63 tahun sudah Indonesia merdeka, 4 jaman telah dilalui. Mulai dari Revolusi, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Namun di bumi yang _ijo royo-royo ini ternyata masih ada saja veteran yang dulu berjuang demi kemerdekaan Republik, hidupnya kini malah terlunta-lunta dan menderita.

“Negara sudah merdeka, tapi saya belum.” kalimat yang dilontarkan Pak Mustafa itu serasa menghujam ulu hati. “Sampai sekarang saya masih harus berjuang untuk bisa hidup sebagai kuli panggul dan pendorong gerobak,“ ujar veteran perang anggota Batalyon Siliwangi. Di usianya yang menjelang 84, Mustafa masih saja bekerja keras.
Rata-rata para veteran mendapat tunjangan hidup Rp 600 ribu sebulan. “Bagaimana bisa hidup layak dengan uang segitu.” ujar ayah 5 anak dan kakek 15 cucu ini. Keadaan tersebut memaksanya harus bekerja keras, mulai dari beduk Subuh hingga menjelang Mahgrib, “Apapun saya kerjakan, yang penting halal, tidak ngemis. Bantu dorong gerobak, dikasih upah ya Alhamdulillah, gak dikasih ya kagak apa-apa, karena saya lakukan dengan ikhlas.” ujarnya dengan logat Betawi kental. Setiap pagi Pak Mustafa bekerja sebagai tukang sampah Pasar Minggu. Tugasnya menyapu dan mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar pasar. Menjelang sore ia ‘alih profesi’ menjadi pendorong gerobak di perlintasan rel kereta Api Pasar Minggu-Depok. Ia membantu mendorong gerobak milik siapa saja yang ingin melintasi rel. Kadang diberi uang kadang tidak.
Profesi tukang sampah pasar bahkan ia telah jalani sampai 30 tahun lebih.
“Habis perang sampai tahun 1949 saya pulang, dan nggak mau ikut perang lagi, udah capek tiap hari dihujanin pelor, jadi saya memilih menjadi petenak beberapa tahun, kemudian mencoba jadi pedagang buah dan akhirnya jadi kuli sampai sekarang. setiap hari saya di pasar ini dari subuh sampe jam empat sore, trus langsung nongkrong di lintasan rel.” ungkapnya.
Menjadi seorang veteran merupakan kebanggaan bagi Pak Mustafa. Namun kebanggaan tinggal kebanggaan, Pak Mustafa menyadari betul ia tidak bisa hidup kalau cuma bermodal bangga.
Pak Mustafa berharap pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan anak dan cucu para veteran, “Perhatikan kita yang dulu berjuang demi negara, bukan penghormatan yang kita mau, tapi kepedulian terhadap kita. Bukan mereka yang berdasi dan berpendidikan tinggi, tapi kita rakyat jelata, gembel, yang telah memperjuangkan bangsa ini mati-matian. Ini saya masih hidup, lha nasib orang-orang yang udah pada mati, bagaimana nasib keluarganya?” umpatnya menyala-nyala.
Demikian juga keluhan Pak Tato, veteran lain yang sempat ditemui Kabari, “Kita turut berjuang hingga negara ini merdeka seperti sekarang. Itu suatu kebanggan, tapi kenyataannya negara ini tidak mengingat orang-orang veteran. Kita baru menerima tunjangan setelah tahun 80-an, Jadi sebelumnya selama habis merdeka sampai tahun 80-an kita makan ‘angin’. Dulu pas jamannya Bung Karno tahun 1959-an veteran sempat dapat jatah sembako, tapi kemudian tidak mendapat jatah lagi.” tandas Pak Tato.
Pak Tato juga berkisah, masa perjuangannya dulu saat pindah-pindah kampung, keluar masuk hutan tidak satu sen pun mereka terima. “Dari tahun empat lima sampai lima puluh tidak satu orang pun yang menggaji kita, siapa yang memberi makan? Ya, rakyat. Jadi kalau kita tinggal di perkampungan atau kelurahan, rakyat membuat dapur umum dan kasih makan untuk para tentara. Bukan balasan yang kita minta, tapi ya mbok kita diberikan penghormatan yang semestinya sebagai seorang veteran yang turut berjuang.” tegas mantan Ketua Ranting Veteran Cabang Pasar Minggu.
Nasib para veteran seperti Pak Mustafa dan Pak Tato merupakan gambar muram bangsa ini. Bagi mereka, kemerdekaan menjadi begitu nihil tatkala mereka harus berjuang sendirian menyiasati hidup. Meski akhirnya Pak Tato dan Pak Mustafa mengamini sebuah kesimpulan sederhana. Merdeka ya, sejahtera belum.(pipit)

Untuk Simak Video dengan Pejuang Veteran:

Part 1, Klik Disini

Part 2, Klik Disini

Part 3, Klik Disini

Allan A Samson

Allan A. Samson Specialize di bidang Imigrasi Amerika

 Telp. 415 391 4949        Email : allan.samson@sbcglobal.net

atau Klik Video Disini