarin, seismisitas meningkat semakin tajam. Gempa mulitifase mencapai 479
kali, gempa vulkanik terjadi 39 kali, dan gempa guguran sebanyak 85 kali.
Selain itu guguran dalam skala sedang semakin sering terjadi dengan jarak
luncur 3,5 kilometer.

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi Surono, semua
parameter pantauan aktivitas Gunung Merapi meningkat, sehingga status dinaikan
ke level siaga. Selain itu, tingkat kegempaan dan emisi SO2 meningkat dan
temperatur di sekitar puncak juga terus naik.

“Yang membedakan aktivitas Merapi pada tahun ini dengan tahun-tahun
sebelumnya adalah gempa vulkanik lebih energik dan besar. Tipe Gunung Merapi
ini berbeda dengan gunung merapi umumnya,” jelas Surono.

Gunung Merapi tersebut, kata Surono, aktivitas pembentukan kubah lavanya
diikuti dengan awan panas. “Gunung Merapi ini juga pernah mengalami
eksplosif pada tahun 1930 jadi tidak menutup kemungkinan hal itu akan terulang
kembali,” katanya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35756

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Klik di sini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :